Mjj, 

Kooperasi di belahan barat sudah seakan-akan cultur popular. Orang 
berorganisasi menjadi bagian dari dirinya. Dan sistem ini diperkuat oleh sistem 
struktural negara. Contoh sederhana, semua bantuan UNION EUROPA akan diberikan 
kepada petani atau pelaut melalui persatuan yang mereka miliki. Jika 
teman-teman cermat mengamati bahwa di Europa bulan Mei lalu, beberapa negara 
sempat lumpuh karena kooperasi supir truk mengadakan mogok kerja. Dan kebetulan 
pada saat yang sama saya ikut demo dengan kooperasi pelaut di Spanyol. 
Kooperasi itu bukan semata-mata solusi ekomi kecil seperti hitung-hitungan 
sederhana yang saya buatkan sebelumnya, tetapi ia menjadi sistem kontrol 
politik KESEJAHTERAAN terhadap pemerintah. Well,....lebih baik ke topik ARON. 

Aron adalah sebuah nilai KULTUR, bingung saya mau menjelaskan apakah ada nilai 
lain yang lebih tinggi dari sebuah nilai kultur. SAya sebetulnya menantang 
teman-teman untuk melihat lebih dalam mengapa ARON itu mati suri. Berikut saya 
buatkan analisis sederhana, sejak kebun-kebun jeruk tumbuh berkembang di tanah 
karo khusunya di sekitar berastagi, ARON akhirnya mati pelan-pelan, dan yang 
muncul adalah pekerjaan kontrakan, atau NGEMAU. Jadi tidak sedikit orang yang 
hidup dari MENGEMAU ( mudah-mudahan bahasa karonya tidak salah). Artinyn ini 
adalah sistem kapitalis pertanian murni, ada pemilik kebun (kapitalis) ada ada 
pekerja. Dan ujung-ujungnya ARON pun mati suri karena fungsinya tidak lagi 
diperlukan. 

Kenapa saya katakan mati suri? Karena pada dasarnya ARON ini masih dibutuhkan, 
bahkan oleh "petani kapitalis" sekalipun. Jika anda membaca tulisan dan 
gambaran yang saya sebutkan sebelumnya tentang sepuluh petani membeli pupuk 
secara bersama maka ARON itu tidak perlu mati. Bila dulu kapitalnya adalah 
tenanga maka mungkin saat ini kapitalnya adalah "keingingan membeli pupuk atau 
obat secara bersama" 

mjj,
advent tambun


      

Reply via email to