Talang ka pemikirenku iban impal anak sintengah Ginting mergana enda.Emkap ibas 
poin kerna `Pustaka Mula Jadi'. Terutama, bila ternyata ini merupakan literatur 
tertua Karo. Pertimbangan saya, sejarah merupakan rangkaian dari sejarah 
sebelumnya. Kalau yang dilihat cuma sejarah yang ada tanpa mempertimbangkan 
rangkaian sejarah sebelumnya.... ntah kuga ka ndia kari, nina ukurku.
 
Kita butuhkan akademisi... Era Kebangkitan Karo, nina kalimbubu Feryanto Karo 
Mergana Bogor nari. Payo kuakap. Kerna si e, adi kuakap, tentu akademisi yang 
berani erbahan tafsir sejarah, terutama bila berkaitan dengan data-data/simbol 
yang masih bebas tafsir....  Kadang saya berpikir, kalau tafsir `gendongan` 
dari luar juga tidak kuat, kenapa Karo tidak berani membuat tafsir untuk 
`digendong` keluar. Ma labo kin ndia dosa.....

 
Enda ka lebe nake
Mjj Man Banta Kerina
 
MJS
 

--- On Thu, 8/20/09, itingd <iti...@yahoo.com> wrote:


From: itingd <iti...@yahoo.com>
Subject: [komunitaskaro] Re: Data Karo di Belanda: Sibayak, Haru, Kuala Namo, 
peta rsd.
To: komunitask...@yahoogroups.com
Date: Thursday, August 20, 2009, 1:47 PM


  



Mejuah-juah,

Adi teturin kerna rincuh maka labo ka kuakap lepak erbicara kupeseh ka salam 
rincuhku man kam Perangin-angin mergana. Tah sempat denga ka kam cidaram jena, 
maka lit sada pertenahen bas aku nari kerna 'Pustaka Mula Jadi'.

Adi kunu nina tua-tua sinuria maka ibas Taneh Karo lit kap tersena agama Pemena 
janah makeken Pustaka Mula Jadi. Adi igar-gari ibas kutanta Taneh Karo tah 
lanai bo mbera jumpa, nina ukurku tah lit kin bas kuta kalak ena ndai 
ibunikenna.

Si enda banci mpepayo ukurku si medaram nangdangi Taneh Karo. Tah banci kin je 
nari irintak teturin pemena doni nina ukurku tempa erbelas sisada.

Kuakap ena me sitik sora kata rincuhku bage sinibelasken sembuyakku (MUG) 
ningku sekali, ibas kurang beluhku mpeseh sura-sura tah pe rincuhku ersentabi 
aku man bandu kerinana.

Bujur,

Iyus Anak Sintengah
( Pa Kampoh )
"Karo Ateta Mari Pesikap Ota Hagaken"

--- In komunitaskaro@ yahoogroups. com, "MU Ginting" <gintin...@. ..> wrote:
>
> 
> Mejuah-juah JL
> Merincuh ka nge aku adi banci aku pe ikut dat data si enggo ipesandu e JL. 
> Enda pe termasuk permulaan simehuli kang. Data si ugapana pe soal Karo zaman 
> lama, tetap nge berguna man banta kerina, gia secara umum tetap ka nge 
> berlaku masa lampau mengabdi masa sekarang, ertina mengabdi perjuangenta si 
> gundari terutama kental bas bidang politik. Bagepe masa lalu pe banci kang 
> selalu berubah sesuai ras kepentingan sekarang . . . atau bagi sikatakendu 
> cenderaung ke "common sense" dan "romantisasi" . Tapi data-data nyata sejarah 
> tetap nge jadi bahan silebih meyakinkan man banta kerina.
> Bujur ras mejuah-juah
> Salam
> MUG
> 
> --- In komunitaskaro@ yahoogroups. com, "j.limbeng" <siebudaya@> wrote:
> Data Karo di Belanda: Sibayak, Haru, Kuala Namo, peta rsd. 
> 
> Mjh2. Info dikit saja..
> Dua kali kunjungan saya ke Belanda, saya tidak lupa pasti menyempatkan diri 
> berkunjung ke museum disana. Oktober tahun 2008 lalu saya ke Leiden, dan pada 
> hari Kamis kemarin (12/8) saya ke Tropen Museum di Utrecht. Ada banyak data 
> yang perlu kita pelajari (dalam bahasa Belanda). Ada yang sudah 
> dikomputerisasi, namun banyak juga yang masih di micro film.
> 
> Di komputer saya cari beberapa data tentang Karo, termasuk saya temukan 
> peta-peta Karo, wilayah Karo, Deli dan Serdang yang menurut saya pada tahun 
> 1800-an dibuat sangatlah mendetail. Termasuk dalam waktu singkat tersebut 
> saya temukan juga tentang perjalanan sibayak karo ke Alas. Saya tidak tahu 
> apakah ada sibayak baru yang ditemukan dari hasil riset peneliti ahli lain 
> dari Indonesia. Termasuk Sibayak Lau Limpek dan Sibayak Namo Sarap tidak saya 
> temukan.
> 
> Demikian juga Kerajaan Haru yang sering dibicarakan juga belum saya temukan. 
> Di komputer mereka jelas tidak ada ketika saya klik key word-nya. Tentang 
> Kuala Namo (u), saya menemukan peta Belanda, terdapat daerah Kuala Namo, 
> namun yang tertulis di peta tersebut Kuala Nama, dan Lubuk Pakam sendiri 
> ditulis Lubuk Pakan. Jadi bukan Kuala Namo atau Kuala Namu.
> 
> Daerah-daerah perbatasan Deli Serdang dengan Karo sekarang, hingga beberapa 
> daerah di Simalungun dalam peta itu dikategorikan sebagai daerah yang masih 
> merdeka. berarti Karo tidak ada dijajah tiga setengah abad. 
> 
> Laporan-laporan tentang perkebunan Belanda, perang dan sebagainya juga saya 
> temukan disana. Sayang sekali waktunya terlalu singkat. 
> 
> Ketika beberapa data ingin saya copy ke disk, sayangnya satu peta saja harus 
> bayar 10 euro, yang tentunya seukuran saya cukup memberatkan kalau mau dapat 
> banyak data. Namun data yang penting saya sempat pesan dengan bayaran 
> tersebut.
> 
> Saya pikir, apa yang dilakukan Brahmana (71 thn) di Belanda, merupakan satu 
> upaya yang sangat baik. Dia telah mengumpulkan banyak data, dan 
> menterjemahkan dari bahasa Belanda ke bahasa Indonesia. Selayaknya juga perlu 
> dilakukan upaya-upaya penelusuran kesejarahan Karo kita dari data yang ada 
> disana, sehingga kita punya bukti dan sumber yang jelas. Bukan melakukan 
> penelitian yang common sense, apalagi reduplikasi. Kemudian di romantisasi 
> untuk kepentingan lain.
> 
> Mohon maaf, jika ada yang salah dan tidak berkenan.
> 
> Salam. 
> 
> JL
>

















      

Reply via email to