Oke dari segi demokratisasi. Cuma, dari segi pidana/kriminal, hingga tadi 
siang, kasus kriminal yang menimpa pimpinan KPK masih bagaikan riket la 
ertinali..ha..ha..ha.. 

Sebagai rakyat, kita tentu sepakat penegakan hukum. Termasuk periksa, 
adili/disidangkan, kalau memang salah, penjarakan elite KPK itu.  

Debat Andi Matalata (Menkumdang) dan pemerhati hukum tadi di TV One, sekitar 
pukul 21.00, cocok sebagai naskah sinetron, terutama sinetron yang kejar jam 
tayang:)  

Salam berngi si ngongo dari Tanah Air:)


MJS

--- On Thu, 9/24/09, MU Ginting <gintin...@yahoo.se> wrote:

From: MU Ginting <gintin...@yahoo.se>
Subject: [tanahkaro] Menyelamatkan "Absolute power" diacungi jempol
To: tanahkaro@yahoogroups.com, forumk...@yahoogroups.com, 
komunitask...@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 24, 2009, 7:42 AM






 




    
                  
 
Kamis, 24/09/2009 18:21 WIB
Hikmahanto: Adnan Buyung Perlu Diacungi Jempol
Gagah Wijoseno - detikNews
Jakarta - Imbas kasus 'kriminalisasi' terhadap dua pimpinan KPK masih belum 
berujung. Perpu Plt Pimpinan KPK masih menjadi Pro dan kontra. Namun, Prof 
Hikmahanto Juwana memberi acungan jempol kepada Adnan Buyung Nasution. 

Hikmahanto, mantan anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK 2007-2011, memberikan 
acungan jempol, karena sebagai Wantimpres, Buyung telah meminta Presiden SBY 
tidak melakukan penunjukan sepihak atas orang-orang yang akan diangkat sebagai 
Pelaksana Tugas (Plt) Pimpinan KPK. Padahal, Buyung tidak disertakan dalam 
pembahasan Perpu 4/2009.

"Pasca dikeluarkannya Perpu 4/2009 yang tidak menyertakan Buyung Nasution dalam 
pembahasan namun mengikutsertakannya dalam pembuatan Keputusan Presiden atas 
penunjukkan Plt Pimpinan KPK, mungkin di telinga Buyung ketika itu 
terngiang-ngiang kalimat Lord Acton yang mengatakan 'Power tends to corrupt'. 
Absolute power corrupts absolutely.' Buyung sadar dan menentang penunjukan 
secara
 sepihak oleh Presiden," kata Hikmahanto kepada detikcom, Kamis (24/9/2009).

Atas tentangan dari Buyung, menurut Hikmahanto, keinginan Presiden ataupun para 
pembantunya agar Presiden secara sepihak dan langsung dapat menunjuk Plt 
Pimpinan KPK urung dilakukan. 

Menurut Guru Besar Ilmu Hukum UI ini, Presiden SBY telah diingatkan oleh Buyung 
agar tidak menjadikan dirinya sebagai penguasa yang absolut. "Bisa jadi ketika 
itu Presiden tidak berpikir panjang atau tidak sadar dalam upaya tulusnya 
menyelamatkan KPK. Yang patut disayangkan para pembantu Presiden tidak atau 
lupa mengingatkan Presiden sejak dini," ujar dia.

Dalam peran inilah, kata Hikmahanto, Buyung sebagai anggota Wantimpres perlu 
mendapat apresiasi. Menurut dia, Buyung telah menghindarkan Presiden dari 
malapetaka ketatanegaraan dan ancaman terhadap demokrasi.

"Buyung tidak saja menyelamatkan independensi KPK, tetapi juga menyelamatkan 
Presiden dari
 kesan sewenang-wenang dalam menjalankan hak prerogatif yang dimilikinya meski 
dilakukan tanpa kesengajaan, " kata dia.

(asy/gah) 



      
Låna pengar utan säkerhet.

Sök och jämför lån hos Kelkoo.
 

      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

Reply via email to