Pertanyaan Advent Tambun membawa saya jadi membayangkan saling hubungannya 
dengan era 'duit tak terbatas'. 'World Power' yang sedang dalam pertumbuhannya, 
dan dengan jaringan kuat ditiap negeri terutama negeri penghasil SDA, membikin 
tak berkutik terutama negeri-negeri berkembang seperti Indonesia. Sada 
pemikiran . . . .
Bujur ras mejuah-juah
MUG


--- In tanahkaro@yahoogroups.com, Advent Tambun <atam...@...> wrote:
>
> Apakah ada kemungkinan nantinya, tomat cina atau atau thailand dijual di 
> pasar Brastagi? apakah ada kemungkinan bahwa penanam modal membangun industri 
> tomat di dataran tinggi karo sehingga harga tomat dikantrol oleh perusahaan 
> besar tersebut, dan petani hanya akan menjadi tukang petik tomat? 
> 
> mejuah-juah
> advent tambun
> 
> 
> ________________________________
> From: Firman Surbakti <firm...@...>
> To: tanahkaro@yahoogroups.com
> Sent: Tue, February 2, 2010 10:00:53 AM
> Subject: RE: [tanahkaro] Re: Petani Karo buang kentang dan tomat
> 
>    
> Sayang sekali ..sampai dibuang
> percuma..knp nggak undang aja orang2 dari panti asuhan dan sejenisnya untuk
> memanen sendiri (gratis) pasti mereka mau ya…
> Daripada dibuang percuma…
>  
> Regards
> Firman S
>  
________________________________
>  
> From:tanahk...@yahoogrou ps.com [mailto:tanahkaro@ yahoogroups. com] On 
> Behalf Of Alexander Firdaust
> Sent: Sunday, January 31, 2010
> 3:11 AM
> To: tanahk...@yahoogrou ps.com
> Cc: komunitaskaro@ yahoo.com
> Subject: Bls: [tanahkaro] Re:
> Petani Karo buang kentang dan tomat
>  
>   
> perbahan enggo agak ndekah tomat lanai lit
> regana,rikut pe cuaca lanai menentu piahna enggo kurang derastis sinuan tomat 
> i
> kutanta kila 
> 
> Pada Sab, 30 Jan 2010 10:40 PST gintingmu menulis:
> 
> >I Eropah terutama Prancis mekatep kang petani-petani enda 
> >erbahan protes salu ngamburken hasil pertanian ku tengah 
> >dalan i kota-kota, termasuk susu. Terakap kang iakap kalak 
> >tani enda erbahan lebih besar pengaruh/kesan protes adah 
> >bdai. Gia ijenda kalak petani la kurang pupuk hehehe . . . 
> >Piah teringet ka aku tomat Kutanangka, ja kam ndai Alexander?
> >Kuja dage i dayaken tomat simejile adah ndai? Ise ndia si 
> >ngasup ngergai keringat ras susah-payah petani Karo?
> >Salalm mejuah-juah
> >MUG
> >
> >--- In tanahk...@yahoogrou ps.com,
> "Kikin Tarigan" <kikintarigan@ ...> wrote:
> >Re: [tanahkaro] Petani Karo buang kentang dan tomat 
> >
> >Bukankah bs djadikan pupuk??
> >
> >Atau pupuk kimia lebih ampuh??
> >
> >Igan Brecca®
> >
> >
> >----------- --------- --------- --------- --------- --------- --
> >
> >From: Alexander Firdaust <daustcoker@ ...> 
> >Date: Sat, 30 Jan 2010 02:28:06 -0800 (PST)
> >To: <infok...@yahoogroup s.com>;
> <tanahk...@yahoogrou ps.com>;
> <komunitaskaro@ yahoogroups. com>
> >Subject: [tanahkaro] Petani Karo buang kentang dan tomat 
> >
> >BRASTAGI - Petani di kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara terpaksa membuang
> hasil pertaniannya seperti kentang dan tomat, karena anjloknya harga komoditas
> pertanian tersebut di pasar lokal.
> >
> >"Kami terpaksa membuang atau membiarkan tanaman kentang dan tomat
> hingga busuk di pohon, karena harga jual jatuh hanya Rp 2.000 per kg,"
> ungkap Anto Barus, petani di desa Laugendek, Tanah Karo, tadi pagi.
> >
> >Dikemukakan, tidak ada gunanya memanen hasil pertaniannya kalau hanya rugi,
> sebab harga tidak menutupi biaya panen dan transportasi sehingga lebih baik
> dibiarkan membusuk di pohon atau diberikan kepada orang.
> >
> >Sebelumnya harga tomat di tingkat petani sempat Rp7.000 per kg dan kentang
> Rp6.000 per kg, tetapi kini harganya benar-benar anjlok, tutur Anto yang 
> mengaku
> kini harus melakukan diversifikasi tanaman.
> >
> >Diversifikasi tanaman yang dilakukan petani Karo tersebut, seperti
> mengembangkan tanaman jeruk manis, daun prei, cabai merah dan terong belanda
> yang harganya di pasaran cukup stabil.
> >
> >Seperti harga jeruk di tingkat petani masih bertahan Rp5.000 per kg, cabai
> merah Rp8.000 per kg, terong belanda Rp7.000 kg dan permintaan juga cukup
> tinggi.
> >
> >Petani yang memiliki lahan seluas sepuluh hektare itu, mengharapkan harga
> sayur-mayur kembali membaik sehingga mereka bisa menguliahkan anak sampai
> menjadi sarjana.
> >
> >(dat07/ann)
> >
> >SUMBER: http://www.waspada. co.id/index. php?option= com_content& 
> >view=article& id=85709: petani-karo- buang-kentang- dan-tomat& catid=15: 
> >sumut&Itemid= 28
> >
> >
> >
> >Salam Mejuah Juah
> >
> >Karo Cyber Community
> > 
> >
> >
>


Reply via email to