On Sun, 6 Feb 2005 01:41:22 +0700, Ben <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > huuuh.. *penonton kecewa* > entar ada yg bilang norak loh.. :D >
Ya emang norak sih. MDAMT aja sependapat :) :) :) :) :). (Lima emoticon dianggap belum berlebihan --pent) Pada mulanya, weblog (yang bisa diupdate secara sangat mudah via web) memang norak. Sebelum blogger, aku punya jurnal (pakai PHP primitif tanpa database). TA Coen dkk meracuni di Bemo Batavia (pertengahan 2000) untuk menggunakan Blogger alih2 pakai skrip primitif. Jadi tergoda juga. Cuman, kalau yang lain menempatkan weblog di halaman utama (jadi website = weblog), aku masih pakai old paradigm yang menempatkan weblog hanya sebagai salah satu halaman di website. Tapi musim bergeser. Masuk musim "invite". Weblog pribadi rame2 berubah jadi weblog rame2. Di koen.komunikasi.org (domain sebelum kun.co.ro) waktu itu, tulisan Idban lebih banyak dari tulisan aku sendiri. Ada juga MDAMT. Dan nggak jelas mana yang tulisan dan mana yang komentar. Itu nggak bertahan lama. Perempatan pertama tahun 2001, para blogger (dengan huruf kecil) mulai masuk masa bosan. Weblog Idban hilang. Kukuh menyusul. MDAMT masih nulis rame2, tapi lama2 makin nggak enak dibaca (sorry boss), misalnya banyak oneliner. Aku sempat kirim mail protes, menyayangkan runtuhnya salah satu weblog kesayanganku itu, dan ditanggapi dengan baik oleh MDAMT (sekarang sangat enak dibaca, Boss). Sementara itu, generasi baru angkatan 2001 masuk, belajar website langsung melalui weblog. Kenorakan periode ini adalah pada display. Beberapa weblog merasa harus ganti tampilan setiap beberapa minggu. Banyaknya juga skrip2 yang dibuat sehingga mempersulit pembacaan. Sekitar tahun berikutnya, commenting system tampil. Kenorakan weblog2 menghilang, soalnya sudah ada jalan yang lebih baik untuk berkomentar (dan lebih baik setelah ada trackback etc tahun berikutnya). Weblog berkembang kalau selalu ada inovasi. Selalu ada regenerasi, baik pada manusia maupun sistem. Kalau tidak, memang cuman jadi trend sesaat. Tapi, di pihak lain, kalau mau punya weblog yang bertahan lama, jangan selalu merasa harus mengikuti trend. Misalnya, gara2 nggak berhasil mengubah display tiap minggu, weblog dimatiin. Atau gara2 malu masih pakai Blogspot (temen2nya udah pakai WordPress), trus berhenti nulis. Weblog tetap berpusat di tulisan, bukan di sistem dan sarana. -- Kuncoro Wastuwibowo http://kun.co.ro/