On 5/27/05, adi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> komunikasi bahasa itu terkait konteks (halo Pak IMW :-)
> saya tidak berkeberatan kalau ini dilakukan japri. kalau
> japri, mengumpat pun ok. tapi dalam milis publik, rasanya
> kok jadi merugikan anggota milis lain karena jadi kehilangan
> konteks dan membuang energi bagi pemulung arsip, begitu
> mengikuti pertanyaan, klik next thread cuman dapat RTFM
> (dua-duanya membuang-buang waktu dan resources).
> 

[...]

> minimal, orang bertanya di milis itu kan 'spesifik', kalau
> ybs merasa butuh mendapat edukasi mengenai cara bertanya yang
> baik (di milis), tentu akan diajukan secara eksplisit. jadi,
> dengan kata lain, buanglah sampah pada tempatnya.
> 

Ekstrimnya, jika penanya dan penjawan sama-sama "malas" (dalam konteks
negatif), tentu "mailing list" menjadi tidak berarti. Saya juga setuju
dengan pendapat Baskara bahwa jangan hanya menyebut empat huruf
tersebut, melainkan ada usaha juga menunjukkan taut. Jadi terlihat si
penanya dan penjawab bukan menumpahkan kemalasan mereka ke "mailing
list".

Pada saat Usenet berulang tahun (entah keberapa, saya lupa, dan tidak
terlalu penting pada konteks ini) dan masuk di entri Slashdot, salah
satu komentator menulis: jika orang sekarang datang ke Usenet berharap
akan jawaban (apalagi ditunjang pencarian di Google Groups yang lebih
bagus dari kondisi Usenet zaman dulu), siapa yang akan mengisi materi
di sana?

-- 
amal

Reply via email to