Made Wiryana wrote:
> On 12/15/05, Muhamad Carlos Patriawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >
> > Di Vietnam dan Irlandial,fungsi dari Asosiasi Software ternyata cukup
> > handal untuk memberikan kontribusi positif dan show the world 'what
> > kind of  job they could get it done'.Dengan catatan: gerakan industri
> > tersebut mendapatkan ritme  dan respond yang **seiring** dari
> > pemerintahnya dalam menentukan kebijakan.
>
>
>
> Salah satu masalah adalah persepsi.  Kalau mendengar kata Indonesia yang
> terbayang, adalah tari-tarian, rumah di kampung, Bali, alam yang bisa buat
> leha-leha
>
> Cerita Indonesia bisa jadi tempat development, banyak yang ndak percaya, dan
> balik bertanya "Emang di negara kamu ada komputer  dan Internet ". Ndak
> percaya iseng-iseng aja lakukan survei kecil-kecilan.
>
> Ini dulu diubah, baru bisa show to the world.

Hihihi Sepakat 49% :) persepsi yang salah mah kudu dirubah dengan
"force" atau unjuk kekuatan kalau kita yang sebagian kecil ini mampu.

Realnya begini lho,untuk bisa merubah keadaan,0.1% dari citizen harus
berprestasi world-class dan menunjukkan kalau mereka can do the
job.Nanti 0.1%-ini memberi contoh dan iklim positif (misalnya memberi
pekerjaan atau membuka lapangan pekerjaan)  ke the next 10%
higher-society.Dan seterusnya,sehingga grassroot perubahan yang
diberikan 0.1% citizenya-nya,bisa merubah the 'the rest of society'

Contoh realnya,sampai 5 tahun yang lalu,gak ada yang kebayang kalo R&D
jobs bisa dilakukan di India apalagi di Vietnam,tapi tahun 2005 koq
bisa ya ? Pernah kebayang sekarang Intel order design chipsnya dari
Malaysia yang isinya orang 'serumpun dengan orang Indonesia ?  Ini
apalagi kalau bukan hasil kerja keras 0.1% citizen-nya yang
extra-work-hard di luar negeri DAN political will pemerintahnya untuk
berubah.
Persepsi tentang mereka 10 tahun yang lalu apa sich coba :))

Kembali ke masalah diatas,kebanyakan orang Indonesia,even meskipun dia
punya potensi sebagai agen perubahan (bagian dari 0.1%) ; selalu nunggu
perubahan dari 99.99% societynya yang lain.

( Hal yang bisa dilakukan para dosen misalnya,meng-endorse
fresh-graduatenya untuk menjadi researcher atau engineer di persh R&D
di luar,misalnya Singapura untuk Biotech atau Bangalore/Singapore untuk
IT. Ini sudah dilakukan BBR dari tulisan di blogsnya )

Carlos

Kirim email ke