> sih yang tidak tertarik dengan pornografi?). Mungkin untuk
> "menggerogoti" popularitas orang ini kita butuh satu orang yang dapat
> menjadi counter-nya? Orang yang pakar di bidang IT juga tetapi pakar
> yang "bener" dan disukai oleh media?
>

Yang namanya SELF-Proclaimed Pakar kan gak pakai sertifikasi,apalagi
untuk pakar IT yang maknanya sangat luas.Misalnya,Pak Budi Pakar
Application Network Security(CA/PKI) tapi bukan berarti beliau Pakar
Firewall atau Pakar Network Infrastruktur.Sebaliknya mungkin Pak Made
Pakar Internet QoS,tapi bukan berarti beliau Pakar IPv6.

Artinya kalau nanya Internet QoS ke Pak Made,wartawan sudah tanya ke
orang yang benar,tapi kalau nanya masalah fotograpi ke Pak Made,nah
wartawan salah orang.

Tingkat kepakaran mungkin bisa diukur dari pekerjaannya dan kontribusi
terhadap industri atau ilmu yang dimilikinya.

Kalau kasus RS dsb ini mungkin cuman di Indonesia saja ya ? kalau di LN
orang biasanya lari dari wartawan karena takut salah dan malu dengan
the real expert.Kalau di Indonesia,bahkan ada perusahaan yang menyodori
agar bisa "rapat-rapat" dengan Wartawan dan Pejabat,aduh kalau ingat
kasus ini ingat waktu jaman dulu banget yang sebagian 'RS kecil'
berlomba2 memberi komentar kepada media :)

Carlos

Kirim email ke