On Sat, Dec 17, 2005 at 10:51:19PM +0700, Ikhlasul Amal wrote:
> > Ada yang bisa memberikan saya pencerahan tentang dunia Matematika di
> > Indonesia? Apa yang salah? Apa yang benar? Ditinjau dari sisi historis,
> > apakah  India bisa memiliki kemampuan Matematika yang lebih baik
> > gara-gara dijajah Inggris? Dan gara-gara Indonesia dijajah Belanda (dan
> > Jepang), kemampuan Matematika-nya rendah? Bagaimana kalau Indonesia
> > dulu tidak dijajah? Atau bagaimana kalau dulu Indonesia menjajah? :D
> 
> Wah, masak karena faktor penjajahan?
> Kalau Inggris menjajah "lebih baik" dibanding Belanda, memang benar,
> namun apakah dampak yang terlihat langsung dalam bidang matematika?

dulu, di milis numerical analysts (AS), hmm.. sekitar tahun berapa ya,
> 1996 kali, mereka mensyukuri perubahan kurikulum matematika, yang
selama ini (sebelum 1996, kalau betul tahun segitu) dianggap salah, dan
menjadi biang keladi banyaknya orang luar amerika (india, cina)
mendominasi gelar profesor di bidang matematika (dan statistika).

intinya, sebelum perubahan itu, matematika diajarkan sebagai kemampuan
berhitung yang bisa dipikir tanpa dihapal, yang ternyata belakangan
ditemukan bahwa proses mengingat jauh lebih cepat dibanding proses
analitik di otak (hint: cache :-). karena terlalu berdasar pada cara
analitik itu tadi, maka 'orang amerika' menjadi lambat menyelesaikan
permasalahan-permasalahan matematis yang kompleks -> frustasi -> jarang
yang tertarik dengan matematika.

di Indonesia, pada masa penjajahan dikenalkan pelajaran mencongak, yang
pada perkembangannya dianggap 'bodoh' (matematika kok dihapal, katanya)
dan diganti dengan kurikulum matematika yang ada sekarang (jaman saya
lah .. kurang tahu kurikulum yang 'sekarang' itu gimana). anggapan bahwa
mencongak ~ idiot ya karena (barangkali) semakin banyak orang waktu itu
yang ngangsu kaweruh di AS sana :-) saya kurang tahu pasti apakah dengan
perubahan kurikulum matematika di AS sana, diikuti juga di sini
sekarang. tapi kalau saya lihat, banyak materi kursus matematika (kumon,
opotumon, simpoa, sumpia, lumpia dll) boleh dibilang adalah cara belajar
matematika yang dulu disebut dengan mencongak (kurang tahu pasti, tolong
yang lebih ngerti tunjuk jari).

barangkali masih ada 'bakul' di pasar yang tanpa kalkulator bisa
menjumlahkan dengan sangat cepat ...

Salam,

P.Y. Adi Prasaja

-- 
Ini signature saya. Pasang iklan anda di sini ... tarif menantang :-)

Kirim email ke