On Sat, Dec 31, 2005 at 06:27:52PM -0800, Zaki Akhmad wrote: > Nah, untuk bisa meng-Indonesia-kan semuanya, berarti Indonesia harus > unggul di segala bidang: sains, teknologi, filsafat, agama, budaya, > seni, politik, ekonomi, dll.
tidak. kecuali kita mau bermentalkan inlander, itu mereka yang kasih hutang ke kita jelas-jelas diuntungkan, itu mereka yang jualan ke sini jelas-jelas diuntungkan, malah mampu membuat kita tergopoh-gopoh dan 'malu' menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa niaga di negara sendiri. itu semua kan tidak mensyaratkan penguasaan bahasa, seperti seorang belanda yang belajar bahasa aceh dan untuk memporakporandakan persatuan di aceh, misalnya. contohnya, lebih suka bilang R&D dari pada litbang, lebih suka bilang PR dari pada humas dll... (padahal itu kan dah diterjemahkan sejak tempoh doeloe). menghilangkan barrier bahasa dalam segi teknis (software) itu satu hal, tetapi ada yang lebih mendasar dari itu. Ada mantan perusahaan X yang pernah cerita bahwa selalu membawa orang yang pinter ngomong bahasa londo inggris biar kalau ada kontrak/dll tidak salah karena bahasa hukum sangat sensitif katanya. yang langsung ada di benak saya: lho, kita yang beli kok kita yang pusing? nah, lebih memilih PR dari pada litbang itu mental inlander, lebih suka berpusing-pusing membuat kontrak berbahasa inggris itu mental inlander. mengatakan batas nasionalitas itu cuman khayalan/abstrak/imaginer itu soal lain, kenyataannya 'mereka' melibas semuanya dengan isu perdagangan global dll, tetapi tetap memproteksi 'nasionalitas' mereka sendiri dengan mengatakan: "salah sendiri LOE IDIOT, makanya kagak bisa masuk kesini". Salam, P.Y. Adi Prasaja -- Ini signature saya. Pasang iklan anda di sini ... tarif menantang :-)