On 1/14/06, Muhamad Carlos Patriawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> fec wrote:
> > patut dipertimbangkan dlm membeli shuffle, karena tidak ada screen nya.
> > karena tidak ada screen, maka tuk pindah2 lagu menjadi mustahil
> > dilakukan.
>
> Nah dalam hal ini  lebih canggih Pocket pc dong :)

ya jelaslah, harga juga 3 kali lipatnya minimal :)

> Masalah saya dengan pocket pc cuman satu: basnya gak keren.

dengan harga 3 kali lipat, memori paling banter seperempatnya, dan
nggak sesimpel shuffle dalam memainkan mp3, serta nggak sesederhana
shuffle kalo mau colokin ke usb port.

> Video di Pocket PC ? Wah karena ada Wifinya saya sering nonton TV
> Brunei sembari kerja,layarnya lebar lagi :)
>
> Ayo PDA dengan harga 200-300an dolar sudah bisa dengerin mp3,nonton
> video, GPS mapping,address book,browsing,etc ....

with lousy battery life. dengan harga yang sama lebih baik sekalian
beli sony PSP, kapabilitas sama dengan ekstra banyak sekali game yang
lebih asik dimainkan plus layar lebih OK.

terus terang, sejak 2 tahun yang lalu saya sudah kehilangan alasan
mengapa saya perlu pda.

perlu address book? handphone jaman sekarang sudah mampu menampung
ribuan contact list lengkap dengan multiple number.

perlu notetaking? notebook jelas superior dalam hal input device.

bisa buat main game / baca ebook saat iseng? pda mainstream tidak
didesain untuk main game (itulah kenapa PSP lebih menarik), dan
kalaupun ada pda yang juga didesain bisa untuk main game,
perusahaannya sudah bangkrut (baca: zodiac). untuk baca ebook,
layarnya yang low res bikin sakit mata, dan lagipula, buku belum habis
dibaca, baterenya sudah koit duluan. hal yang mirip berlaku soal
dengerin mp3, ditambah kualitas suara yang inferior. soal pda khusus
untuk baca ebook sebenarnya ada tuh kalo gak salah buatan korea,
namanya hiebook, sayang benda ini sudah nggak diproduksi lagi. kalo
gak salah dia pake batere AAA biasa dan sekali nyala bisa 14 jam,
lumayan untuk baca ebook.

untuk browsing/gps? layar besar notebook jelas superior ketimbang
cramped screen pda. lagipula, keunggulan pda dalam hal mobile tidak
diikuti dengan robustness seperti misalnya gps handheld beneran, saya
nggak akan takut dia kecemplung dalam air atau cuma kehujanan (saya
naik motor, dan adalah ridiculous mounting pda di setang motor
ketimbang mounting gps beneran di motor saya).

jadi, setelah punya Palm, lalu sempat coba ipaq 1940, akhirnya saya
jual keduanya dan nggak pernah beli pda lagi.

tadinya saya juga anti ipod dan anti mobile gaming device. sampai
akhirnya muncul ipod nano yang kalau dihitung harga flash storage-nya
sungguh nggak masuk akal murahnya, dan juga ketika saya dibiarkan
mencoba sony PSP, saya tercerahkan bahwa inilah device yang bisa saya
bawa ke mana2 dan jika ada waktu lengang saya bisa meneruskan
memainkan game balap yang tidak pernah bisa saya selesaikan kalau di
depan PC (sony PSP itu bisa di-pause di tengah permainan dan suspend,
persis seperti ibook kalau layarnya ditutup, nanti pas dinyalakan
tinggal meneruskan game tadi, try that on your pda, hehe).

--
I solemnly swear that I'm up to no good
http://data.startrek.or.id
http://kiozk.com

Kirim email ke