Zaki Akhmad wrote:
> James A wrote:
> >

>
> Ada satu bagian dari buku kumpulan esai (Almarhum) Umar Kayam yang
> menurut saya bagus untuk saya ceritakan disini memanfaatkan topik ini.
> Saya lupa judul persisnya, buku-nya lagi di kos-an sih. Jadi gini.
> Alkisah hadirlah sebuah televisi dalam sebuah desa tradisional di Bali.
> Tidak dikira, satu buah televisi ini mampu mengubah begitu banyak
> tatanan sosial yang sudah ada dalam desa tradisional ini. Tayangan yang
> tidak pernah terbayangkan oleh para penduduk desa itu. Satu buah
> televisi untuk satu buah desa.

saya sering nanya ke temen2 sekitar (org india,china , irish dan
amerika sendiri) terutama yang punya anak apakah mereka nonon tv
amerika, mereka kebanyakan bilang : "are you crazy wasting your time
watch all these bull*** crap , lies and propaganda ??"

Mereka bilang kalaupun nonton hanya nonton tv kartun anak2 seperti
telletuby dan barneys.

Oh iya, sekarang ini di US muncul desakan kuat agar cable company di AS
menyediakan cable-package yang family oriented dan ini berhasil !

FYA:
http://www.philly.com/mld/inquirer/business/13469884.htm
Comcast offers G-rated 'family-tier' package
The cable-TV giant sought to address criticism of sex and violence and
to stave off a la carte pricing.
By Reid Kanaley
Inquirer Staff Writer

Comcast Corp. introduced a "family tier" of channels yesterday with
mostly G-rated content, in a bid to stave off critics who say cable
carries too much sex, violence and profanity.


Jadi , kalau di negara sono aja sudah ada kesadaran atas kesalahanya
masak masih dituruti sich :-) 

-mcp.

Kirim email ke