andry wrote: > > > Thx, > ini sih karena si "executives" belum mengerti IT. > coba kalau bosnya paham it seperti yahoo, google, microsoft, > tentunya gak muncul masalah seperti itu (pegawainya kerja seenaknya). > > > Yang dibandingin cuma parsial doank sih. > Kalo boleh saya 'rewrite' kembali paragraf kutipan diatas : > > * Yang dimaksud orang IT = analysts and programmers. > * Repetition in types of work performed. > * They do not dress or act like professionals > * Regularly punch in and out of work with little interest in going > above and beyond the call of duty. > > Repetition of works yang bagaimana? > Menurut saya malah orang IT itu justru dituntut tidak monoton. Di IT, > tidak akan survive mengerjakan sesuatu berulang-ulang (kecuali looping > di code program, tentu saja). > > Motivasi terbesar saya untuk karam/kandas di IT, karena saya ngeri > dengan tipe pekerjaan yang sifatnya "bekerja 20 tahun adalah bekerja > dengan pengalaman 2 tahun yang diulang-ulang selama 10 kali". > > Lalu, saya baru nyadar kalo ada orang IT yang pake absensi. > Gw kira semua orang IT modelnya project based. Ga ada deadline, ya > ngegame. Ada deadline ya kerja kayak kebo. > jk :D > quote: > What is needed is a higher caliber of professionalism and improved > skills in management. The I.T. workers have to work both harder and > smarter. In other words, job assignments have to be performed in a > more professional and craftsman-like manner (methodically with a > quality consciousness). This requires a more disciplined, organized, > and professional attitude which is the exception as opposed to the > rule in a lot of I.T. shops today. IMO sepertinya yang dimaksud si executive diartikel itu adalah tentang how do you work, bukannya what you are working jadi nggak perduli apakah ketika kerja menggunakan ada looping code atau coding menggunakan C terus. tapi lebih ke bagaimana orang itu bekerja, apakah berinisiatif, ataukah cuma mengikuti perintah (bekerja hanya jika disuruh/minta). apakah memikirkan kualitas atau hanya (pas-pasan) mengikuti standar.
> Basically, the board gave the CIO carte blanche to hire as many people > he wanted at generous wages, with whatever job title the workers > wanted. But the CIO was explicitly told, /"When the project is over, > fire them."/ Do you think these executives had a high regard for I.T. > people? kalau soal ini, mungkin harus juga dilihat dari sisi lain, "Do you think the company will have any benefit by keeping all of them ? will the company be overstaff ?" sepertinya hal yang sama juga akan dilakukan jika terjadi pada divisi finance atau divisi lainnya. > > -- > http://andryshuzain.com > > --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
