Satu hal yang memprihatinkan adalah kecenderungan anak-anak sekarang untuk
sekolah di tempat-tempat yang makin homogen, baik dari segi agama (Islam,
Katolik etc) , maupun kelas sosial-ekonomi (menengah ke atas, menengah ke
bawah).

Terbiasa hidup dalam lingkup yang homogen selama bertahun-tahun, bisa
membuat anak-anak ini sulit menerima keberagaman saat mereka besar nanti.

Sayangnya, bagi orang tua seperti saya, pilihannya seringkali nyaris tidak
ada. Faiz pernah kami sekolahkan sampai kelas 3 di SD Negeri, tapi akhirnya
saya pindahkan ke SDIF al-Fikri, Depok, karena wali kelas SD Negeri-nya
melarang dia bertanya selama di sekolah, dan cenderung mengejar target
kurikulum. Di sekolah yang baru, Faiz bebas bertanya dan dilayani dengan
baik oleh gurunya, tapi semua kawannya Muslim dan umumnya dari kalangan
menengah ke atas --yang tidak mencerminkan realita Indonesia.

Allahu'alam bi sawab.
Salam
-- 
Tomi Satryatomo
http://www.trekearth.com/members/wisat
http://wisat.multiply.com

"We shall build good ship here,
at a profit if we can,
at a loss if we must,
but... always a good ship."

On 11/04/2008, Herioz Latrikman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
>
>
> ----- Forwarded Message ----
> From: dadang sutarsa <[EMAIL PROTECTED]>
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, April 10, 2008 3:21:21 PM
> Subject: Re: [syiar-islam] Haram Ummat Islam Menyekolahkan Anaknya di
> Sekolah Kristen/Katholik
>
> Assalamualikum,
>
> Ikut nimbrung ah
>
> Selain itu di dunia kerja perusahaan perusahaan sering sekali mencantumkan
> syarat buat lowongan kerjanya harus lulusan2 perguruan tinggi yg notabene PT
> kristiani ex [unpar, maranatha klo di bandung], jd muangkin karena faktor
> itu pula bnyak ortu muslim yg menyekolahkan anaknya ke PT tsb...tuk itu
> smoga kedepannya banyak skolah2 Islam yg mutunya lebih baik lagi...
>
> Masalah pejabat misalnya DPR yg rame ketangkep saat ini...
> patutkah dipilih oleh orang2 islam?...
> klo saya seh slama para pejabat itu hillir-mudik pake mobil mewah yg
> notabene dri pajak rakyat, pejabat tdk mau tau penderitaan rakyat dimana
> harga2 smakin mahal, kolusi, kesehatan hanya untuk orang yg berduit ato yg
> miskin ga boleh sakit, skolah hanya slogan aja yg gratis....slama itulah
> saya tdk akan MEMILIH...dan slama ini sy ga pernah memilih calon apapun di
> negara yg "bangga" akan negara "demoCRAZY" terbesar di dunia ini...
>
> Smoga Sekolah2 Islam kedepannya dpt lebih bersaing lg dlam sgala hal,
> sehingga ortunya lebih memilih anak2nya untuk masuk ke sekolah2
> islam....apalagi gratis bagi kaum dhuafa...amien
>
> Wassalamualaikum
>
> A Nizami <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: Assalamu'alaikum wr wb,
>
> Saat ini banyak orang Islam yang masih menyekolahkan
> anaknya di sekolah Kristen/Katholik meski ada sekolah
> Umum/Negeri dan Sekolah Islam Terpadu yang mutunya
> baik.
>
> Bagi orang Kristen/Katholik menyekolahkan anaknya di
> sekolah Kristen/Katholik wajar karena mereka ingin
> agar anaknya mendapat ilmu agama Kristen/Katholik yang
> cukup sehingga bisa jadi orang Kristen/Katholik yang
> baik. Nah kalau ada orang Islam yang menyekolahkan
> anaknya di situ, apa mereka ingin anaknya jadi orang
> Kristen/Katholik?
>
> Kalau sampai kejadian begitu, maka orang tuanyalah
> yang paling berdosa karena sengaja menaruh anaknya di
> sekolah Kristen/Katholik sehingga dididik sesuai
> ajaran agama tersebut.
>
> Umumnya orang Islam yang menyekolahkan anaknya di situ
> karena ingin anaknya disiplin atau berhasil dalam
> kehidupan dunia. Padahal di situ ajaran
> Kristen/Katholik diajarkan dengan intensif sehingga
> jadi norma, standar, dan roh sekolah tersebut. Dari
> situs Sabda.org dalam artikel "Memaknai Relasi Gereja
> dengan Sekolah" yang ditulis Weinata Sairin disebut:
>
> ===
> Gereja juga harus terus-menerus memantau agar sekolah
> Kristen tidak terpenjara pada kekristenan simbolik,
> kekristenan ornamental.
>
> Artinya, sebuah kekristenan yang hanya dipresentasi
> melalui pengadaan kebaktian dan doa, pada
> hiasan-hiasan ayat Alkitab yang terpampang di dinding;
> tapi kekristenan yang menjadi norma, standar, roh dari
> kehidupan dalam sekolah tersebut.
> http://www.sabda. org/artikel/ memaknai_ relasi_gereja_ dengan_sekolah
> ===
>
> Di sekolah itu setiap hari para murid diajarkan dan
> disuruh berdoa. Doanya tentu ditujukan kepada Tuhan
> mereka: Tuhan Bapa, Tuhan Yesus, dan Roh Kudus.
>
> Padahal dalam Islam dijelaskan bahwa orang yang
> menganggap Isa itu Tuhan adalah kafir:
>
> "Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
> "Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putera Maryam",
> padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil,
> sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu" Sesungguhnya
> orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
> maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan
> tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang
> zalim itu seorang penolongpun." [Al Maa-idah:72]
>
> Syirik atau mempersekutukan Tuhan itu adalah dosa yang
> tidak terampuni. Ini adalah perkataan Allah SWT
> sendiri yang tertulis di dalam kitab suci Al Qur'an:
> "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik,
> dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari
> (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki- Nya.
> Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh
> ia telah berbuat dosa yang besar." [An Nisaa':48]
> "Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa
> mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia
> mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa
> yang dikehendaki- Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan
> (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah
> tersesat sejauh-jauhnya." [An Nisaa':116]
> Di Majalah Gatra, Juni 2003 Sekjen MUI Din Syamsuddin
> menyatakan bahwa Sekolah-sekolah Kristen/Katholik
> merupakan alat pemurtadan siswa Muslim yang sekolah di
> sana. Dan ternyata menurut data statistik jumlah ummat
> Islam memang mengalami penurunan. Siswa Muslim yang
> sekolah di sekolah Kristen/Katholik mengaku terbiasa
> mendengar kebaktian dan misa:
>
> ===
> Aturan Lonjong Penangkal Murtad
> Muncul tuduhan, sekolah-sekolah itu menjadi media bagi
> pemurtadan siswa muslim yang bersekolah di sana.
> Tudingan ini secara gamblang diutarakan Din
> Syamsuddin, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama
> Indonesia. Ia menyebut ada 1.300 anak muslim yang
> pindah agama di Yogyakarta karena bersekolah di
> sekolah katolik. ''Itu baru hasil penelitian di Yogya.
> Di tempat lain, saya tidak tahu,'' katanya.
> Data statistik memang menunjukkan jumlah penganut
> Islam di beberapa daerah mengalami penurunan. Di
> Sulawesi Tenggara, misalnya, berdasarkan data di Badan
> Pusat Statistik, turunnya mencapai 1,88% dalam kurun
> waktu 10 tahun. Jika tahun 1990 jumlah penduduk muslim
> mencapai 96,21 %, maka pada 2000 menjadi 94,33%.
> Pola pengajaran itu pula yang membuat Putri
> Werdiningsih, siswa muslimah di SMU Bopkri I Yogya,
> tak canggung mengikuti pelajaran religiusitas. Pelajar
> kelas dua beruisa 17 tahun ini juga mengaku terbiasa
> keluar masuk gereja untuk mendengar kebaktian dan
> misa..
> http://www.gatra. com/2003- 06-17/artikel. php?id=29308
> ===
>
> Inginkah orang tua itu anaknya menjadi murtad?
>
> Dalam Al Qur'an ummat Islam dilarang menjadikan orang
> kafir sebagai wali/pemimpin mereka:
>
> "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
> mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan
> meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu
> mengadakan alasan yang nyata bagi Allah untuk
> menyiksamu?" [An Nisaa':144]
>
> Orang Islam yang menyekolahkan anaknya di sekolah
> Kristen/Katholik tentu sengaja mengambil orang-orang
> kafir sebagai wali bagi anak-anak mereka. Inginkah
> mereka disiksa oleh Allah?
>
> Seharusnya orang Islam sebagaimana orang Kristen dan
> Katholik mendidik anaknya dengan ajaran agamanya
> sendiri. Bukan ajaran agama lain. Dalam Islam para
> orang tua dianjurkan untuk mendidik anaknya dengan
> ajaran Islam.
> Luqman yang saleh pun dalam Al Qur'an mendidik anaknya
> ilmu Tauhid agar tidak mempersekutukan Allah dengan
> yang lain:
> "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya,
> di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku,
> janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya
> mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman
> yang besar"." [Luqman:13]
>
> Janganlah karena kita menghendaki dunia akhirnya kita
> sengsara mendapat siksa di neraka padahal akhirat itu
> lebih baik dan kekal.
>
> "Kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal"
> [Al A'laa:17]
>
> Mungkin ada yang beranggapan Sekolah Umum dan Sekolah
> Islam kurang baik (meski sebetulnya banyak juga yang
> baik). Kan ada POMG (Persatuan Orang Tua Murid dan
> Guru). Dia bisa mengusulkan perbaikan misalnya
> mengadakan Laboratorium Komputer dan Bahasa serta
> Ensiklopedi Digital dan Software Edukasi lainnya untuk
> peningkatan mutu pendidikan. Dia juga bisa mengusulkan
> pengadaan CCTV di sekolah untuk meningkatkan keamanan
> sekolah dari murid pengganggu atau pun penculik anak
> yang berkeliaran.
>
> Kalau dia punya uang lebih, misalnya pengusaha dengan
> penghasilan Rp 50 juta per bulan, jika iuran SPP hanya
> Rp 100 ribu dia jangan bayar segitu. Minimal dia harus
> bisa membayar 1% dari penghasilannya yaitu Rp 500 ribu
> per bulan sehingga sekolah punya cukup dana untuk
> melakukan perbaikan sesuai usulannya. Dengan uang itu
> sekolah juga bisa memberi beasiswa anak miskin yang
> cerdas sehingga bisa jadi tempat bertanya bagi
> anaknya. Kalau perlu dia tidak cuma mengusulkan, tapi
> langsung membeli berbagai fasilitas yang diperlukan
> sekolah seperti Laboratorium Komputer dan sebagainya.
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke