sosok urangsunda nu ideal mah ayana di Si Cepot,
kurang kumaha deui atuh si Cepot mah:
bodor, tara ambek, paling oge rada pundung, ka mamana
asup, jeung sasaha balad... 

urang sunda pisan lah
anu tungkul ka jukut, tanggah ka sadapan tea,
geuning..

si cepot mah nyaho wae kana nu ngeunah-ngeunah teh.
apan, kabiasaan ngudud sanggeus dahar teh, meunang
pamanggih si cepot..

kumaha weh urang sunda nu lain, hayang ngeunah, sagala
dirasa-rasa, dihatean -lain dipikiran.. 

ngan hanjakal, si cepot mah jelemana teu daria.. tara
daek hese, 

hapunten.... 
sim kuring nalaktak pisan...

--- mj <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> 
> 
> 
> 
>                       Mencari Sosok Manusia Sunda
> 
>                       Oleh Ajip Rosidi
> 
> Manusia Sunda: siapakah tokoh idealnya?
> Kalau kita hendak mencari sosok manusia suatu
> komunitas, maka terlebih
> dahulu baik kalau kita teliti, siapakah yang menjadi
> tokoh manusia ideal
> kelompok tersebut. Dalam hal mencari sosok manusia
> Sunda, maka yang harus
> kita cari ialah siapakah tokoh ideal orang Sunda?
>       Jawaban terhadap pertanyaan tersebut bisa banyak –
> tergantung kepada
> pilihan masing-masing orang. Karena kebanyakan orang
> Sunda memeluk agama
> Islam, niscaya tokoh idealnya adalah junjungannya,
> Muhammad Rasulullah
> dan tokoh-tokoh lain seperti Umar bin Khattab, dll.
> seperti yang biasa
> dianggap sebagai manusia ideal oleh umumnya kaum
> muslimin-muslimah di
> mana saja di dunia.  Namun yang saya maksudkan di
> sini adalah tokoh idéal
> yang bertalian dengan kesundaan.
>          Menurut pengamatan saya, tokoh ideal
> kebanyakan orang Sunda
> adalah Prabu Siliwangi. Tokoh ini sangat terkenal
> dalam leluri,
> legenda, carita pantun Sunda dll., namun para ahli
> sejarah tidak
> berhasil menemukannya dalam sumber-sumber sejarah
> seperti
> prasasti, sehingga dianggap hanya sebagai tokoh
> sastera saja.
> Telah ada yang mencoba mengidentifikasi tokoh
> sastera ini dengan
> data-data sejarah yang sudah ditemukan, antaranya
> Moh. Amir
> Sutaarga melalui karyanya Prabu Siliwangi (Duta
> Rakjat, Bandung,
> 1965) yang menyimpulkan bahwa tokoh Prabu Siliwangi
> itu adalah
> Sri Baduga Maharaja; yang disayangkan oleh Saléh
> Danasasmita
> dalam bukunya Nyukcruk Sajarah Pakuan Pajajaran
> jeung Prabu
> Siliwangi (Kiblat Buku Utama, Bandung, 2003) karena 
> argumentasinya kurang kuat. Menurut Saleh
> argumentasi Amir lebih
> berdasarkan filologi bukan berdasarkan ilmu sejarah,
> meskipun dia
> sendiri sependapat bahwa Prabu Siliwangi adalah Sri
> Baduga
> Maharaja yang menjadi susuhunan Sunda di Pakuan
> tahun 1482 —
> 1521.
>       Sementara itu Prabu Siliwangi yang menjadi tokoh
> ideal kebanyakan orang
> Sunda ialah raja Pajajaran terakhir, atau nama umum
> raja Pajajaran sejak
> awal sampai akhir, konon dari I sampai VII,  karena
> mereka beranggapan
> bahwa semua raja Pajajaran  mempergunakan nama
> Siliwangi yang dibedakan
> hanya dengan nomer saja. Bukan saja tokoh ideal ini
> bukan tokoh sejarah,
> melainkan nama Kerajaan Pajajaran pun tidak terdapat
> dalam sumber-sumber
> sejarah – hanya terdapat dalam leluri dan carita
> pantun saja. Menurut
> para ahli, mungkin dikelirukan dengan nama ibukota
> Kerajaan Sunda yang
> disebut Pakuan Pajajaran.
>       Prabu Siliwangi sebagai tokoh ideal orang Sunda,
> adalah raja yang adil
> palamarta, welas asih, sakti, bijaksana, punya
> pandangan jauh ke depan
> bak ahli ramal, yang ketika kerajaannya dikalahkan
> oleh pasukan Islam
> raib dengan jasadnya (ngahiang), karena itu sekarang
> pun dipercaya masih
> hidup serta  selalu menjaga dan membimbing (ngaping
> ngajaring)
> anak-cucunya orang Sunda, menjaganya yang pada waktu
> tertentu kalau perlu
> menjelma sebagai harimau, memberikan wangsit untuk
> menjadi pedoman anak
> cucunya dalam menempuh kehidupan, dan semacamnya.
> Sifat-sifat tokoh Prabu
> Siliwangi seperti itu, bukan hanya diyakini oleh
> orang-orang sembarangan
> yang tidak mengenyam pendidikan tinggi, melainkan
> juga oleh tokoh-tokoh
> masyarakat yang bergelar serta aktif di lingkungan
> universitas. Orang
> seperti Acil Bimbo (Darmawan Hardjakusumah SH)
> meyakini hal itu seperti
> sering dia kemukakan dalam ceramah atau pidato
> radionya. Drs. Hidayat
> Suryalaga juga orang yang meyakini sifat-sifat Prabu
> Siliwangi seperti
> itu.
>       Uraian yang paling representatif mengenai keyakinan
> akan keagungan,
> kehebatan, kesaktian Prabu Siliwangi, kita dapati
> misalnya dalam buku
> Sangkakala Padjadjaran: Upaya Awal Mengeja dan
> Menyingkap Makna Rumpaka
> yang ditulis oleh Ir. H. Setia Hidayat dan N.
> Syamsuddin Ch. Haesy (Bina
> Rena Pariwara, Jakarta, 2004).  Hanya berdasarkan
> teks rumpaka guguritan
> yang biasa dinyanyikan dalam Tembang Sunda
> Cianjuran, kedua penulis itu
> menguraikan tentang Pajajaran yang konon sekarang
> pun masih ada “karena
> Pajajaran tak pernah sirna”. Dengan mengutip
> “Spiritualis” yang anonim,
> dikemukakannya pendapat bahwa “Padjadjaran sirna
> justru terjadi di abad
> XX bersamaan dengan meletusnya Gunung Galunggung”
> dan itu pun masih
> meninggalkan artefak-artefak yang belum ditemukan
> yang baru akan musna
> kalau Gunung Guntur meletus (h. 96). Diyakininya
> bahwa suatu ketika
> Padjadjaran akan bangkit kembali. Dan tanpa
> menunjukkan bukti dan data
> yang jelas, dikemukakannya pula bahwa “telah hadir
> dan tumbuh generasi
> baru yang mampu menunjukkan identitas dan jati diri
> Padjadjaran”. Dan
> sebagai contoh dikemukakan bahwa “harumnya pasukan
> Siliwangi dalam
> lingkungan TNI, sebagai satuan pasukan darat yang
> unggul hingga kini” (h.
> 100). Agaknya kedua penulis itu tidak tahu bahwa
> pada masa revolusi
> sampai tahun-tahun sekitar 1965 memang pasukan
> Siliwangi unggul dan
> dihormati, tetapi pada awal Orde Baru, pamor
> Siliwangi telah dicéos oleh
> Suharto tanpa perlawanan sama sekali.
>       Oleh kedua penulis tersebut, dipercaya bahwa “pada
> setiap masa selalu
> akan hadir Prabu Siliwangi yang memiliki kualifikasi
> unggul sabagai
> pemandu arah perjalanan bangsa memasuki misteri masa
> depan” dan
> “nilai-nilai relijiusitas, kebangsaan dan kerakyatan
> yang diwariskan
> Prabu Siliwangi akan menjadi pedoman memasuki jaman
> baru” hanya
> berdasarkan satu larik (padalisan) guguritan yang
> berbunyi “geura gedé
> jeung pinanggih” (h. 100).
>       Seperti sudah saya katakan, imajinasi tentang
> kehebatan dan keagungan
> Prabu Siliwangi yang diuraikan oleh Ir.  H. Setia
> Hidayat dan N.
> Syamsuddin Ch. Haesy ini semata-mata  berdasarkan
> rumpaka guguritan yang
> biasa dinyanyikan dalam Tembang Sunda Cianjuran,
> tanpa memberitahukan
> dari mana rumpaka itu diperoleh, siapa yang
> menciptakannya dan kapan
> ditulisnya.
>       Siapa pun yang menyusun rumpaka itu, jelas bahwa
> dia disusun sesudah
> Tatar Sunda berada dalam alam jajahan. Artinya
> setelah orang Sunda
> dijajah. Mengapa? Karena Tembang Sunda Cianjuran
> yang merupakan
> perkembangan dari pengaruh tembang Jawa dikenal dan
> digemari oleh orang
> Sunda setelah orang Sunda dijajah Jawa, yaitu pada
> masa Mataram
> diperintah oleh Sultan Agung (1613 – 1645). Para
> bupati Sunda yang setiap
> tahun harus menghaturkan upeti ke Mataram diharuskan
> tinggal di sana
> (disandera!) selama beberapa bulan dan selama itu
> mereka mempelajari
> kebudayaan dan kesenian Jawa yang ketika mereka
> sudah kembali ke tempat
> asalnya diajarkan kepada lingkungannya. Tembang
> sebagai salah satu
> kesenian yang mereka pelajari  diperkembangkan juga
> di daerahnya
> masing-masing dengan memasukkan unsur-unsur yang
> terdapat di daerahnya.
> Yang paling berkembang memang di Cianjur, sehingga
> nama Tembang Cianjuran
> sering diartikan sebagai sinonim  Tembang Sunda.
> Memerlukan waktu yang
> lama sehingga tembang Cianjuran menemukan bentuknya
> seperti 
=== message truncated ===


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help tsunami villages rebuild at GlobalGiving. The real work starts now.
http://us.click.yahoo.com/T8WM1C/KbOLAA/E2hLAA/0EHolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/urangsunda/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to