Mang sae tah tulisan teh, tugas urang balarea euy ngajagi kota Bandung utamina ka ka inohong sareng ahli planologi ti US anu tiasa ngabebenah sareng nata kota bandung deui, mugia.... 

-----Original Message-----
From: urangsunda@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Behalf Of mj
Sent: Wednesday, April 19, 2006 4:35 PM
To: urangsunda@yahoogroups.com
Subject: [Urang Sunda] surat keur bandung : rumah hantu euy




punten ieu tulisan ngacapruk si kuring nu dimuat kamari dina Kompas jawa
barat. sugan we aya inohong bandung nu ngiring maos.  punten basa jakarta.

-------------

Menatap Wajah Suram Kota Bandung

Oleh: Jamaludin Wiartakusumah

Kota di Indonesia umumnya dibangun pertama kali oleh pemerintah kolonial
Belanda, sehingga di pusat kota terdapat gedung-gedung tua peninggalan
zaman pemerintah kolonial Belanda yang sering dianggap menjadi tonggak
sejarah perkembangan sekaligus menjadi penanda khas kota. Kota Bandung
cukup kaya dengan berbagai bangunan peninggalan kolonial Belanda.
      Dari sekian banyak gedung tersebut, beberapa tidak dihuni atau dipakai
lagi dan tampak terbengkalai serta tidak terawat. Lokasi gedung-gedung tua
itu umumnya di kawasan kota yang paling awal di bangun seperti di jalan
Asia Afrika Bandung (jalur Grote Post Weg, jalan raya pos yang dibangun
dari Anyer sampai Panarukan semasa Daendels).
      Kondisinya yang terbengkalai membuat kehadiran gedung-gedung itu tampak
seperti gelandangan tua yang menjadi saksi dinamika suatu kota. Sebut
misalnya bangunan di sebelah barat hotel Savoy Homann, tak jauh dari
Gedung Merdeka yang dicat putih untuk membuatnya tampak bagus di saat
hajatan nasional Konferensi Asia-Afrika (KAA) beberapa waktu lalu. Deretan
bekas toko dan bekas bank di jalan Tamblong, persis di seberang hotel
Preanger dan Gedung Swara di samping Masjid Raya Kota Bandung yang hanya
difungsikan lantai dasarnya saja dan beberapa di kawasan legendaris Kota
Bandung, Braga.
      Gedung-gedung itu sekarang -meskipun telah dicat putih- tetap menampilkan
wajah muram pada kota karena dibiarkan kosong. Sebuah parodi bagi
perkembangan kota sekaligus menjadi ironi kota yang katanya menghadapi
masalah kekurangan lahan.      Ironi lain bagi Kota Bandung, di satu sisi
pemerintah kota sepertinya dibuat pusing oleh maraknya pedagang kaki lima
(PKL) -yang membutuhkan ruang usaha- sedangkan para penggerak  kebudayaan
sering kebingungan mencari ruang untuk kegiatan mereka. Sementara itu,
banyak gedung-gedung tua dibiarkan kosong tidak terpakai bertahun-tahun.

Ruang Publik
Kemapanan seniman senior Bandung dan individualitas masing-masing telah
menghasilkan beberapa galeri dan ruang publik yang dibangun secara
pribadi. Misalnya Rumah Nusantara di Geger Kalong, Selasar Seni Sunaryo di
Bukit Pakar Timur dan Galeri Seni Popo Iskandar  di Setiabudi (Ledeng)
yang semuanya relatif jauh dari pusat kota.
      Mencontoh dari para seniman senior itu, salah satu alternatif pemakaian
gedung-gedung tua di pusat kota itu adalah dengan merubahnya menjadi ruang
publik bagi warga kota seperti gedung pameran, gedung pertunjukan atau
galeri.
      Perubahan fungsi gedung lama ke dalam fungsi baru telah mulai dilakukan
Pemerintah Kota (pemkot) Bandung. Bangunan bioskop Majestik di ujung jalan
Braga sekarang dijadikan gedung pertunjukkan dengan nama keren, Asia
Africa Cultural Center (AACC) atau Pusat Kebudayaan Asia Afrika.
Penggunaan nama itu barangkali dihubungkan dengan lokasinya yang dekat
Museum Konferensi Asia Afrika dan Gedung Merdeka, tempat KAA
dilaksanakan. Tinggal masalah pengelolaan termasuk promosi gedung
tersebut untuk beragam acara pertunjukkan yang murah dan menarik minat
warga kota.

Manfaatkan Kembali
      Bila museum belum cukup prospektif - karena masyarakat belum sadar
museum-  mungkin kembali ke model re-used yang selama ini dilakukan warga
Bandung, yaitu menggunakannya untuk factory outlet (FO) seperti yang
terjadi pada gedung bekas markas Kepolisian Daerah Jawa Barat di ujung
jalan Braga.
      Namun, tetap harus ada satu museum yang perlu dibangun yang terkait
langsung dengan Kota Bandung, yaitu Museum (Sejarah) Kota Bandung.
Kota-kota dunia umumnya mempunyai museum jenis ini. Mungkin gedung yang
strategis untuk museum ini adalah gedung kosong di depan Gedung Merdeka,
di Simpang Lima atau di kawasan Braga.

Lokalisasi Pedagang
Berbagai solusi pemanfaatan gedung-gedung tak terpakai itu antara lain
dijadikan tempat penampungan pedagang khusus. Yaitu pedagang yang
berjualan barang-barang tertentu yang berhubungan dengan lingkungan atau
bangunan sekitar.
      Misalnya bangunan kosong dekat hotel Savoy Homann atau dekat hotel
Preanger, dapat dipakai untuk pedagang yang khusus menjual produk dan
cendera mata khas Bandung, dengan pasar utama tamu hotel mancanegara yang
menginap di kedua hotel itu.         Pemkot juga dapat menyediakan tempat bagi
kawula muda yang merintis usaha khas seperti toko pakaian unik yang
dikenal dengan nama distribution outlet (distro) yang sekarang marak di
berbagai kawasan kota. Selain membina usaha kecil lainnya, barangkali
pembinaan distro ini juga menarik mengingat Bandung terkenal dengan pusat
belanja pakaian. Fungsi lain, maraknya industri buku dapat direspons
dengan munculnya toko buku alternatif.
      Hal yang mungkin jadi kendala adalah status kepemilikan. Bila
gedung-gedung tersebut dimiliki swasta atau perorangan, pemkot dapat
membuat peraturan pemakaian bangunan  yang memungkinkan gedung-gedung di
kota selalu dalam kondisi dipakai.

      Salah satu masalah penting di kota Bandung adalah anak jalanan dan
pengamen di persimpangan jalan dan di depan pusat perbelanjaan. Sebuah
ironi lain dari wajah kota yang harus segera ditanggulangi. Mereka berhak
dan layak hidup wajar seperti seharusnya manusia hidup di negeri merdeka
dan di negeri beradab.
      Daripada dibiarkan terlantar dan hanya memberi warna kusam dan muram bagi
kota, gedung-gedung terbengkalai itu dapat dimanfaatkan untuk menampung
anak-anak yang nasibnya kurang beruntung. Menjadi rumah penampungan atau
rumah singgah anak jalanan dan gelandangan, akan membuat kota tampak ramah
dan manusiawi.
Jamaludin Wiartakusumah
Dosen Desain Itenas, Bandung







mj

http://geocities.com/mangjamal








Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id

Yahoo! Groups Links




--------------------------------------------------------

This message (including any attachments) is only for the use of the person(s) for whom it is intended. It may contain Mattel confidential, proprietary and/or trade secret information. If you are not the intended recipient, you should not copy, distribute or use this information for any purpose, and you should delete this message and inform the sender immediately.


Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke