Haturan Baraya
 
Aya artikel dina Kompas dinten ieu ngenaan Kabuyutan (Situs) nu aya di wewengkon Sindangbarang Pasir Eurih Bogor.  Jigana artikel ieu kenging nyutat ti makalahna kang Agus Aris Munandar dina acara Riungan Simpay nu tos lumangsung dina dinten rebo ping 24 Mei di FIB UI.
 
Tiasa ditingal di http://www.kompas.com/kompas-cetak/0605/31/metro/2688995.htm
 
Makin Terbukti, Sindangbarang Kaya Situs Megalitik
 
Depok, Kompas Sebanyak 57 situs purbakala ditemukan di Kampung Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Taman Sari, sekitar lima kilometer dari Istana Bogor. Semula, batu-batu besar itu dianggap biasa oleh warga setempat, tetapi tokoh masyarakat Ahmad M Sumawijaya melacak dan menemukan batu-batu besar itu berada di wilayah yang luas dengan kerapatan tinggi.
 
Tim Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI), Depok, mengunjungi sebagian kecil yaitu enam situs megalitik di Sindangbarang itu.
Menurut Dr Agus Arismunandar, arkeolog UI, Selasa (30/5), enam situs megalitik itu adalah mata air Jalatunda berukuran 2m x 1 m dengan kedalaman 1,5 m dan Taman Sri Bagenda berupa kolam 45 x 15 m. Selain itu, ada juga punden Majusi, bukit kecil berundak, dan punden Surawisesa, serta punden Leuweung Karamat dan Saunggalah.
Dari survei tim UI ini, kata Agus, tidak diragukan lagi bahwa Sindangbarang dan sekitarnya kaya dengan kepurbakalaan berupa megalitik. Situs-situs ini kini berada di tengah perkampungan penduduk, persawahan, atau lahan yang dikeramatkan. Tetapi tidak tertutup kemungkinan banyak situs yang rusak dan hilang.
 
"Lereng timur Gunung Salak sangat kaya dengan benda purbakala," kata Agus. Namun, kata arkeolog ini, yang perlu dikaji, peninggalan megalitik ini dari masa prasejarah atau dari tradisi megalitik yang berlanjut atau era sejarah.
Tiga puluh tahun silam, 1976, peneliti Belanda menemukan guci berisi tulang belulang manusia yang hancur di Bogor barat. Setelah itu, tak ada lagi laporan terkait kepurbakalaan. Laporan terbaru ihwal megalitik muncul lagi pada April 2006. Kebudayaan megalitik sebagai tradisi masih dikenal di Indonesia. Masyarakat masih menghormati batu-batu alami yang dianggap keramat. (KSP)
 
 
baktos,
hendra

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id




SPONSORED LINKS
Corporate culture Business culture of china Organizational culture
Organizational culture change Organizational culture assessment Jewish culture


YAHOO! GROUPS LINKS




Reply via email to