punten teu disundakeun --- On Sat, 11/8/08, Abbas Amin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Abbas Amin <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Fw: keimanan-1 tambahan yang terpotong To: "kisunda" <[EMAIL PROTECTED]> Date: Saturday, November 8, 2008, 2:20 AM --- On Sun, 11/2/08, Abbas Amin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Abbas Amin <[EMAIL PROTECTED]> Subject: keimanan-1 tambahan yang terpotong To: "proletar" <[EMAIL PROTECTED]> Cc: "radioliner" <[EMAIL PROTECTED]> Date: Sunday, November 2, 2008, 11:12 AM Pemikir kearah ini tak henti2nya merenung dan bersemedi, maka muncullah orang2 luar biasa tentang ketuhanan seperti Lao Chu dari China yang menggambarkan Tuhan Satu dan tak bisa dinamakan apalagi digambarkan, yang akhirnya oleh para pengikutnya setelah melalui beberapa perenungan Tuhan itu digambarkan sebagai Langit. Dan ini jelas paling masuk akal karena memang dimanapun ada langit dan toh tetap Tunggal. Walau menuju luar angkasa yang disebut langit itu tetap ada dan tak terjangkau. Kemudian murid2nya berpikir bahwa tuhan itu digambarkan sebagai MANUSIA juga ( seperti Hindu dll kepercayaan orang Eropa); dimana Raja Dewa itu justru bersemayam di langit. Dan punya bala tentara, para malaikat, bahkan bintang2pun berisi maikat A dan Malaikat B; nah kepercayaan ini jelas malah tak selaras dengan yang disebutkan Loo Chu pertama kali; faham yang belakangan ini pasti dari murid2nya yang memang setelah merenung juga; tapi hasil perenungannya jebul menjadikan Tuhan itu diserupakan dengan manusia. Mengenai Budha, banyak sekali orang berpendapat bahwa Budha tak memperkenalkan adanya Tuhan; dan menganggap bahwa tak ada yang harus disembah, cukup berprilaku baik saja; tapi ini adalah keyakinan golongan Humanis Materialistis yaitu para atheis, maka dari itu Budha paling bisa berdampingan dengan atheis. Tetapi sebenrnya idak demikian, Budha sendiri sudah mengenal Dewa2 Hindu, jelasnya dia meyakini adanya yang Ghaib, dia merasa tak perlu lagi itu dismpaikan; yang dia dobrak dengan Budhanya saat itu adalah perbedaan Kasta dan segala macam tetek bengek upacara agama; maka buat apa ada do’a do’a kalau tak ada yang dituju? Jadi sebenarnya tetap saja Budhapun mengenal dan menyembah Tuhan. Akan dilanjutkan