Teu kira-kira eta mah Mesir, keukeuh peuteukeuh embung muka tapel wates Rafah, kudu badami heula jeung Israel, cenah. Bakating ku embung, Presidenna wae nolak papanggih jeung Ketua MPR, nu jauh-jauh datang ka Tim-Teng, nguruskeun Palestina. Trauma pedah sok eleh wae perang jeung Israel mah kitu?
Wartosna nyanggakeun: Jumat, 09/01/2009 13:52 WIB Presiden Mesir Tolak Temui Hidayat, Perbatasan Rafah Tetap Tertutup Elvan Dany Sutrisno - detikNews Jakarta - Membuka pintu perbatasan Palestina di Rafah, Mesir, yang menjadi misi utama Hidayat Nur Wahid bersafari ke Timur Tengah gagal tercapai. Bahkan Presiden Mesir Husni Mubarak menolak memenuhi undangan pertemuan dengan Ketua MPR-RI dan 13 pemimpin negara Arab. "Kami berusaha menemui Presiden Mesir, namun beliau tidak bersedia ditemui dengan alasan waktunya tidak tepat," kata Hidayat di Kantor DPD, Senayan, Jakarta, Jumat (9/1/2009). Namun demikian mantan Presiden PKS itu berhasil mengadakan pertemuan langsung dengan 13 pimpinan negara-negara Timur Tengah. Hasil pertemuan adalah kesepakatan melanjutkan lobi dan tekanan pada pemerintah Mesir agar bersedia membuka pintu perbatasannya dengan Palestina di Rafah bagi para sukarelawan kemanusiaan. "Meski demikian kami tetap berusaha mendesak supaya pimpinan negara-negara Timur Tengah terus melakukan lobi dan tekanan yang efektif agar Mesir membuka jalur Rafah sehingga bantuan kemanusiaan bisa sampai ke Palestina," ujarnya. Perbatasan Rafah merupakan satu-satunya jalur menuju Palestina yang tidak dijaga oleh militer Israel. Oleh karenanya jalur ini menjadi harapan para sukarelawan dari segala penjuru dunia untuk bisa menyampaikan bantuan mereka pada rakyat Palestina. Sayangnya pihak Mesir berkeras tidak bersedia membuka gerbang Rafah kecuali ada persetujuan dari pihak Israel. Tanpa ada jaminan keselamatan dari Israel, maka gerbang Rafah tetap tertutup baik bagi warga Palestina yang berusaha keluar dari blokade atau masuknya bantuan kemanusiaan dari berbagai penjuru dunia ke Jalur Gaza.