Usum teh rupa-rupa, aya usum ngijih, usum halodo, usum bubuahan ...jrrd. Tah 
di Puncak mah cenah sakeudeung deui usum kawin kontrak ...hehehe. Bulan 
ayeuna (Mei)  cenah mimitina, salila tilu bulan .......


      
http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2009/05/02/16410578/Turis.Arab.Serbu.Punc\
      ak..Musim.Kawin.Kontrak.Dimulai

      Turis Arab Serbu Puncak, Musim Kawin Kontrak Dimulai

      KOMPAS/DANU KUSWORO

      SABTU, 2 MEI 2009 | 16:41 WIB
      BULAN Mei ini kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, bakal dibanjiri turis
      asal Timur Tengah, terutama dari Arab Saudi, Irak, dan Iran. Mereka
      biasanya menghabiskan waktu liburan di sana hingga tiga bulan
      berikutnya.

      Selama musim liburan tersebut, para turis tersebut tinggal di sejumlah
      hotel dan wisma di daerah Tugu Selatan dan Tugu Utara, Kecamatan
      Cisarua. Situasi ini selalu terjadi setiap tahunnya, sehingga warga
      setempat kerap menyebutnya sebagai 'Musim Arab'.

      "Mereka selama ini tinggal di daerah Warungkaleng, Tugu Utara. Di sini
      juga ada wilayah yang dinamakan perkampungan Arab," kata Dede (45),
      warga Kampung Sampai, Tugu Utara, Kamis (23/4).

      Dipaparkan, meskipun musim Arab baru akan dimulai Mei, tapi beberapa
      bulan sebelumnya sudah banyak vila, wisma, dan hotel kelas melati yang
      sudah dipesan. Bagi warga setempat, membanjirnya turis asal Timur
      Tengah membawa berkah tersendiri. "Selain tempat penginapan penuh,
      rental mobil juga laku," kata Dede.

      Menurut Risman, warga lainnya, turis Arab yang berlibur di kawasan
      Puncak bisa menghabiskan uang hingga miliaran rupiah. Untuk
      berbelanja, makan, minum, transportasi, dan sejenisnya turis tersebut
      bisa menghabiskan Rp 3-5 juta per hari. "Mereka biasanya datang secara
      berkelompok," tutur seorang pedagang rokok di kawasan Kampung Sampai
      ini.

      Di musim Arab ini, warga pun memanfaatkannya dengan membuka usaha
      makanan asal Timur Tengah. Pasalnya, turis Arab kurang begitu suka
      dengan makanan Indonesia. "Mereka lebih suka makanan atau minuman asli
      negaranya, makanya di sini banyak toko makanan dan restoran dengan
      menu yang bertuliskan Arab," ujar Risman.

      Sekretaris Himpunan Pemandu Indonesia (HPI) Kabupaten Bogor Teguh
      Mulyana, mengatakan, musim Arab juga membawa berkah bagi para pemandu
      wisata. Namun, para guide tersebut tidak dibekali dengan standar
      seorang pemandu yang profesional, sehingga justru ada pemandu yang
      merugikan turis tersebut. "Banyak warga yang fasih berbahasa Arab
      kemudian menjadi guide, termasuk menjadi penunggu vila," kata Teguh
      Mulyana.

      Rp 5 juta
      Namun, katanya, tidak sedikit turis asing yang berperilaku nakal
      selama berlibur di kawasan Puncak. "Turis Arab rata-rata nakal.
      Sebagiannya sering 'jajan' atau memesan perempuan. Dan sebagian yang
      lain ada saja yang melakukan kawin kontrak dengan warga sekitar,
      dengan biaya antara Rp 5 juta sampai Rp 10 juta. Itu baru mahar, belum
      kebutuhan sehari-hari lainnya yang pasti dicukupi oleh si turis itu,"
      ujarnya.

      Ketika dihubungi, Kapolsek Cisarua AKP Hepi Hanafi mengatakan,
      keberadaan turis Timur Tengah tidak hanya memberikan berkah bagi warga
      sekitar, tapi juga bisa menimbulkan masalah. Misalnya, memunculkan
      aksi kriminalitas. "Untuk itu, kami mengimbau kepada warga sekitar,
      khususnya para pemilik warung atau pemilik vila, untuk tetap selektif
      dalam melayani wisman Arab ini," katanya.

      "Soal kawin kontrak juga kerap dijadikan tameng untuk menyalurkan
      hasrat seksnya. Maka dari itu, kita sudah mulai menggelar razia dan
      memperketat pengawasan terhadap perilaku para wisman Arab tersebut,"
      imbuh Hepi. (Soewidia Henaldi)


Kirim email ke