http://marissahaque .kompasiana. com/2009/ 04/26/semangat- sinyo-sarundayan
g-marissa- haque/
Marissa Haque Blog
Membingkai Politik dengan Hukum & Menjujurkan Keadilan.
—Marissa Haque Fawzi
Semangat Kuliah Sinyo Sarundayang: Marissa Haque
Oleh marissahaque - 26 April 2009 - Dibaca 878 Kali -
Terakhir jumpa Bapak Sinyo Sarundayang Gubernur Sulawesi Utara terpilih adalah
saat saya berada dikota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Disaat mana saya dan
beberapa kader PPP termasuk juga Gerindra (walau sudah di PPP saat itu saya
masih dirayu habis-habisan untuk pindah partai ke Gerindra oleh salah atu
ketuanya di Kalsel dengan ‘mas kawin’ yang menurut ukuran saya saat itu ‘maut’)
– sedang dinner di Coffe Shop Hotel Rattan Inn bersama Bapak Rudi Arifin
Gubernur Kalimantan Selatan. Saat itu seingat saya kami habis melakukan
kegiatan partai PPP untuk sosialisasi dan konsolidasi menuju Pileg 2009 –
sekitar kurang lebih diakhir tahun 2008 lalulah. Tak banyak yang berubah dari
Bapak Gubernur yang satu ini, dengan suara sopan bariton selalu menyapa
siapapun juga yang dikenalnya walau itu ditempat umum seperti pagi tadi.
Jumpa di Bapenas
Merasa suprise atas kehadiran seorang Gubernur diranah akademik formal Bapenas,
saya mencoba menegur beliau dengan sapaan akrab karena menang secara personal
saya mengenalnya baik saat di PDIP dulu: “Hi… Pak Sinyo mau sekolah lagi nih
seperti Pak Fadel Mohammad?” sapaku berakrab ria – Gubernur Gorontalo salah
seorang kawan baik Ikang dan saya tersebut adalah tetangganya di Provinsi
sebelah kanan Sulut pasca pemekaran wilayah diera Presiden Megawati saat lalu.
Jawaban Pak Sinyo sudah dapat ditebak bahwa beliau memang ingin melanjutkan
kuliah lagi, karea hanya mempunyai bidang keilmuan administrasi pemerintahan
daerah jenjang S2 semata tidak dirasakan cukup/mumpuni. Dengan kesadaran penuh
yang bersangkutan merasa perlu kembali kejenjang bangku sekolah untuk menambah
kualitas kognisinya melalui program S3 di Kebijakan Publik UGM (Universitas
Gajah Mada) salah satu respectable university yang menelurkan kedoktoran Dr.
Akbar Tanjung (Golkar) dan Dr. Fadel Mohammad (Golkar). Memang agak jarang
kader elit partai lain semacam PDIP partai lamaku dan PPP partaiku kini yang
berpikiran bahwa wajib para kader semuanya tanpa terkecuali bilamana luas
rezeki, waktu, dan usia untuk memiliki keinginan menambah kapasitas diri
melalui bangku pendidikan formal.
Yah, inilah tantangan partai untuk dapat bertahan dimasa yang akan datang –
investasi kader bekualitas yang memiliki standar kelulusan kognisi, afeksi, dan
psikomotorik. Allahu Akbar! Terharu hati ini mendengar pengakuan jujur dari
seorang Gubernur asal PDIP dengan track record positif ini. Ada catatan dalam
kepalaku terkait obrolan ringan pagi hari tadi yaitu ketika beliau dengan
serius menanyakan persoalan gugatan ‘dugaan’ ijazah palsu Ratu Atut Chosiyah
disaat mengikuti Pilkada Banten 2006 lalu dan urusan Keppres yang dibuat
Presiden atas pelantikan Atut dan Masduki awal tahun 2007 lalu, saya hanya
menjawabnya dengan sepotong senyum penuh arti!
Masya Allaaaah… pagi-pagi di Bapenas sudah ngomongin si Atut, duh! Atut lagiii…
Atut lagiii… ndak ada habis-habisnya memang perempuan cantik yang namanya Ratu
Atut Chosiyah itu. Lihatlah wajahnya yang ayu didalam gambar-gambar dibawah
ini. Atut memang cantik, namun sayaaaang… Yah, sayang ijazah SE (Sarjana
Ekonomi)-nya diduga hanya diselesaikan dalam 8 (delapan) bulan semata. Yaitu
masuk di FE Universitas Borobudur, Jakarta Timur pada Jurursan Menejemen pada
September 2003 dan lulus mendapatkan sarjana penuh SE pada bulan Mei 2004!
Sehingga jelas, dugaan kami-kami di Provinsi Banten bahwa proses Atut
mendapatkan Sarjana Ekonominya dari FE Unbor diduga merupakan upaya
kriminal/delik pidana pendidikan! Innalillahi wa innailahi rojiuuunn…
Ketika saya didesak untuk menjawab pertanyaan tadi dan beliau tahu saya malas
untuk menjawabnya, maka pada pertanyaan dengan isi sama pada kali keduanya
kemudian saya jawab: “Bapakku Gubernur Sulut yang baik hati…, sejauh Pak JK
(Wapres) ‘diduga’ masih ada didepan-belakang- atas-dan bawah Atut sekeluarga
dan melindungi kroni mereka dengan dalih demi nama besar partai mereka, maka
saya harus sabar menunggu untuk terus menuntut Atut selama 20 (dua puluh) tahun
lamanya – delik pidana baru akan nafi/selesai/ kadaluwarsa setelah melewati dua
puluh tahun! Dugaan delik pidana ini seperti yang pernah kita sepakati disaat
dinner bersama di Banjarmasin terakhir kali adalah jenis ABUSE OF POWER atau
DETOURMENT DE POUVIER alias korupsi birokrasi dengan penyalahgunaan jabatan.
Sepuluh tahun reformasi mereka-mereka yang diduga pro status quo/Rezim Orba
(Orde Baru) masih sangat berkuasa walau dengan dalih sebagian dari mereka sudah
‘berganti warna baju’ seolah-olah ikutan dalam arus reformasi dalam 10
(sepuluh) tahun terakhir ini. “Hapunten Pak Sinyo Bapakku… mohon diingat-ingat
cerita-cerita kita kemarin itu ‘yang ringan dan lucu’ tentang Nicollo
Machiavelli dalam Il Principe.
Kok ya sama ya? Rentang waktunya sama 10 (sepuluh) tahun, dan kondisi reformasi
seolah-olahnya juga mirip. Hanya di Italia saat itu benturan terjadi diantara
kaum borjuis dan proletar, kita di Indonesia benturan terjadi antara kaum Orba
dan kroninya versus kami-kami kaum reformis.”
Keluarga kami – Ikang Fawzi dan saya Marissa Haque – belakangan ini terus
berada dalam tekanan keluarga Atut. ‘Diduga’ tekanan dikirim dari Bapaknya yang
bernama Tb. Chasan Sochib sampai dengan anaknya Andika Hazrumy calon DPD maupun
salah seorang istri kroni inti Atut di Kabupaten Pandeglang, Banten Irna
Dimyati (istri Bupati Pandeglang, Banten).
a) Pengalaman Marissa Haque:
Masih ingat dalam benakku disaat saya baru bergabung dengan PPP dan mengisi
formulir pendaftaran wlayah adminsitratif/ lokasi untuk pemilihan legislatif
2009. Setiap kader boleh mengajukan 3 (tiga) lokasi dan wilayah. Maka dengan
spontan saya menuliskan pada urutan pertama tempat dimana rumah asli saya
berada yaitu di Kota Tangerang Selatan (Bintaro), menyusul kedua di Kota
Surabaya karena kampung asal Ibu saya dan masih banyak baraya/dulur saya di
Jawa Timur khususnya yang menjadi korban lumpur Lapindo!, dan baru wilauyah
terakhir di Jawa Barat/Kota Bandung ataut Kabupaten Bandung. Pilihan terakhir
ini dengan pertimbangan bahwa saya cukup mengenal baik wilayah dan masyarakat
Jabar 1 tersebut. Namun bagaimana saya dapat memperoleh posisi pada wilayah
Jabar 1 padahal justru itu menjadi pilihan ketiga? Disinilah kunci rahasianya:
1. Penolakan pertama dari Dapil Banten 2, karena ‘DIDUGA’ telah ada kesepakatan
dari Atut dan keluarganya agar apapun yang terjadi Marissa Haque dilarang
‘mengacak-acak’ Provinsi Banten – walau sekalipun rumahnya terletak di Bintaro,
Tangerang Selatan, Banten. Alasan diplomatis mereka adalah bahwa dapil tersebut
merupakan wilayah binaan Pak Sekjen PPP sehingga sebagai pendatang baru saya
dianggap TIDAK ETIS bila memaksakan kehendak untuk berjuang diwilayah yang
sama! Saya dapat menerima alasan diplomatis tersebut, dan mengalah;
2. Penolakan untuk Dapil Jatim 1, karena dianggap wilayah tersebut adalah
wilayah garapan para Kyai, Sesepuh, dan tokoh alim serta ulama. Sehingga saya
dianggap mengkooptasi wilayah captive market mereka. Walaupun pada akhirnya
saya baru tahu belakangan bahwa Dapil Jatim 1 tersebut ternyata jauh-jauh hari
oleh PPP sudah dijanjikan kepada Ratih Sanggarwaty kawan baikku mantan super
model Indonesia. Saya dapat menerima alasan ini, dan mengalah;
3. Nah,… setelah pilihan terakhir ini Dapil Jabar 1 diberikan kepada saya,
menurut info dari ‘orang dalam PPP’ yang pro kepada saya bahwa ada yang luar
biasa ‘panik’/kelabakan, dan berupaya terus agar kehadiran saya di PPP menjadi
nafi dan menghasilkan KEGAGALAN! Barangkali para pembaca blog-ku yang setia
masih ingat bagaimana saya berupaya mati-matian agar memperoleh kembali pada
posisi nomor satu yang telah dijanjikan oleh Ketum PPP pada saya disaat saya
masuk menjadi kader PPP. Kenapa reaksi saya seperti itu? Barangkali inilah
jawaban resmi dari saya, karena saya telah mengalami ratusan bahkan ribuan
‘dugaan’ pendzoliman kroni Atut agar saya terus-menerus gagal dalam berpolitik.
Karena disaat masih berlaku sistem nomor urut, dengan posisi saya dinomor 2
untuk Dapil Jabar 1 kemungkinan besar pasti akan gagal, karena PPP tidak laku
untuk wilayah perkotaan besar berisi kampus-kampus. Namun diujung kepasrahan
total melalui puluhan doa rintihanku setiap 2/3 malam saat itu, Allah SWT
mengatakan lain bagi perjuanganku. Kekasih Allah Prof. Dr. Mahfud MD, SH Ketua
Mahkamah Konstitusi yang baru memberikan harapan dan pencerahan bagi berlakunya
sistem suara terbanyak. Masalah nanti saya akan berhasil atau tidak didalam
Pileg 2009 ini, saya pikir itu perjalanan takdir lainnya lagi bagi dalam jihad
melalui politik di DPR RI saya kedepannya. Dengan catatan, tentuuuu… kalauuuu…
berhasil lolos ditengah centang-perenang kisruh pidana pemilu Pileg 2009 yang
teramat-sangat- kelewat kotor ini!
b) Pengalaman Ikang Fawzi:
Tentu agak beda kalau saya harus bercerita mengatasnamakan Ikang Fawzi suamiku.
Namun saya hanya sekedar memberikan gambaran terkait apa yang dialaminya
didapil Banten 1 yang meliputi Kabupaten Lebak dan Pandeglang, Banten. Karena
suamiku adalah penyanyi rock yang dikenal dikampung halamannya, maka agak mudah
serta murah-meriah upaya sosialisasi yang dilakukannya. Hal ini mengkhawatirkan
‘yang diduga’ kroni dari Atut dan keluarg besarnya. Karena keluarga kami bukan
koruptor dan dana halal kami – walau kami tidak miskin – hanya sekedarnya saja,
setiap selesai Ikang sosialisasi kesuatu daerah langsung serombongan ‘yang
diduga’ orang-orang Atut dari Lebak dan Pandeglang yang ‘MENGHAPUS’ jejak
sosialisasi suamiku disana. Caranya dengan saweran dana yang ‘diduga’ dari BLT
nya Depsos melalui Dinas Sosial dari kedua kabupaten tersebut diatas. Termasuk
mengancam Ikang Fawzi suamiku dengan golok segala di Kabupaten Pandeglang
karena suamiku bukan NU, dan orang tersebut mengaku seorang Kyai yang disuruh
oleh Ibu Bupati Pandeglang! Benar-benar tidak masuk diakal, bayangkan diazaman
seperti sekarang ini masih ada tindakan kriminal uncivilized seperti itu! Saya
sempat panik begitu mendengar berita tersebut dari supir pribadi Ikang, dan
bersegera melaporkannya kepada Ketua NU Jabar untuk meminta pertolongan. Juga
meng-sms asisten Gus Dur di PB NU agar menegur ‘orang gila’ tersebut yang
mengaku sebagai seorang Kyai NU asal Pandeglang! Alhamdulillah- nya, saya masih
keponakan jauh Gus Dur dari pihak Ibu.
Beberapa pelanggara pemilu yang telah disemprit oleh Panwaslu di Provinsi
Banten dapat di-browsing melalui google.com pada internet dengan cara mengetik
nama-nama mereka yang telah disebut dalam cerita blog-ku kali ini. Namun apakah
pemerintah kita yang dipimpin Pak SBY menindaklanjuti semua delik pidana
pelanggaran pemilu ini? Saya tidak berselera menceritakannya kali ini karena
disetiap koran, internet, maupun radio dan televisi telah ‘mengenyangkan’ kita
semua dengan ratusan berita pelanggaran pidana berkelanjutan dari seluruh
wilauah Indonesia yang ’diduga’ DIBIARKAN oleh pemerintah sekarang ini DEMI
MENJAGA STABILITAS dan PENGAMAN para STATUS QUO semata!
Masya Allah, saya tadi sampai lupa menanyakan apakah Pak Sinyo Sarundayang tadi
ujian mampu/berhasil baik dan percaya dirikah untuk dapat langsung menembus UGM
pada program S3 nya? Semoga saja ya kita doakan bersama. Karena seorang
Gubernur baik seperti beliau dengan semangat tinggi untuk kembali kuliah
melalui proses berkuliah yang baik dan benar wajib kita dukung adanya. Yang
jelas adalah bahwa Gubernur Sulut is the best, karena beliau menghargai sebuah
PROSES pendidikan yang seharusnya, beliau tidak bersedia melakukan upaya short
cut dengan menggunakan jasa calo ijazah aspal (asli tapi palsu) hanya sekedar
demi gengsi mengikuti Pilkada. Yah, semacam Pilkada di Banten 2006 yang lalu
lah!
Allahu Akbar! Kita belum merdeka!
To: urangsunda@yahoogroups.com
From: satriapinand...@gmail.com
Date: Thu, 7 May 2009 16:03:59 +0700
Subject: Re: [Urang Sunda] cing saha wae nu satuju jeung teu satuju Pamekaran
provinsi Cirebon
berarti aya mapia deui nu kabita ku kekuasaan nya (sunda na kekuasaan naonya :D)
kade ah bilih sapertos banten, kan kantos kadangu ku urang sadaya oge hampir
sadayana
pejabatna masih hiji dinasti
wassalam
Urang Kidul tea..
----- Original Message -----
From: Urang Sunda Hudang Euyyy
bisa kitu oge kang.. tp kamari kuring ngobrol kjeung urang indramayu oge urang
cirebon mbung ceunah jadi prov sorangan eta mah kahayang elit politik cirebon
jeung indramayu we ceunah...
_________________________________________________________________
Invite your mail contacts to join your friends list with Windows Live Spaces.
It's easy!
http://spaces.live.com/spacesapi.aspx?wx_action=create&wx_url=/friends.aspx&mkt=en-us