Kemelut Kampung Naga Ancam Bunuh Pariwisata Jabar By Republika Contributor BANDUNG -- Aksi boikot wisatawan yang dilakukan warga Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya mengancam dunia pariwisata di Jabar. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar menawarkan bantuan suryakanta (pembangkit listrik tenaga matahari) kepada warga Kampung Naga agar menghentikan aksi boikotnya.
Kepala Disparbud Jabar, Herdiwan Iing Suranta, menjelaskan, aksi boikot wisatawan yang berlangsung sejak Kamis lalu itu akan mengancam dunia pariwisata di Jabar. Dia menjelaskan, aksi yang dilakukan warga Kampung Naga itu merupakan bentuk protes terhadap pemerintah dan PT Pertamina. Herdiwan menyebutkan, hingga kini warga Kampung Naga kesulitan memperoleh minyak tanah. Kata dia, warga Kampung Naga menjadikan minyak tanah sebagai bahwa untuk masak dan penerangan. ''Saat ini memang suplai minyak tanah mulai dikurangi,'' ujar Herdiwan kepada Republika di kantornya, Senin (18/5). Kata dia, PT Pertaminan tidak mungkin menyuplai minyak tanah bersubsidi hanya ke Kampung Naga. Pasalnya, sambung Herdiwan, akan memicu kecemburuan bagi daerah lain. Untuk menutupi kebutuhan bahan penerangan, pihaknya mengusulkan warga Kampung Naga menggunakan suryakanta. Menurut dia, harga satu unit suryakanta hanya sekitar Rp 4 juta. Satu unit unit suryakanta itu, papar Herdiwan, hanya bisa digunakan untuk satu rumah. Di Kampung Naga, tambah dia, terdapat 121 umpi. ''Kalau memang warganya mau, kami akan bantu dananya,'' tambah dia. Dijelaskan Herdiwan, penggunaan suryakanta tidak akan mengikis nilai kultural Kampung Naga. Lain halnya dengan listrik, lanjut dia, pasti akan mengubah wajah keaslian Kampung Naga. Untuk itu, tegas dia, wajar bila warga Kampung Naga menolak listrik di kampungnya. Pihaknya siap mencarikan sumber dana untuk menyupali suryakanta ke Kampung Naga. Bila perlu, tutur Herdiwan, dana tersebut diambil dari APBD Jabar. Terkait tawaran suryakanta itu, imbuh Herdiwan, sudah dibicarakan dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tasikmalaya, Bakorwil, dan tokoh Kampung Naga. ''Alhamdulillah, ada lampu hijau dari warga untuk menerima tawaran itu,'' tutur dia lagi. Yang penting, sebut Herdiwan, Kampung Naga harus kembali dibuka untuk wisatawan. Dia menjelaskan, yang dikhawatirkan dari aksi boikot itu, pemburukan citra kepariwisataan di Jabar. Dalam sebulan, tambah Herdiwan, Kampung Naga mampu menarik wisatawan hingga 1.500 orang. Menurut dia, Kamoung Naga merupakan potensi kepariwisataan di Jabar. san/kpo Cite: http://www.republika.co.id/berita/51037/Kemelut_Kampung_Naga_Ancam_Bunuh_Pariwisata_Jabar