Cing abdi bade jujur anros..leres ari Media/Pers teh Objektif ?

On 10/8/09, jangdede <jangd...@gmail.com> wrote:
>
>
>
> Tapi ari pamanggih kuring mah, sikep damai antara GM jeung TW teh alus,
> kusabab duanana boga pangaruh masing2.
> Kapaur teh umpamana dua pengikut dua tokoh eta garelut, pangikut GM nu
> lobana ti kalangan Pers jeung satrawan engke malah teu objektif dina
> ngabritakeun masalah2 anu nyangkut masalah TW. terus Pangikut TW pan loba
> preman jeung mafia, pan mafia mah terkenal telenges. Mun di titah ku TW sina
> nandasa eta pangikut GM pan jadi bahaya....
>
>
> ah ngacapruk...
> jangeded
>
>
> Pada tanggal 07/10/09, Waluya <waluy...@yahoo.com> menulis:
>>
>>
>>
>> Hirup cenah teu cukup ku idealis, sakapeung kudu oge pragmatis. Grup
>> Tempo, salah sahiji grup media nu paling gede kharismana/ pangaruhna di
>> nagara ieu, tungtungna "damai" jeung Tommy Winata, sanajan sesepuh Tempo,
>> Gunawan Muhammad kungsi nulis: "Ini untuk menjaga agar RI jangan jatuh ke
>> tangan preman"
>>
>> Rabu, 07/10/2009 08:32 WIB
>>
>> Tempo Berdamai dengan Tomy Winata
>> Laurencius Simanjuntak - detikNews
>>
>> Jakarta - PT Tempo Inti Media Harian (Koran Tempo) beserta Goenawan
>> Mohamad dan pengusaha Tomy Winata sepakat berdamai. Mereka sepakat untuk
>> menganggap selesai segala permasalahan hukum yang melibatkan keduanya.
>>
>> "Kita bikin semacam gentleman agreement," kata Pemimpin Redaksi Majalah
>> Tempo Toriq Hadad saat dihubungi detikcom, Rabu (7/10/2009).
>>
>> Penandatanganan kesepakatan antara Tempo, Goenawan dan Tomy diawali acara
>> makan malam bersama di Hotel Borobudur, Jakpus, Selasa (6/10) malam. Hadir
>> pula beberapa petinggi media seperti Karni Ilyas, Elman Saragih dan
>> pengusaha Eric Thohir.
>>
>> Toriq menjelaskan, ada 5 poin yang disepakati di antara para pihak.
>> Pertama, gentleman agreement merujuk pada kasus perdata No 80/Pdt.G/2003/PN
>> Jaktim yang sudah berkekuatan hukum tetap lewat putusan kasasi di Mahkamah
>> Agung (MA). Kedua, permasalahan hukum yang melibatkan para pihak dianggap
>> selesai.
>>
>> Ketiga, para pihak sepakat tidak akan mengeluarkan isi putusan yang sudah
>> diputus, "Apa pun isi putusan di setiap tingkatan pengadilan."
>>
>> Keempat, para pihak tidak akan melakukan tindakan hukum lagi dan putusan
>> kasasi MA tidak akan dieksekusi.
>>
>> "Kelima perjanjian ini menghormati posisi masing-masing dan menghormati
>> kebebasan pers," ujarnya.
>>
>> Kasus hukum para pihak ini bermula dari gugatan Tomy terhadap Goenawan
>> Mohamad dan PT Tempo Inti Media Harian (Koran Tempo) pada 2003. Tomy
>> menggugat atas pencemaran nama baik atas pernyataan Goenawan "Ini untuk
>> menjaga agar RI jangan jatuh ke tangan preman" yang dimuat di Koran Tempo 12
>> dan 13 Maret 2009.
>>
>> Dalam perkara itu, hingga tingkat kasasi, Mahkamah Agung pada Agustus lalu
>> menolak permohonan Goenawan dan Tempo. MA mengharuskan Goenawan dan Tempo
>> meminta maaf melalui beberapa media massa.
>>
>> Awalnya Bandara
>>
>> Toriq bercerita, ide berdamai dengan Tomy Winata berawal saat kuasa hukum
>> Tempo Todung Mulya Lubis tak sengaja bertemu dengan Tomy di bandara. Dalam
>> kesempatan itu, Tomy mengaku tidak lagi menganggap kasus dengan Tempo
>> sebagai suatu masalah.
>>
>> Toriq mengatakan, hal yang sama juga dikatakan Tomy saat diwawancarai
>> wartawan Tempo terkait kasus tersebut.
>>
>> "Saya sudah lupa, nggak ada masalah," tutur Tomy ditirukan Toriq. Atas
>> sikap 'lunak' Tomy tersebut, akhirnya kesepakatan itu terealisasi.
>>
>> Saat ditanya apakah Tempo tetap teguh dengan isi pemberitaan meski sudah
>> berdamai, Toriq menjawab "Kita menganggap 6 tahun konteks keadaan sudah
>> berubah dengan cepatnya. Kalau ada keinginan baik untuk menutup satu bab
>> hubungan Tomy dengan Tempo, kita tutuplah."
>>
>> Terkait pernyataan Goenawan Muhammad yang pernah mengatakan 'Jangan sampai
>> Republik Indonesia jatuh ke tangan preman' Toriq enggan mengomentari lebih
>> jauh.
>>
>> "Lebih baik tanya ke Pak GM," pungkasnya. (lrn/nrl
>>
>>
>  
>

Kirim email ke