2.477 Hektare Sawah Terganggu Pengairannya
Dua Sungai Meluap

SEJUMLAH karyawan PNS di Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Bandung menjemur berkas dan komputer yang terendam banjir bandang di
Kompleks Pemerintah Kabupaten Bandung, Kecamatan Soreang, Senin
(25/1). Banjir bandang yang terjadi Minggu (24/1) sore menyebabkan
Kantor Dinas Perikanan dan Peternakan, serta Dinas Pertanian,
Perkebunan, dan Kehutanan terendam dengan ketinggian air mencapai 40
sentimeter. Belasan komputer rusak dan sejumlah berkas basah karena
terendam.* USEP USMAN NASRULLOH/"PR"

SOREANG, (PR).-
Curah hujan yang tinggi pada Senin (25/1) menyebabkan beberapa anak
sungai di Kab. Bandung meluap. Meski tidak menimbulkan genangan air
setinggi satu hari sebelumnya, Minggu (24/1), luapan beberapa anak
sungai tersebut menggenangi ratusan rumah warga dengan ketinggian air
20 sampai 40 sentimeter.

Genangan air kembali terjadi di Desa Cingcin, Kecamatan Soreang,
Kabupaten Bandung. Kepala Desa Cingcin Soleh Muhamad Rohmat ketika
dihubungi "PR", Senin (25/1) malam mengatakan, tinggi genangan sekitar
20 sampai 40 sentimeter. Luapan air menggenangi puluhan rumah warga.
"Kalau banjir seperti ini, merupakan banjir rutin, karena ada bagian
di Desa Cingcin yang berupa cekungan," ujarnya.

Luapan air juga sempat menggenangi Perumahan Gading Tutuka 1 sekitar
pukul 15.00 WIB akibat luapan Sungai Cijalupang. Namun, pada pukul
17.00 WIB, air mulai surut. Genangan air juga terjadi di Kampung
Cireungit, Desa Tanjungsari, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung.

Di Kec. Banjaran, RT 4 RW 1 Kampung Muara Desa Banjaran Wetan juga
digenangi air akibat luapan Sungai Citalugtug. Camat Banjaran Iman
Irianto mengatakan, hingga pukul 20.00 WIB, air sudah naik 40
sentimeter dari sempadan sungai. "Puluhan rumah yang terendam, tetapi
airnya tidak terlalu tinggi," kata Iman.

Sementara itu, ratusan rumah di Kampung Cieunteung Kel./ Kec.
Baleendah juga kembali tergenang air. Hingga pukul 20.00 WIB,
ketinggian air antara 20 sampai 40 sentimeter. "Sepertinya air juga
masih terus naik," ucap Ketua RW 20, Jaja.

Longsor Leuwikuya

Sementara itu, Bupati Bandung Obar Sobarna yang meninjau lokasi tebing
longsor yang menghambat aliran irigasi Leuwikuya di Desa Buninagara
Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung, Senin (25/1) mengatakan,
seluas 2.477 hektare (ha) sawah di Kab. Bandung dan Kab. Bandung Barat
akan terganggu dalam hal pengairan akibat tidak berfungsinya saluran
irigasi Leuwikuya.

"Walaupun ini merupakan kewenangan Pemprov Jabar, tetapi karena aliran
irigasi ada di di wilayah Kabupaten Bandung, kami akan berusaha untuk
membersihkan gundukan sisa longsor di lima belas titik ini," ucap
Obar. Dari kelima belas titik longsor tersebut, terdapat satu
longsoran besar sepanjang sepuluh meter, sedangkan sisanya berupa
longsoran kecil.

Medan yang terjal membuat alat berat seperti backhoe tidak bisa
membantu penggalian longsoran. "Terpaksa kami gunakan tenaga manual,
setiap hari akan dikerjakan semaksimal mungkin, dan akan kami sediakan
dapur umum," ujarnya.

Sementara untuk batu-batu besar, Pemkab Bandung akan mengerahkan
tukang pemecah batu. "Akan kami bayar per kubik seperti jasa tukang
pemecah batu menghancurkan batu di tempat lain," kata Obar.

Sebagai langkah jangka panjang, Pemkab Bandung akan menginventarisasi
tanah milik warga yang berada di tebing Leuwikuya. "Seharusnya ada
sengkedan untuk mengantisipasi longsor," ucapnya.

Kepala UPTD Sub-DAS Cisangkuy Dinas Sumber Daya Air, Pertambangan dan
Energi (SDAPE) Erico Tommy Rain mengatakan, sedikitnya lahan pertanian
di sebelas desa di Kabupaten Bandung dan sepuluh desa di Kabupaten
Bandung Barat diairi aliran irigasi Leuwikuya. "Sedangkan kecamatan
yang dilewati adalah Kecamatan Soreang dan Kecamatan Kutawaringin, dan
Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat," katanya.

Debit air yang mengalir di saluran irigasi tersebut sebesar tiga ribu
liter per detik. "Karena longsoran ini, aliran berhenti total,"
ujarnya.

Untuk mengatasi bencana banjir yang telah menyebabkan tebing Leuwikuya
jebol kemarin, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jawa Barat
sudah mempersiapkan ratusan ribu karung dan bronjong untuk menahan
luapan air di daerah saluran irigasi tersebut. Karung-karung ini yang
nantinya akan diisi dengan pasir atau tanah, sedangkan bronjong akan
diisi batu sebagai penahan jika terjadi luapan air.

Selain itu, kemarin, Dinas PSDA, Balai Citarum, dan petani pemakai air
setempat, bersama-sama melakukan pengerukan dan perbaikan agar air
dapat mengalir kembali. "Kita harapkan pengerukan akan segera dapat
dituntaskan sehingga air akan dapat mengalir kembali," ujar Kepala
Bidang Operasi dan Pemeliharaan (OP) PSDA Jabar Endang Kusnadi kepada
"PR" di Bandung, Senin (25/1).

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan
Kabupaten Bandung A. Tisna Umaran mengatakan, untuk sementara
pengairan untuk pertanian di Kab. Bandung bergantung pada Sungai
Ciwidey. Lagi pula, ujar Tisna, curah hujan yang tinggi sangat
membantu agar lahan pertanian tidak kekeringan.

"Kondisi pertanian sangat terbantu dengan musim hujan sehingga tidak
berpotensi kekeringan. Justru pada musim hujan, saluran irigasi lebih
berfungsi sebagai saluran pembuangan air daripada untuk mengairi lahan
pertanian warga," katanya.

Dia juga mengatakan, usia tanaman petani di Kecamatan Soreang dan
Kutawaringin yang kini mayoritas berkisar antara 50 sampai 60 hari,
membuat akar cenderung kuat sehingga tidak terlalu berpengaruh
terhadap kejadian banjir kemarin. Hari ini, menurut Tisna, pihaknya
masih akan turun ke lapangan untuk menginventarisasi kerugian
pertanian akibat banjir. (A-175/A-133)***
Web: http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=123928

2010/1/19 mh <khs...@gmail.com>:
> Tiap usum hujan datang, beja banjir dimana-mana, jiga beja di handap,
> banjir di Batawi.
> Jigana ieu bencana banjir teh, geus hese ngungkulanana. Sabab loba
> pisan indikatorna.
> Najan lain tukang noong cuaca ge, asana teu hese neangan indikator yen
> banjir masih
> mangrupa ancaman bencana di lembur urang.
>
> Basa uing pareng mulang ka lembur, dua taun kaliwat, kabeneran uing
> ulin ka sawah.
> Naon nu kapanggih matak pikamelangeun. Galengan solokan nu baheula bisa dipake
> lalar liwat munding reuneuh, kiwari galengan solokan teh ngan ukur
> ngajepret sagede
> halis nu geulis. Nalika uing pasarandog jeung nu liwat, kapaksa uing
> kudu ngarandeg
> heula, da puguh galengan solokan beak dipapas unggal tiap usum nyawah. Kacipta
> lamun mun terus-terusan dipapas, galengan solokan moal bisa deui nahan cai 
> caah
> mun hujan badag.
>
> Teuing nu dibarendo di Garut, arapaleun heunteu nya kana kaayaan jiga kieu.
> -mh-
>
> Ini Dia Lokasi Titik Genangan Air di Ibu Kota
> http://megapolitan.kompas.com/read/2010/01/19/08332449/Ini.Dia.Lokasi.Titik.Genangan.Air.di.Ibu.Kota
> Beja
>

Kirim email ke