Balad uing ngadongeng, yen manehna keur kuriak, kulantaran kitu sementara
dapur rek dijadikeun
keur rohangan kulawarga. Nu jadi masalah di dapur aya tabung gas elpiji,
mangkaning ampir unggal
poe dina TV sok wae aya beja tabung gas ngabeledug.

Beu, lamun ngurus tabung gas wae urang teh teu bisa, kumaha rek ngurus
nuklir atuh?

=========
Tak Usah Malu Akui Gagal Soal Elpiji

Korban ledakan gas elpiji, Muhammad Jidan Gibran (4) menjalani perawatan
intensif di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih, Jakarta Pusat,
Sabtu (17/4/2010). Ledakan yang terjadi di pemukiman padat penduduk Jalan
Sukamulya II, RT 02 RW 01, Kelurahan Harapan Mulya membawa korban luka bakar
sebanyak 10 orang dan satu orang luka ringan.
 Selasa, 22 Juni 2010 | 20:30 WIB

*JAKARTA, KOMPAS.com *— Ketua Departemen Sosiologi FISIP Universitas
Indonesia, Linda Damayanti, menyatakan, insiden ledakan tabung gas elpiji 3
kg merupakan dampak penerapan kebijakan tanpa berlandaskan riset.

Hal ini diperparah oleh minimnya sosialisasi untuk menginternalisasi
nilai-nilai keamanan penggunaan elpiji 3 kg kepada masyarakat penerima paket
konversi mitan ke elpiji itu.

"Pemerintah tidak usah malu untuk mengevaluasi program konversi dan mengakui
kegagalan dalam pelaksanaannya. Ke depan, bagaimana menghilangkan kepanikan
masyarakat dan memperbaiki implementasi," ujar Linda Damayanti dalam diskusi
"Akuntabilitas Keamanan Penggunaan Elpiji Kemasan 3 Kilogram", Selasa
(22/6/2010) di Jakarta.

Ia menambahkan, "Koordinasi antarlembaga jadi penting, tidak bisa hanya
Pertamina dan konsultan tanpa berkoordinasi dengan pemerintah lokal atau
lembaga terkait."

Menurut dia, selama ini terjadi kesalahan metode sosialisasi mengenai
penggunaan elpiji 3 kg secara aman. Sosialisasi hanya menyentuh kaum pria
yang menjadi kepala rumah tangga, sedangkan para ibu rumah tangga sebagai
pengguna akhir elpiji 3 kg justru luput dari sasaran kebijakan.

"Sosialisasi jangan hanya mengumumkan dan mengkomunikasikan, tetapi harus
menginternalisasikan nilai-nilai keamanan pada masyarakat," ujarnya.

Sementara anggota Fraksi PKS Komisi VII DPR, Zulkieflimansyah, menambahkan,
Kementerian Komunikasi dan Informatika serta kementerian terkait lain harus
meningkatkan sosialisasi mengenai program konversi minyak tanah ke elpiji.

Adapun implementasi soal siapa yang boleh menggunakan elpiji 3 kg,
spesifikasi barang gas maupun aspek pengamanan, menjadi tugas Direktorat
Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Ia menambahkan, konversi minyak tanah ke elpiji 3 kg bukan sekadar
membagikan paket konversi. Lebih dari itu, kebijakan tersebut untuk
mengurangi beban subsidi energi, serta menghemat pengeluaran negara dan
masyarakat. Karena itu, kebijakan publik itu harus diterapkan dengan
menggunakan pendekatan lintas sektoral.

*KOMPAS Evy Rachmawati*

*Dapatkan artikel ini di URL:*
http://www.kompas.com/read/xml/2010/06/22/20300472/Tak.Usah.Malu.Akui.Gagal.Soal.Elpiji-14

Kirim email ke