Aman:
1. Alasan di bahasa lain tidak ada kata jenis seperti ini, mungkin itu dasarnya 
yang mendorong Abah mengatakan salah. Karena al-Namlu itu bahasa Inggrisnya 
adalah Ant. Dan Ant ini tidak bergagasan kolektif. Menurut saya, bukankah malah 
karena itu mau tidak mau dia harus menggunakan ants untuk menyesuaikan maknanya 
yang memang plural. Karena Ant yang tidak mengandung gagasan kolektif jelas 
tidak sesuai dengan kandungan maksud al-Namlu yang bergagasan Plural.

2. Soal penafsiran al-Namlu sebagai suku bangsa, itu terserah yang menafsirkan 
sebagaimana sesuai dengan pandangan dan argumennya. Dan itu tentunya perlu 
dibuktikan dengan bukti-bukti minimal yang bisa memperkuatnya, apakah itu 
memang ada dan pada masa Sulaiman.
-----------------------
HMNA:
1. Kalau dalam terjemahan Inggris pakai Ant, karena memang an-Naml itu bahasa 
Inggrisnya Ant, maka terjemahan kata ini benar. Tetapi kalau ngotot pakai Ant 
supaya terjemahan an-Naml itu benar, maka terjadi kesalahan gramatikal karena 
Ant dalam bahasa Inggris tidak mengenal gagasan plural, sehingga secara 
gramatikal menjadi salah, sebab tidak klop dengan dwellings (Masa-kinakum) yang 
jamak. Jadi untuk menghindarkan kesalahan gramatikal dijamakkanlah Ant menjadi 
Ants. Itulah dilemma. Kalau terjemahan an-Naml dibikin betul yaitu Ant, terjadi 
kesalahan gramatikal. Kalau menghindarkan kesalahan gramatikal, maka terjemahan 
an-Naml ke Ants yang menjadi salah. Maju kena, mundur kena. Di situlah 
kesulitannya dalam menterjemahkan yang dalam hal ini ke bahasa Inggris.

2. Apakah ada nama suku memakai nama binatang pada zamannya Nabi Sulaiman AS 
(jadi bukan suku Semut saja), itu merupakan pembicaraan tersendiri. Yang jelas 
di Afrika terdapat suku yang memakai binatang sebagai totem (lambang suku) 
seperti misalnya Macan-tutul (Leopard), bahkan masih ada bekasnya dalam zaman 
modern ini seperti orang Belanda pakai simbol Singa, Indonesia pakai simbol 
Banteng (lambang sila ke-3). Raden Saleh seorang pelulis terkenal, 
menggambarkan perjuangan kemerdekaan Indonesia melawan penjajah Belanda dengan 
sebuah lukisan perkelahian antara Banteng dengan Singa dinamakannya lukisannya 
itu dengan: Het gevecht tussen leven en dood(perkelahian mati-matian). 

Namun terlepas dari masalah tersebut, kalau an-Naml tidak diterjemahkan dengan 
Ant, melainkan tetap pakai Naml, yaitu totem yang menjadi "proper name" dari 
suku bersangkutan, maka tidak terjadi dilemma, karena Naml sebagai totem 
merupakan people yang mengandung gagasan jamak.

Wassalam,


 
  ----- Original Message ----- 
  From: Aman FatHa 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, June 18, 2005 19:36
  Subject: Re: [wanita-muslimah] pro pak Aman Fatha cs : makna jin menurut 
qur'an Re: Interaksi sesama Umat Islam


  Sebenarnya saya mengerti maksud Abah dalam soal macam-macam penafsiran.
  Cuman yang saya tidak habis pikir adalah "menyalahkan". Padahal penafsiran 
  seperti itu malah yang lebih umum berlaku. Kalau orang mempelajari Ilmu 
  Sharaf pasti akan menemukan bab ini di mana suatu kata bermakna plural 
  sedang bentuk katanya singular. Untuk kata-kata yang berbentuk seperti ini, 
  untuk menegaskan makna singularnya maka harus ditambahkan Tha Marbuthah. 
  Dalam gramatikal nawhunya, boleh kembali kepada lafazhnya yang singular dan 
  boleh kembali kepada maknanya yang berkonotasi plural sesuai dengan 
  penekanan apa yang diinginkan pada konteksnya.Dan tidak ada perbedaan 
  pendapat di antara para ulama Sharaf dalam hal ini.

  Jadi secara bentuk kata, jenis-jenis kata ini memang berbeda dengan 
  kata-kata lain yang bergagasan plural seperti contoh abah. Kalau nas artinya 
  manusia, maknanya tidak bisa disingularkan menjadi naasah (pakai Tha 
  Marbuthah). Begitu juga kata qaum, jam'un, ahlun (keluarga), nafarun, dll. 
  Semua kata-kata jenis ini adalah menunjukkan gagasan kolektif. Dan ini 
  dinamakan kata-kata yang bermakna plural. Dua jenis kata ini bertemu sebagai 
  sama-sama jenis kata yang bergagasan kolektif sehingga dalam kaidah Nahwunya 
  tidak banyak berbeda, yaitu boleh kembali kepada lafzhnya dan boleh kembali 
  kepada maknanya dalam sitaks bahasa.

  Alasan di bahasa lain tidak ada kata jenis seperti ini, mungkin itu dasarnya 
  yang mendorong Abah mengatakan salah. Karena al-Namlu itu bahasa Inggrisnya 
  adalah Ant. Dan Ant ini tidak bergagasan kolektif. Menurut saya, bukankah 
  malah karena itu mau tidak mau dia harus menggunakan ants untuk menyesuaikan 
  maknanya yang memang plural. Karena Ant yang tidak mengandung gagasan 
  kolektif jelas tidak sesuai dengan kandungan maksud al-Namlu yang bergagasan 
  Plural.

  Soal penafsiran al-Namlu sebagai suku bangsa, itu terserah yang menafsirkan 
  sebagaimana sesuai dengan pandangan dan argumennya. Dan itu tentunya perlu 
  dibuktikan dengan bukti-bukti minimal yang bisa memperkuatnya, apakah itu 
  memang ada dan pada masa Sulaiman. Sedangkan saya masih memilih tafsir yang 
  menyatakan bahwa maksud dari ayat tersebut adalah semut. Karena memang 
  itulah pendapat yang bisa saya ambil dari alasan-alasan yang dikemukakan 
  para ahli tafsir dan dari segi kebahasaan.

  Salah satu contoh lagi yang berkaitan dengan jenis-jenis kata seperti ini 
  adalah baqarah. Di mana maksudnya adalah seekor sapi betina sebagaimana 
  disebutkan oleh mufassirin (non Arab tentunya, karena tafsir bahasa arabnya 
  sudah pasti menggunakan kata baqarah terus). Namun menurut saya, sapi ini 
  sapi betina hanya tegas ketika sudah ada kejelasan pada ayat-ayat 
  berikutnya. Dan itupun hanya satu kata saja yang kuat untuk menunjukkan 
  kepada hal itu. Sehingga kalau keseluruhan diterjemahkan menjadi sapi 
  betina, tidak sesuai dengan konteks ayat-ayat ini.

  1. Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah 
  menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina."
  2. "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami; 
  sapi betina apakah itu." Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa 
  sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; 
  pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu".
  3. Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia 
  menerangkan kepada kami apa warnanya". Musa menjawab: "Sesungguhnya
  Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang 
  kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya."
  4. Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia 
  menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena 
  sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya 
  Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu)."
  5. Musa berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah 
  sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula 
  untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya." Mereka 
  berkata: "Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang 
  sebenarnya".
  [al-Baqarah dari ayat 67 dan seterusnya].

  Pada nomor 1 menggunakan kata baqarah yaitu seekor sapi. Pada nomor 2, 
  menggunakan kata baqarah dilanjutkan dengan sifat-sifatnya yaitu la 
  faaridhun walaa bikrun, 'awaanun baina dzalik. Pada no 3 menekankan pada 
  sifat warna. Pada no. 4 menggunakan "Innal Baqara tasyaabaha alaina.." kata 
  sapi pada nomor 4 ini bergagasan kolektif sehingga mencari sapi mana yang 
  dimaksud itu sangat susah [penjelasan lebih luas lihat al-Thabari dan 
  al-Qurthubi].  Pada no 5, menerangkan sifat dan ciri-ciri selanjutnya.

  Kontek ayat ini menceritakan tentang kaum Musa yang rewel. Mereka disuruh 
  menyembelih seekor sapi. Tapi banyak nanya sehingga akhirnya gara-gara 
  kerewelan mereka itu membuat mereka susah sendiri. Tidak ada dari ayat ini 
  yang menunjukkan bahwa yang dimaksud itu adalah sapi betina. Hanya 
  setelahnya pada no. 2 ada kata bikrun. Di terjemahan Indonesia adalah "tidak 
  terlalu muda". Kata ini menurut bahasa digunakan untuk menunjukkan jenis 
  betina baik pada binatang atau manusia. Kalau pada manusia, biasa 
  diterjemahkan dengan perawan. Hanya kata ini saja yang paling tegas 
  menunjukkan pada sapi betina, (tapi juga ingat disitu menggunakan Laa.. 
  artinya "yang bukan"). Karena itu dari kelengkapan bahasa yang ada, pada no. 
  1 lebih tepat diterjemahkan sebagai seekor sapi saja. Karena Tha Marbuthah 
  di sini untuk menunjukkan penekanan pada singular dari al-baqar yang 
  bergagasan plural.

  Dengan demikian, pada ayat al-Namlu jelas pula bahwa maksud "qaalat 
  namlatun" adalah seekor semut, bukan semut betina. Menggunakan Tha Marbuthah 
  untuk menegaskan singular bukan untuk menekankan sifat muannats. Dan kalau 
  al-Namlu adalah nama jenis bangsa yang bergagasan kolektif maka sosok 
  orangnya adalah Namliyun bukan namlatun seperti misalnya al-Arab menjadi 
  Arabiyun, Indunisia menjadi Indunisiyun, 'Ajam menjadi 'ajamiyun, Auruba - 
  aurubiyun, Saam - Saamiyun, Asyuriyah - Asyuriyun, dan seterusnya. Dan itu 
  akan banyak kita temukan dalam contoh-contoh teks berbahasa Arab.

  Kesimpulannya, secara umum kata-kata bergagasan kolektif ini sebenarnya juga 
  banyak terdapat dalam bahasa lain seperti contoh kata kelompok, ras, bangsa, 
  manusia, rakyat, dll. Tapi jenis kata semacam al-Namlu - al-Namlatu dan 
  sejenisnya tidak ada padanannya sehingga terjemahan yang tepat adalah dengan 
  langsung mempluralkannya.

  Demikian,
  Wassalam

  Aman


  ----- Original Message ----- 
  From: "H. M. Nur Abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]>
  To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
  Sent: Saturday, June 18, 2005 5:47 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] pro pak Aman Fatha cs : makna jin menurut 
  qur'an Re: Interaksi sesama Umat Islam


  > Dalam bahasa Arab ada pengelompokan kolektif benda yang menunjukkan spesi 
  > seperti manusia, binatang, serangga, tumbuh-tumbuhan, mineral dll 
  > semacamnya yang berkelompok yang diciptakan Allah secara alamiyah. Dalam 
  > bahasa Arab benda-benda ini walaupun disebutkan mufrad (singular), namun 
  > secara gagasan adalah jama' (plural), yaitu dalam kalimat, fi'il (kata 
  > kerja) yang berhubungan dengan benda itu ditasrifkan sebagai jama'. 
  > Contohnya seperti ayat yang diperbincangkan:
  > Ya-ayyuha- nNaml uDkhuluw Masa-kinakum.
  >
  > Dalam bahasa Inggris tidak dikenal hal semacam itu. Akan tetapi jika 
  > anNamlu difahamkan sebagai nama diri (a proper name) dari sebuah puak, 
  > yaitu puak Semut, maka ayat itu terjemahannya, sebagaimana
  > diterjemahkan oleh M.H.Shakir, Iran, seperti berikut:
  > a Namlite said: O Naml ! enter your houses.
  > Di sini tidak ada kesulitan karena dalam bahasa Inggris Naml sebagai nama 
  > bangsa atau suku juga mengandung gagasan plural, akan tetapi kalau seperti 
  > terjemahan Mohammed Marmaduke Pikthall:
  > an ant exlaimed, O ants! Enter your dwellings. Jadi M.M.Pikthall 
  > "terpaksa" menjamakkan ants untuk menyesuaikannya dengan dwellings 
  > (Masa-kinakum). Maka akibat mengelakkan kesalahan gramatikal, ia salah 
  > dengan menjamakkan ants. Mengapa salah? Karena dalam bahasa inggris nama 
  > jenis binatang seperti ant tidak mengandung gagasan plural. Ia terpaksa 
  > menjamakkan ants. Maka kesalahannya ialah:
  > an Namlu bahasa Inggrisnya ialah Ant, bukan Ants.
  >
  > Wassalam,
  > HMNA


[Non-text portions of this message have been removed]



WM FOR ACEH
Bantu korban bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatra Utara!
Rekening BCA Kantor Cabang Pembantu (KCP) Koperasi Sejati Mulia Pasar Minggu No 
Rek. 554 001 4207 an. Herni Sri Nurbayanti.
Harap konfirmasi sebelumnya ke [EMAIL PROTECTED] atau HP 0817 149 129.

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Islami mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke