BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
092. Arus Informasi Tentang Isu Demokrasi, Fundamentalisme dan Terrorisme
Antara Prasangka, Teori dan yang Empiris

Masih ingat ancaman Presiden Bosnia Alija Izetbegovic beberapa waktu yang lalu? 
Jika dunia internasional meninggalkannya sendirian melawan Serbia dan Kroasia, 
ia akan melancarkan terrorisme di Eropa bahkan di mana saja. Pengungsi Bosnia 
yang ditaksir sekitar 2,5 juta yang tersebar di Eropa memang sangat potensial 
untuk itu. Rupanya ancaman Alija ini ada juga hasilnya. Sejak itu negara-negara 
Eoropa yang enggan mendukung Clinton untuk bertindak keras terhadap Serbia, 
mulai serius. NATO sudah mau juga bertindak keras.

Namun bukan itu yang menjadi pokok pembicaraan, melainkan dari segi informasi. 
Tata-komunikasi barat ibarat santet yang tukang sirap berita, menyebabkan para 
konsumen berita terpukau olehnya, lalu melahap bulat-bulat istilah terrorisme 
dalam berita itu. Kita tidak percaya bahwa Alija akan mempergunakan isilah 
terrorisme itu. 
 
Arus informasi yang didominasi oleh tata-komunikasi barat yang memiliki sarana, 
peralatan dan jaringan organisasi yang unggul, hampir berhasil membentuk opini 
sebagian besar konsumen berita. Penggunaan ungkapan hampir dan sebagian besar 
dalam kalimat di atas menunjukkan secercah optimisme, bahwa tidak semua 
konsumen melahap berita itu bulat-bulat. Ada juga, walaupun sebagian kecil, 
yang tidak hanyut oleh arus informasi tersebut, yaitu yang mengunyah dan 
mencerna berita itu secara selektif dan cermat. Saya teringat sebuah film yang 
berjudul Le Corsaire Noir, Si Bajak Laut Hitam sebuah film asal Perancis. 
Sepintas lalu film itu isinya sangat sederhana, menceritakan hubungan asmara 
antara Si Bajak Laut dengan seorang "Lady" teras bangsawan penguasa sebuah puri 
di daratan Brittania. Namun ada yang menarik untuk disimak dari dialog di 
antara keduanya. Sang Lady menanyai mengapa kekasihnya itu menjadi bajak laut. 
Si Bajak Laut menjelaskan bahwa ia seorang raja dari kerajaan yang 
berwilayahkan kapalnya. Saling bunuh dan rampas-merampas diperbolehkan oleh 
tata-dunia di antara dua kerajaan yang sedang berperang. Sebagai seorang raja 
yang berdaulat atas wilayahnya ia berhak menentukan sendiri, kerajaan mana 
lawannya dan yang mana sekutunya.    

Maka dalam tata-komunikasi kontemporer bajak laut tersebut adalah terroris. 
Akan tetapi andaikata Bosnia ditinggalkan sendirian lalu mereka itu membentuk 
kelompok-kelompok perlawanan dalam wilayah yang lebih luas, dapatkah mereka itu 
disebut terroris? 

Tunggu dahulu!
Dalam S.Al Hajj 39 dan 40 Allah berfirman:
Udzina lilladziena yuqataluwna biannahum dzhulimuw wa inna Llaha 'ala nashrihim 
laqadier. Alladziena ukhrijuw min diyarihim bi qhayri haqqin illa an yaquwluwna 
rabbuna Llah, diizinkan berperang bagi mereka yang dizalimi dan sesungguhnya 
Allah berkuasa memenangkan mereka. Yaitu mereka yang diusir dari tanah airnya 
dengan tidak semena-mena, hanya karena mereka berkata Maha Pengatur kami adalah 
Allah.

Orang-orang Bosnia itu dizalimi, dzulimuw, diusir dari tanah airnya, ukhrijuw 
min diyarihim, karena apa? Karena mereka mengatakan rabbuna Llah, Maha Pengatur 
kami adalah Allah, kami adalah orang-orang Muslim yang menyembah Allah. 
Pantaskah orang-orang Bosnia itu apabila ditinggalkan sendirian oleh dunia 
internasional disebut terroris, kaum fundamentalis yang berkonotif negatif 
dalam tata-komunikasi barat, jika mereka membentuk kelompok-kelompok perlawanan 
di pelosok-pelosok Eropa? 

Mereka tidak pantas disebut terroris. Mareka itu adalah kelompok-kelompok 
pejuang, regu-regu jihad, bukan teroris! Kita tidak boleh terkicuh oleh 
tata-komunikasi barat. Maka alangkah sumbangnya omongan Prof Dr Samuel 
Huntington dalam majallah Time, terbitan 28 Juni 1993. Huntington ini atas 
dasar prasangka terhadap dunia Islam melalui jalur tata-komunikasi barat 
menyalurkan sangkaan yang dibungkus dengan teori ilmiyah perihal Islam 
mengancam demokrasi barat. Dalam Time tersebut dapat kita lihat bagaimana 
kacamata guru besar ilmu politik dari Harvard University ini melihat Islam. 
Bahwa musuh barat dewasa ini adalah Islam, karena kehadiran Islam akan 
mengancam keberadaan demokrasi barat, demikian Huntington, yang konon kabarnya 
di Indonesia ini salah seorang tokoh narasumber yang buku-bukunya menjadi 
rujukan para mahasiswa dan dosen dalam ilmu sosial dan politik. Oleh karena 
itu, demikian Huntington, barat harus mewaspadai gerakan-gerakan kaum 
fundamentalis Islam.

Kalau saya tidak salah dalam sebuah acara sejenis tangkas cerdas di televisi, 
yang juru omongnya (MC) adalah Rano Karno, ada pertanyaan tentang sebuah negara 
fundamental Islam, theokrasi, dan dikatator. Remaja kita peserta tangkas cerdas 
itu tidak ada yang dapat menjawab. Maka dengan rasa bangga Rano Karno 
membacakan, bahwa itu adalah negara Iran.

Itulah prasangka yang dibungkus kemasan teori ilmiyah disalurkan melalui jalur 
tata-komunikasi barat. Benarkah Iran itu sebagai suatu negara, ataupun 
kelompok-kelompok pejuang Islam adalah kaum fundamentalis, yang berbahaya bagi 
demokrasi barat, menurut Huntington?  

Kantor Berita Reuter, yang dimuat di Fajar 10 Agustus 1993 yang lalu, 
menyiarkan seperti berikut: "Rafsanjani yang dilantik Rabu lalu untuk menduduki 
kursi kepresidenan selama empat tahun untuk yang kedua kalinya, menunjuk tim 
pemerintahannya yang beranggotakan 23 orang. Dia mengajukan nama-nama tersebut 
melalui sepucuk surat yang dibacakan dalam majelis. Sedemikian jauh tidak 
segera ada indikasi dari kalangan konservatif (dalam majelis) apakah mereka 
akan menerima seluruh menteri yang diusulkan oleh Rafsanjani tersebut."

Ada pepatah, nilai warisan budaya moyang kita yang masih relevan hingga kini: 
Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu gamang jua. Ini berlaku pula bagi 
Huntington. Huntington, sang Tupai ini akhirnya gamang juga, oleh berita yang 
dikutip di atas itu. Apabila kita sedikit jeli, berita tersebut mengungkapkan 
bahwa teori tentang ancaman fundamentalisme Islam yang membahayakan demokrasi 
barat, tidak membumi. Teori tersebut ditolak oleh realitas dari dunia empiris.

Selama ini saya menyangka bahwa sistem pemerintahan negara yang berbentuk 
republik hanya dua jenis: Kabinet persidensial dan kabinet parlementer. Itulah 
demokrasi barat. Lalu bagaimana dengan sistem pemerintahan Republik Islam Iran? 
Cobalah baca penggalan berita: Sedemikian jauh tidak segera ada indikasi dari 
kalangan konservatif (dalam majelis) apakah mereka akan menerima seluruh 
menteri yang diusulkan oleh Rafsanjani tersebut.

Rafsanjani mengusulkan menteri ke majelis. Apa artinya itu? Proses pembentukan 
pemerintahan dilakukan presiden bersama-sama dengan majelis. Terus terang belum 
pernah saya dengar sebelumnya proses pembentukan pemerintahan seperti itu dalam 
ilmu tatanegara. Demikian pula melalalui berita itu dapat kia lihat bagaimana 
Syari'at Islam "wa amruhum syura baynahum", dan urusan mereka dimusyawarakan di 
antara mereka, dijabarkan ke dalam Ilmu Fiqh dalam ruang lingkup ketatanegaraan 
oleh ummat Islam yang Syi'ah. Sebelum membaca berita itu saya belum tahu 
tentang penjabaran Syari'at ke dalam Fiqh di kalangan Syi'ah itu, karena saya 
bukan Syi'ah, namun saya sangat berterima kasih kepada Syi'ah oleh karena ilmu 
saya bertambah (terlepas dari perbedaan theologi antara Ahlu sSunnah dengan 
Syi'ah).
   
Semestinya pers kita merengguk keluar menjadi milik kita istilah fundamentalis 
Islam dari tata-komunikasi barat dengan memberikannya konotasi yang positif. 
Sebab bukankah fundamentalis berarti Ahlu sSunnah? Fundamentalis Islam adalah 
ahlu sunnah, bukan teokrasi dan bukan pula diktator, terlebih-lebih lagi bukan 
terroris. Huntington perlu belajar dari fundamentalis Islam tentang proses yang 
sangat demokratis dalam pembentukan kabinet.  Bagaimana tuan Huntington dan 
para pengagumnya yang ada di kampus-kampus Perguruan Tinggi di Indonesia? 
WaLlahu a'lamu bishsshawab.

*** Makassar, 22 Agustus 1993
    [H.Muh.Nur Abdurrahman]                               




  ----- Original Message ----- 
  From: a ayeye 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, July 14, 2005 02:06
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Pendapat pribadi soal korupsi, madani dan 
politik


  Mbak Mia, alasan mengapa saya mengatakan bahwa fundamentalisme mesti 
diberantas seperti narkoba adalah karena kemarin saya sedang mencari lebih 
dalam tentang apa arti fundamentalisme. Sebelumnya saya pernah bilang bahwa 
dalam diskusi seperti ini, saya sedang berusaha untuk lebih memahami phenomena 
fundamentalisme dalam suatu proses yang berjalan terus, termasuk dengan selalu 
melakukan re-evaluasi terhadap penemuan-penemuan baru.

  Fundamentalisme yang saya maksud merupakan satu "mindset" yang setidaknya 
memiliki semua ciri khas berikut ini. Yang krusial adalah mindset, bukan agama 
atau ideologi politik. Agama dan politik hanya digunakan untuk mengambarkan 
mindset tersebut secara illustratif.

  Mental absolutis
  Fundamentalisme hanya mengakui satu kebenaran, satu otoritas, satu sumber 
asli dan hanya satu cara yang benar, yaitu caranya sendiri. Kemudian 
fundamentalisme merasa paling benar dan paling tinggi daripada yang lain.

  Literalisme tekstual
  Fundamentalisme hanya mengakui satu versi penafsiran yang dianggap sebagai 
kebenaran mutlak. Bisa menjadi teks keagamaan atau teks ideologi politik 
misalnya. Mungkin bentuk teks bisa juga sekedar bersifat simbolis (lisan).

  Eksklusivisme ideologis
  Fundamentalisme hanya mengakui satu pemahaman dalam konteks ideologi. 
Pendapat lain langsung didemonisasi. Fundamentalisme atheis misalnya langsung 
menolak dan bersikap ambigius terhadap agama.

  Inklusivisme komunitas
  Meskipun fundamentalisme adalah ekslusif secara ideologis, tetapi berhendak 
agar seluruh komunitas menjadi seperti para fundamentalis sendiri. Kehendakan 
itu menyangkut seluruh komunitas, termasuk mereka yang bahkan di luar agama 
atau ideologi para fundamentalis.

  Akumulasi dari ciri khas yang disebut di atas dengan karakteristik berikut 
sekarang di bawah ini yang membuat fundamentalisme menjadi destruktif dan 
bahaya untuk lingkungan sosial. Maka kemarin saya bilang bahwa fundamentalisme 
(bukan orang fundamentalis) mesti diberantas. Orang fundamentalis boleh 
dipandang seperti pasien yang memiliki gangguan mental.

  Imposisi berdasarkan otoritas lebih tinggi
  Para fundamentalis mengklaim otoritas lebih tinggi untuk memaksakan mindset 
mereka terhadap seluruh komunitas. Otoritas lebih tinggi bisa menjadi Tuhan 
maupun berbasis sekuler.

  Legitimasi ektrimisme
  Apabila semua ciri khas di atas termasuk, maka ekstrimisme menjadi legitim. 
Misalnya jika dari mindset para fundamentalis semua anggota harus memakai topi 
yang berwarna biru dan satu anggota memakai topi yang warna kuning, maka 
menjadi legitim untuk mencopot kepala dari anggota yang menimbang dari 
pemahaman para fundamentalis.

  Apakah Mbak Mia masih mau menyebut diri fundamentalis? :-)

  Meskipun mustahil untuk mengetahui persis tentang orang lain, apalagi dari 
sumber pihak ketiga, saya tidak sepenuhnya sependapat dengan apa yang 
dikemukakan oleh Karen Armstrong tentang Sayyid Qutb, salah satu figur yang 
berpengaruh dalam gerakan politis Islam dalam sejarah baru. Boleh jadi masa 
tahanan dan penyiksaan oleh rejim Nasser sempat mendukung dan memperkuat proses 
radikalisasi dalam persona Qutb. Tetapi apakah itu menjadi penyebabnya? Saya 
kira kita mesti terjun lebih ke dalam kondisi psikologis Qutb sendiri dan saya 
bukan ahli psikolog. Mungkin ada faktor-2 lain juga. Cuma saya pernah membaca 
opini dari berbagai sumber bahwa mindset Qutb sudah mengalami perbuahan waktu 
kuliah (program master) di AS. Setelah kembali ke Mesir ia baru bergabung 
dengan Muslim Brothererhood. Semulanya relasi antara Muslim Brotherhood dan 
Free Officers Movement dimana Nasser sendiri menjadi anggotanya masih akrab, 
karena mereka bersama ikut menjatuhkan monarki Mesir pada tahun 1952. Namun 
tidak lama kemudian hubungan mereka menjadi buruk, karena golongan Nasser yang 
sedang berkuasa tidak mau mengadakan pemilihan umum yang terbuka, tidak mau 
melarang minuman keras dan dianggap kurang tegas terhadap keberadaan Inggris 
(mantan penjaja) pada waktu itu. Maka Muslim Brotherhood mencoba membunuh 
Nasser tetapi gagal. Di situ kita harus menilai pendapat Karen Armstrong dengan 
kritis. Karena kejadian itu telah berlangsung sebelum Qutb dipenjarakan. Masa 
sampai orang moderat mau membunuh? Setelah itu, rejim Nasser memerangi Muslim 
Brotherhood dan mempenjarakan Qutb bersama banyak anggota Muslim Brotherhood 
pada tahun 1954. Tahun 1964 Qutb dibebaskan dan tahun 1965 dipenjarakan lagi 
hingga dijatuhkan hukum mati pada tahun 1966. Sedangkan Sayyid Qutb mempunyai 
saudara bernama Muhammad Qutb yang kemudian berpindah ke Arab Saudi dan menjadi 
ahli ilmu Islam. Muhammad Qutb mempunyai salah satu murid yang bernama Ayman 
Zawahiri dan Ayman Zawahiri itu yang kemudian menjadi figur penting untuk Osama 
bin Laden.

  Menurut saya, kita masih harus mencari lebih dalam untuk menyeliti penyebab 
dari mindset yang fundamentalis. Karena banyak manusia juga yang pernah 
dihumilitasi dan disiksa sampai brutal, tetapi tidak menjadi fundamentalis. 
Sedangkan Osama bin Laden tidak pernah termasuk rakyat yang tertindas seperti 
orang Palestina misalnya. Bisa juga ada kondisi psikologis khusus yang tiba-2 
bisa mengembangkan mindset yang fundamentalis karena suatu pengalaman misalnya. 
Suatu pengalaman yang untuk orang lain tidak mengakibatkan banyak. Tetapi untuk 
orang tertentu bisa mengakibatkan reaksi luar biasa di dalam mindsetnya. Saya 
meragukan bahwa Osama bin Laden menjadi teman AS dulu dan sebaliknya pun 
demikian. Hanya AS dan Osama bin Laden sempat memerangi satu common enemy saja, 
yaitu Russia di Afghanistan.

  Di samping itu, saya menduga bahwa mindset yang fundamentalis bisa menyerang 
ke orang lain.  Misalnya seorang fundamentalis menjadi pemimpin dari suatu 
group terbatas atau mempunyai relasi akrab dengan seorang individual. Di situ 
ada faktor penetrasi budaya komunal dan phenomena group thinking yang bisa 
mempengaruhi perubahan mindset orang lain, meskipun orang lain tidak pernah 
mengalami kekerasan atau penindasan terhadap diri sendiri. Saya bisa 
membayangkan bahwa dalam salah satu teknik pencucian otak (mind) kekerasan yang 
dialami oleh golongan tertentu diproyeksikan kepada individual yang 
bersangkutan. Karena sang individual mengidentifikasikan diri dengan golongan 
yang ditindas, maka rasa antipati golongan itu terhadap sang penindas akan 
kemudian dirasakan juga oleh sang individual sendiri.

  Contoh lain, Guterres diberitakan pernah menyaksikan pembunuhan terhadap 
ayahnya, seorang pejuang kemerdekaan Timor Timur, oleh tentara Indonesia dengan 
mata sendiri. Waktu itu Guterres masih anak kecil dan setelah dewasa ia sempat 
mengikuti jejak ayah dalam perjuangan untuk meraih kemerdekaan Timor Timur, 
tetapi ditangkap oleh tentara Indonesia. Penyiksaan dan pencucian otak yang 
dialami kemudian berhasil untuk mengubah mindset Guterres secara total, hingga 
ia menjadi begitu loyal kepada Indonesia.

  Saya sependapat bahwa Wahabisme memiliki pemahaman yang orthodoks, tetapi 
bahkan ekstrim (meskipun ada yang lebih ekstrim lagi), namun banyak pengikut 
Wahabi tidak mau mengunakan kekerasan. Jadi maksud saya, bukan soal mereka 
tidak ekstrim, tetapi karena mayoritas mereka tidak mau mengunakan kekerasan, 
maka tidak layak mereka dicap sebagai teroris.

  Sekian dulu, maaf ngga bisa menulis buku di milis dan koreksi-2 diterima 
dengan senang hati :-D

  Oh ya, Mbak Mia baca buku apa saja dari Qutb?

  Salam,
  ayeye



  
**********************************************************************************************







  Duh, tega banget Pak Ayeye...saya fundamentalis mau diberantas kayak
  narkoba? Mendingan doi dijadiin piaraan cewek-cewek WM saja...:-)),
  itung-itung menambah daftar...ini fundies berjenggot...loh apa
  bedanya dengan Linkin Park...hahaha..Maap Pak DWS yang berjenggot..

  Menurut Karen Armstrong fundies seperti Osama itu baca buku-buku
  Qutb. Qutb ini sebelum masuk penjara 15 tahun orangnya moderat. Tapi
  disiksa segala macam oleh rejim sekular Nasser. Keluarnya mateng
  jadi fundies. Osama ini bukannya ally-nya Amrik sebelum nyleneh?

  Tapi malah Wahhabi yang di-cap sarang teroris oleh orang-orang
  Amerika. Padahal menurut KA kebanyakan Wahhabi nggak ekstrim. Mereka
  ortodox emang iya. Dan setelah Osama friksi dengan lingkungan
  Wahhabi dan Amerika, dia mengikuti ajaran Qutb untuk
  membumihanguskan Barat. Maksudnya Karen Armstrong, masak sih sampe
  sekarang Amerika dan orang Barat yang canggih itu belum memahami
  persoalan dan cenderung menggampangkan ketika mengidentifikasi musuh
  bersama?

  Lucunya juga, klan Saud-Wahhabi ini kan punya sejarah panjang dengan
  Inggris dan kemudian Amerika, bukan begitu? It's called oil, stupid.
  Sejarah bisnis yang panjang, keterlibatan saham kepemilikan dan
  financing - eh...yang satu lagi diteriakin teroris oleh yang lain.
  Look who's talking.

  Itu cerita ttg Saud-Wahhabi-Osama yang kita nggak kenal tapi sudah
  menyusahkan kita semua. Sekarang saya mau cerita sedikit dari
  kehidupan nyata, masih seputar Qutb. Bear with me.

  Saya lahir dan besar di lingkungan pasar perkotaan. Kehidupan masa
  kecil yang indah dan simple dipersingkat oleh modernisasi yang korup
  oleh pejabat-pejabat DKI. Korup pada tahun 70-an, awal masa
  pembangunan itu emang nggak ketulungan. Mereka menggusur pasar,
  rumah, mesjid dan sekolah kami dengan semena-mena. Dengan kata lain
  kami nggak mendapatkan penggantian yang layak, jauuuh dari wajar.
  Selain itu fokus hanya pada pembangunan gedung-gedung saja, dan
  nggak memperhitungkan dampak psikologinya.

  Sebagai anak kecil saya menyaksikan penggusuran paksa sebuah rumah
  dengan buldozer, dimana penghuninya nggak mau bergeming. Dia sudah
  gila. Dan kami ramai-ramai menggotongnya keluar supaya nggak kena
  buldozer. So beberapa tetangga kami memang jadi gila.

  Nggak ada lagi sarapan pagi bersama-sama di mesjid sesudah subuh.
  Nggak ada main petak-umpet dan ular tangga di bawah purnama. Nggak
  ada lagi lingkungan yang aman dan akrab. Orang-orang yang dulunya
  peramah, kini berubah jadi mudah marah. Sekolah kami nggak bisa
  dibangun lagi, karena uang penggantinya dikorupsi. Pasar kami telah
  menjadi slum dan dikuasai preman dan pelacur. Bahkan sahabat akrab
  saya menjadi (anak) perempuan panggilan, dan persahabatan kami
  berjalan terus dalam kebisuan. Toko-toko kami dipindahkan ke
  pinggir sungai dimana orang nggak mungkin belanja. Dimana ibu saya
  harus turun ke sungai untuk buang hajat. Dan ketika pasar sudah
  direnovasi kami nggak bisa membeli kembali toko kami, karena
  harganya nggak terjangkau. Ayah kami nggak pernah tertawa terbahak-
  bahak lagi, dan mati muda karena stress.

  Di mesjid nggak ada ustazah perempuan yang ceramah lagi. Digantikan
  oleh ustaz-ustaz yang menjadi fanatik karena kemarahan. Mainstream
  Muhammadiyah dan NU digantikan oleh Jamaah Tabligh, Tarbiyah,
  Persis, cikal bakal FPI, MM, JI, HTI, PKS, sebutlah semua. Uwak
  saya yang dulunya moderat jadi radikal. Kakek saya yang tetap
  moderat tersingkirkan. Apalagi anak-anak mudanya. Keluarga kami
  cerai berai walaupun berusaha survive. Saya sendiri 'lari' ke Amrik.
  Tapi kami semua membaca buku yang sama Pak Ayeye. Buku-bukunya
  Qutb.

  So this is the making of fundies!

  Salam
  Mia


[Non-text portions of this message have been removed]



WM FOR ACEH
Bantu korban bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatra Utara!
Rekening BCA Kantor Cabang Pembantu (KCP) Koperasi Sejati Mulia Pasar Minggu No 
Rek. 554 001 4207 an. Herni Sri Nurbayanti.
Harap konfirmasi sebelumnya ke [EMAIL PROTECTED] atau HP 0817 149 129.

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Islami mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke