http://www.suarapembaruan.co.id/News/2005/07/17/index.html
RA PEMBARUAN DAILY Wira Usaha Meningkatkan Ekonomi Ibu Rumah Tangga Krisis ekonomi menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan sejumlah perusahaan terpaksa gulung tikar. Kesejahteraan karyawan sulit dinaikkan dan yang sangat terpukul adalah ibu rumah tangga. Apalagi ibu rumah tangga yang tidak bisa memanfaatkan waktu untuk kegiatan produktif guna membantu perekonomian keluarga. PEMBARUAN/ROSO SETYONO PEDAGANG TELUK PENYU - Inilah kawasan wisata Teluk Penyu, Cilacap, Jawa Tengah. Pedagang di kawasan ini mendapat kredit dari Yayasan Sosial Bina Sejahtera (YSBS) sehingga tidak takut menghadapi musik paceklik yang sering dihadapi para nelayan Pelbagai usaha memang banyak dilakukan, baik secara perorangan maupun organisasi. Ada ibu rumah tangga yang berjualan makanan, membuat kerajinan, membuka salon, membuka warung. Organisasi seperti PKK, koperasi juga dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian ibu rumah tangga. Ada yang berhasil, tetapi banyak pula yang gagal. Yayasan Sosial Bina Sejahtera (YSBS) yang berpusat di Cilacap Jawa Tengah, sejak 2001 merintis usaha meningkatkan produktivitas ekonomi rumah tangga melalui ibu rumah tangga melalui program yang dinamakan income generating activity (IGA). Ibu-ibu ini dihimpun dalam satu kelompok terdiri dari 20 orang. Setiap orang mendapatkan kredit yang besarnya tergantung permintaan dan harus dikembalikan dalam waktu 6 atau 8 bulan ditambah bunga 2 persen dan 0,5 persen untuk kelompok itu. Setiap bulan kelompok ini berkumpul membahas kegiatan sekaligus mengumpulkan uang cicilan. "Semula kami pesimis terhadap usaha ini. Kenyataannya, justru sebaliknya. Setelah empat tahun, yang dulu modalnya Rp 200 juta, sekarang sudah mencapai Rp 6 miliar. Ini luar biasanya," kata Ketua Umum YSBS, Romo Carolus Burrows dalam percakapan dengan Pembaruan baru-baru ini di Cilacap. Di Cilacap, kelompok ini dinamakan kelompok swadaya wanita (KSW) dan sudah terbentuk 513 kelompok dengan anggota 10.122 orang. Belum lagi yang di wilayah Yogyakarta yang diberi nama kelompok swadaya perempuan (KSP). "Pemilihan penerima kredit ditelusuri melalui kepala desa, kemudian diadakan pertemuan warga. Semua dilakukan terbuka. Yang penting bagaimana kami ikut andil meningkatkan ekonomi ibu rumah tangga," ujarnya. Tambah Modal Warsiyah (46), anggota KSW Jatisari di kawasan pelabuhan perikanan Cilacap mendapat kredit Rp 250.000. Uang ini untuk menambah modal usahanya mengolah (memindang) kepala ikan jambal atau jahan. Dulunya ia hanya mampu membeli kepala ikan rata-rata sehari 10 kg dengan harga Rp 2.000 per kg. Kalau musim ikan, terasa sekali kekurangan modal. Dengan adanya kredit, ia bisa membeli sampai 20 kg kepala ikan. Setelah dipindang, harga jualnya Rp 9.000 per kg. Dipotong biaya masak dan lain-lain, paling tidak bisa mendapat untung Rp 5.000 per kg. Kalau setiap hari bisa 10 kg, untungnya Rp 50.000 setiap hari. Jika musim ikan, untungnya bisa Rp 100.000 per hari. Buruh angkut di pelabuhan ikan pendapatan seharinya hanya Rp 15.000. "Jauh lebih baik kehidupan saya sekarang. Apalagi cicilan kredit setiap bulan hanya Rp 36.250. Saya ambil kredit untuk jangka waktu 8 bulan, sekarang memasuki bulan keempat. Bila lunas, nanti akan ambil lebih banyak lagi," ujarnya. Kredit ini terasa sekali oleh Sakinem (39), anggota KSW Pasar Emas, Teluk Penyu Cilacap. Dengan kredit yang sudah pada putaran kedua, ia mendapat kredit Rp 300.000 (putaran pertama kreditnya Rp 250.000). Modal ini digunakan untuk jualan sayuran dengan mengayuh sepeda ke perumahan-perumahan di kota Cilacap pada pagi hari. Sore hari ia kembali keliling jual umbi-umbian. Hasilnya, sangat lumayan. Walaupun suaminya seorang nelayan yang sering susah di waktu paceklik, dengan kredit ini paceklik tidak terasa lagi. Hal ini juga dirasakan Sumini (31), yang suaminya nelayan. Dengan berjualan es untuk minuman pengunjung kawasan wisata Teluk Penyu, juga es untuk pengawetan ikan. Pada putaran dua ini ia mendapat kredit Rp 290.000. Setiap bulan cicilannya Rp 55.600 ditambah tabungan Rp 3.000. Sangat mampu untuk membayar cicilan. Tak ada pengaruh masa paceklik yang dialami suaminya sebagai nelayan. Harus Kompak Dalam program ini, kekompakan kelompok dan pembina sangat menentukan. Satu kelompok yang terdiri sekitar 20 orang ini dibagi lagi dalam kelompok tanggung renteng (tanggung jawab bersama) yang terdiri dari 4 - 5 orang. Semua masalah yang dihadapi dibicarakan dalam kelompok tanggung renteng ini sehingga setiap bulan cicilan ini harus dipenuhi. Yang tidak bisa setor penuh, didenda Rp 500. Bila sama sekali tidak setor, didenda Rp 2.000. Yang terlambat datang dikenakan denda Rp 500. Pembina yang terlambat datang kena denda Rp 1.000. Aturan yang dibuat sendiri oleh KSW ternyata sangat efektif dalam rangka pengembalian kredit. Karena para anggota kelompok berharap yang akan datang mendapat pinjaman yang lebih besar lagi agar usahanya semakin maju dan untungnya juga bertambah. Besarnya pinjaman yang akan datang ditentukan besarnya pinjaman yang lalu, ditambah tabungan dan ditambah sisa hasil usaha (SHU). Menurut Romo Carolus, pada awalnya diperkirakan kelompok nelayan sangat sulit mengembalikan kredit. Mereka biasa hidup dengan menangkap ikan. Menangkap ikan itu lebih mudah daripada di pertanian yang harus menanam, memelihara, memanen, dan menjualnya. Ternyata tidak ada kredit macet di kelompok nelayan. Selain masyarakat pantai, kelompok masyarakat lain seperti untuk peternakan ayam, kerajinan/industri rumah tangga, bikin batu merah, las, batik, salon, tenun, pertukangan, ternak sapi, usaha makanan, menjahit, pengolahan padi juga mendapat kredit. Dalam satu kelompok sebaiknya tidak ada usaha yang sama dan pasar yang sama. Seperti pembuat tempe untuk memenuhi kebutuhan kelompok, cukup satu orang. Lainnya boleh saja membuat tempe, tapi untuk pasar yang berbeda. Dengan semakin berkembangnya program IGA di Cilacap dari modal Rp 200 juta yang terus bergulir (revolving) sekarang menjadi Rp 6 miliar, akan semakin banyak kelompok tersentuh program ini. Hanya saja yang perlu dipikirkan adalah bimbingan teknis produksi dan perluasan pasar. PEMBARUAN/ROSO SETYONO -------------------------------------------------------------------------------- Last modified: 14/7/05 [Non-text portions of this message have been removed] WM FOR ACEH Bantu korban bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatra Utara! Rekening BCA Kantor Cabang Pembantu (KCP) Koperasi Sejati Mulia Pasar Minggu No Rek. 554 001 4207 an. Herni Sri Nurbayanti. Harap konfirmasi sebelumnya ke [EMAIL PROTECTED] atau HP 0817 149 129. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Islami mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/