Kalau memang yang ngomong itu MENTERI sepantasnyalah
dilibas dengan memberitakannya. Dia kan tokoh publik,
dia harus mempertanggungjawabkan ucapan dan sikapnya
di depan umum. Kekerdilan yang tak pantas ditunjukkan
seorang yang menduduki jabatan demikian tinggi. 

Tetapi sebaliknya suratkabar hendaknya berlaku
sportif. Jangan barangkali karena "Menteri Perempuan"
lalu dicemoohkan/direndahkan dengan "sengaja"
menyebutnya Ibu/Isteri Menteri. Apa memangnya
perempuan yang jadi menteri itu dianggap lebih pantas
menjadi "istri/ibu rumahtangga"? Melecehkan. Dan juga
memutarbalik fakta. Kalau pemutarbalikan fakta ini
sengaja dilakukan wartawan/wartawati suratkabar karena
latar belakang sakithati atau dendam pribadi, saya
kira sewajarnyalah wartawan/wartawatinya dipecat. 

Ada empat menteri perempuan dalam kabinet SBY. Rasanya
tak ada urusan Marie Pangestu ke acara Men Sana
Incorpore Sano, begitupun Sri Mulyani dan Menteri
Pemberdayaan Perempuan Meuthia Hatta.  Jadi tampaknya
yang dimaksud adalah Menteri Kesehatan yang dokter
itu. 

--- "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Sekedar nimbrung, supaya artikel di bawah tidak
> menimbulkan fitnah. 
> Di Kompas Minggu nama menteri ybs di cantumkan.
> Kemudian esok harinya di Kompas ada klarifikasi dari
> menteri ybs. 
> Menpora Adhyaksa Dault.
> Blio sampai kaget, yg di maksud itu apakah istrinya?
> Dia baru tahu kisah ini setelah mendapat SMS
> berkali-kali, menanyakan kebenarannya.
> Begitu juga dengan istrinya yang tak tau apa2, yg
> menerima SMS serupa.
> Adyaksa Dault mengatakan, ada kekeliruan. Istrinya
> hampir tak pernah ikut, bahkan 
> datang ke acara suaminya pun sangat jarang. 
> 
> Kemudian wartawan mengklarifikasi, yg di maksud
> adalah benar2 menteri perempuan. 
> [bukan istri menteri]
> Menpora baru lega......:-)
> 
> Di kabinet sekarang menteri perempuannya gak ada yg
> pake jilbab.
> Jadi alasan wartawatinya gak pake jilbab, tidaklah
> tepat.
> Merendahkan martabat perempuan juga enggak segitunya
> :-).
> 
> Dengar2 sih persoalan biasa antara sesama perempuan
> :-)))
> "dendam pribadi". Pernah diwawancara yg tidak
> menyenangkan dari wartawati ybs.
> Sudah taulah siapa Ibu Menteri itu :-)
> 
> salam
> l.meilany 
> 
> 
>   ----- Original Message ----- 
>   From: Sato Sakaki 
>   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
>   Sent: Tuesday, August 09, 2005 10:46 AM
>   Subject: Re: [wanita-muslimah] Bu Menteri Tak Rela
> Kursinya diduduki
> 
> 
>   Saya kira pasti ada sebab lain. Wartawatinya ndak
> make
>   jilbab. Barangkali cuma jeans tambah kaus oblong.
>   Padahal cantik-cantik. 
> 
>   --- Lina alwi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
>   > Aduh... yang begini ini merendahkan martabat
>   > perempuan deh ...!!!
>   > *-----------*
>   > ** 
>   > *Bu Menteri Tak Rela Kursinya Diduduki*
>   > 
>   > Walaupun nama menterinya tidak disebut, tetapi
> ini
>   > kejadian nyata, bukan 
>   > cerita dunia lain yang ada penampakannya.
>   > 
>   > Cerita berawal ketika dua wartawati gigih
> berupaya
>   > mewawancarai seorang 
>   > menteri. "Besok pagi banget kita nyegat Pak
> Menteri.
>   > Katanya dia mau buka 
>   > acara pekan olahraga 17 Agustus," kata Inah,
> seorang
>   > wartawati, kepada 
>   > rekannya sesama wartawati, Surti.
>   > 
>   > Sejak embun pagi masih turun, keduanya sudah
>   > menunggu di Kantor Bapak 
>   > Menteri. Saat itu Pak Menteri sudah berapi-api
>   > berpidato tentang pentingnya 
>   > berolahraga walaupun negeri lagi werit (susah).
> Ibu
>   > Menteri, eh istri sang 
>   > menteri maksudnya, yang berpakaian training
> berdiri
>   > di sebelah Pak Menteri. 
>   > Manggut-manggut.
>   > 
>   > Sepuluh menit berlalu, Bapak Menteri pun turun
> dari
>   > podium. Pak Menteri yang 
>   > pagi itu berkacamata berlensa kuning pun duduk
> di
>   > kursi yang ada di depan 
>   > meja bundar.
>   > 
>   > Kedua wartawati dan beberapa wartawan lainnya
>   > langsung mengerubuti Bapak 
>   > Menteri. Mereka menanyakan isu terhangat saat
> itu.
>   > Inah dan Surti sengaja 
>   > duduk di kursi sebelah Pak Menteri yang memang
>   > kosong. Saat itulah kehebohan 
>   > terjadi. Tiba-tiba seseorang masuk ke dalam
>   > kerumunan wartawan. Telunjuknya 
>   > mengacung. "Ayo, bangun, bangun, Mbak! Ibu
> Menteri
>   > marah, dia mau duduk," 
>   > kata seorang bapak yang ternyata ajudan Pak
> Menteri.
>   > 
>   > Kedua wartawati pun berdiri. Si Ibu Menteri pun
>   > mendekat. Wajahnya masam, 
>   > mungkin lebih masam dari jeruk yang ada di meja
> Pak
>   > Menteri.
>   > 
>   > "Lain kali bilangin ya, jangan ada yang duduki
> kursi
>   > saya. Ajarin sopan 
>   > santun tuh wartawan. Saya ndak mau kursi saya
>   > didudukin orang," katanya 
>   > bersungut-sungut. Suaranya lumayan keras di
> antara
>   > wawancara wartawan dengan 
>   > Pak Menteri. Dada Inah dan Surti sesak juga
> antara
>   > marah dan merasa ganjil 
>   > melihat adat Bu Menteri.
>   > 
>   > Eh, seusai wawancara dengan Pak Menteri, sang
> ajudan
>   > mendekat. Dia meminta 
>   > kedua wartawati itu menyalami Ibu Menteri.
> Mungkin
>   > maksudnya sebagai ice 
>   > breaker, menetralkan perasaan Ibu Menteri.
>   > 
>   > "Ini Ibu Menteri, Mbak. Ini Ibu Sesmen...," kata
>   > ajudan itu mengenalkan. 
>   > Namun, rupanya si Ibu Menteri masih marah
> melihat
>   > wartawati yang tadi 
>   > menduduki kursinya. Dengan ketus dia menegur,
> "Lain
>   > kali kursi saya jangan 
>   > diduduki ya! Saya tidak suka! Mengerti!"
>   > 
>   > Seorang pegawai kantor Bapak Menteri itu mengaku
>   > terkejut dengan polah Bu 
>   > Menteri. "Saya baru tahu tabiat Bu Menteri
> sekarang.
>   > Kok kayak begitu ya 
>   > marahnya, cuma gara-gara kursi saja," kata sang
>   > pegawai mengeluh. Kursi 
>   > menteri lain, Mas, enak dan empuk.... (VIN/ANA)
>   > 
>   > 
>   > -- 
>   > Harlina Alwi
>   > http://shaphira.multiply.com
>   > 
>   > 
>   > [Non-text portions of this message have been
>   > removed]
>   > 
>   > 
> 
> 
> 
> 
>   __________________________________ 
>   Do you Yahoo!? 
>   Read only the mail you want - Yahoo! Mail
> SpamGuard. 
>   http://promotions.yahoo.com/new_mail 
> 
> 
>   Milis Wanita Muslimah
>   Membangun citra wanita muslimah dalam diri,
> keluarga, maupun masyarakat.
>   Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
>   ARSIP DISKUSI :
>
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
>   Kirim Posting
> mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
>   Berhenti
> mailto:[EMAIL PROTECTED]
>   Milis Keluarga Sejahtera
> mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
>   Milis Anak Muda Islam
> mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> 
>   This mailing list has a special spell casted to
> reject any attachment .... 
>   Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
>    
> 
> 
> 
> 
=== message truncated ===



                
____________________________________________________
Start your day with Yahoo! - make it your home page 
http://www.yahoo.com/r/hs 
 


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
<font face=arial size=-1><a 
href="http://us.ard.yahoo.com/SIG=12hm0e6gf/M=364397.6958316.7892810.4764722/D=groups/S=1705076250:TM/Y=YAHOO/EXP=1123658253/A=2915264/R=0/SIG=11t7isiiv/*http://us.rd.yahoo.com/evt=34443/*http://www.yahoo.com/r/hs";>Get
 fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home 
page</a></font>
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke