Renungan 17 Agustus 

Oleh: SOEGENG SARJADI

Bernegara adalah kesyahduan janji bersama mencari cara mendapatkan kehidupan 
yang layak. Ia adalah kesyahduan bermasyarakat yang penuh dengan kesantunan, 
saling menghormati, rendah hati kepemimpinan, dan kesiapan hati menerima 
kekalahan politik dalam kompetisi setiap pemilihan jabatan politik. Pendeknya, 
bernegara adalah upaya untuk mencapai cita-cita bersama dan menegakkan 
nilai-nilai demokrasi.

Mencermati realitas politik mutakhir seperti kasus PKS di Depok, Jawa Barat, 
misalnya, tampak bahwa di Republik ini bernegara tak lebih dari suatu ajang 
perebutan kekuasaan. Keputusan Pengadilan Tinggi Jawa Barat yang diduga tidak 
mengecek data-data dari TPS untuk membuat keputusan yang menggugurkan 
kemenangan pasangan Nurmahmudi Ismail-Yuyun Wirasaputra (PKS) dan memenangkan 
gugatan Badrul Kamal (Golkar), menjadi cermin bening dari perilaku bernegara 
yang tumpul. Dengan istilah lain, terjadi pengkhianatan pada upaya pencapaian 
cita-cita bersama dan penegakan demokrasi.

Kasus lain adalah fatwa MUI yang menimbulkan kontroversi. Suatu fatwa apabila 
menimbulkan keresahan publik, menginspirasi kelompok masyarakat tertentu untuk 
melakukan kekerasan, dan akhirnya menyulut konflik, maka harus ada keberanian 
moral bagi siapa pun yang terlibat di dalamnya untuk bertanggung jawab, 
termasuk untuk mencabut fatwa tersebut. Karena bernegara adalah obsesi untuk 
memberikan tempat dan suasana sehingga setiap musik dan lagu terdengar indah 
harmonis dengan lingkungan sehingga suara adzan, lonceng gereja, dan biara 
bersahut-sahutan damai menyayat setiap hati pemeluknya.

Padahal bernegara bukan lagi hanya tentang kekuasaan. Bernegara bukan lagi 
hanya tentang sistem kepartaian, bukan lagi tentang penyelenggaraan pemilu, 
bukan lagi hanya ketakutan tentang hak-hak asasi manusia. Bernegara bukan lagi 
tentang pilkada atau pengejaran kemenangan oleh calon wali kota, bupati, atau 
gubernur yang jika dua calon kalah terpilih lalu pergi ke pengadilan untuk 
mengadukan hasil pilkada.

Bernegara bukan lagi obsesi tentang keharusan menang dalam pemilihan jabatan 
politik. Bernegara bukan lagi obsesi tentang harus dirinya yang harus memimpin 
partai sehingga segala cara ditempuh untuk mencapai hal tersebut. Penggunaan 
uang (money politics), intimidasi, maupun manipulasi menjadi halal untuk 
”membeli” jabatan tersebut. Tetapi bernegara juga bukan sekadar obsesi untuk 
memberantas korupsi.

Bernegara adalah obsesi tentang kepemimpinan diri untuk berkarya bagi yang 
dipimpin untuk mewujudkan mimpi-mimpi masyarakat tentang kemerdekaan, tentang 
udara yang bersih, tentang air minum yang segar dan sehat, tentang 
sungai-sungai yang mengalir indah dan bersih tidak bau. Bernegara adalah obsesi 
untuk berkarya mewujudkan bus kota yang tertib, aman, dan nyaman.

Bernegara adalah obsesi tentang menjadikan pantai-pantai indah, kebudayaan 
bangsa berkembang menarik untuk dinikmati jutaan wisatawan. Bernegara adalah 
obsesi untuk menjaga pulau-pulau negeri yang elok, menjaga hutan-hutan dan 
laut, mengelola sawah padi menguning produktif.

Bernegara adalah obsesi jika jadi pemimpin akan bekerja jujur, bersih, tidak 
korup, dan dicintai rakyat. Bernegara adalah obsesi tentang mewujudkan 
kebersihan taman-taman kota, tentang bandara yang enak, bersih dan tertib 
sehingga bangga dilihat.

Bernegara adalah obsesi memberikan arah kehidupan bangsa, memberikan arah untuk 
mencapai kebahagiaan individu, kebahagiaan anak bersekolah, memberikan tempat 
anak belajar dan membaca untuk mengetahui rahasia alam semesta sehingga bisa 
memeluk masa depannya penuh percaya diri, memenangkan persaingan hidup dengan 
siapa pun. Bernegara adalah obsesi untuk tidak menjadikan jabatan politik 
sebagai pekerjaan sampingan pengusaha.

Bernegara adalah obsesi mengikis rasa rendah diri sebagian besar anggota 
masyarakat karena kemiskinan yang mendera mereka, mengikis rasa tinggi hati dan 
kesombongan sebagian kecil warga masyarakat karena kekayaan ataupun kekuasaan 
mereka.

Bernegara adalah obsesi memberikan yang terbaik dari yang memimpin kepada yang 
dipimpin. Bernegara adalah obsesi menyatukan kembali perasaan ”inilah 
Indonesiaku”, negeriku, bangsaku, sesudah 60 tahun merdeka.

Soegeng Sarjadi Ketua Soegeng Sarjadi Syndicate




----------------------------------------------------
JOKOTOLE

JOKOTOLE pahlawan dari Madura..
JOKOTOLE hidup pada masa Majapahit jaya..
Kekuasaan wilayahnya adalah dasar wujud Nusantara
Nusantara kemudian disebut Indonesia

JOKOTOLE rela berkorban demi kejayaan Nusantara..
JOKOTOLE berperang melawan pembangkang Nusantara..
Kaulah pahlawan yang selalu hidup dalam ingatan hamba
DAN.. semangat juangmu tetap membara membakar jiwa


------------
03/08/05
Jokotole Millineum

sila kunjungi kami di : http://www.jokotole.nl/
----------------------------------------------------
                
---------------------------------
 Start your day with Yahoo! - make it your home page 

[Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke