Memang sudah menjadi mitos bahwa secara naluri perempuan itu berada
dalam wilayah domestik karena sifat feminim yang dominan di miliki
oleh perempuan. Juga mitos yang mengatakan secara naluri laki-laki
berada di wilayah publik karena sifat maskulin yang dominan pada
laki-laki.

Yang paling parah adalah mitos yang sudah mengeras dalam kerangka
berpikir kita-kita yang memang diturunkan dari generasi ke generasi
sebelumnya yang menganggap bahwa semua tentang naluri perempuan dan
laki-laki itu kodrati.

Kalau memang naluri perempuan secara kodrati ada dalam ruang lingkup
domestik bagaimana mungkin Allah SWT yang menciptkan manusia itu
sendiri tega-teganya memerintahkan Siti Hajar untuk pergi hanya berdua
dengan anaknya yang masih bayi ke sebuah daerah tak bertuan dimana
kondisinya sangat tidak memadai. Hidup sendiri dalam kurun waktu 6 tahun.

Jelas peristiwa kehidupan yang terjadi pada Siti Hajar ini bisa kita
ambil suatu hikmah bahwa dalam diri perempuan pun menyimpan potensi
sifat maskulin untuk di kembangkan secara maksimal dan juga bahwa
sifat feminin seorang perempuan pun mampu untuk bisa bertahan dalam
ranah publik.

Atau kita bisa mengambil contoh tentang seorang yang bijaksana dimana
di ceritakan di dalam Qur'an seorang Lukman yang telah berhasil
membimbing, mendidik, mengasuh, mengurus anak-anaknya menjadi manusia
yang berbudi pekerti yang luhur. Dalam kisah Lukman ini, seakan-akan
di tegaskan bahwa seorang laki-laki pun mampu tampil sebagai pengurus
anak-anak dalam wilayah domestik yang selama ini selalu di labelkan
kepada pihak perempuan sebagai penanggung jawab masalah kepengurusan anak.

Naluri seseorang muncul karena rangsangan yang diterima terus menerus.
Baik rasangan itu datang dari internal maupun eksternal.

sewaktu kecil seorang anak perempuan akan diberikan mainan berupa
boneka sebagai manifestasi dari apa yang harus dia kerjakan kelas jika
dewasa yaitu mengurus anak atau seorang anak perempuan akan dibelikan
mainan berupa alat dapur untuk memasak, inipun sebagai bentuk
dokrinisasi bagi anak perempuan agar kelak jika dewasa mampu menjadi
seorang pengurus rumah tangga.

Begitu juga anak laki-laki dari bayi sudah diberikan mainan yang
bersifat lebih agresif seperti mobil-mobilan, robot2an, bola dll

Jadi naluri yang umum sekarang ini muncul pada perempuan dan laki-laki
merupakan hasil dokrinisasi dari lingkungan.

Selain faktor eksternal ada juga faktor internal yang mempengaruhi
perkembangan naluri ( hmmm kayaknya lebih tepat kalau di katakan
secara kejiwaan;), semisal ketika anak sudah bisa mengidentifikasikan
jenis kelaminya maka anak perempuan biasanya lebih melihat figure ibu
sebagai panutan dan begitu juga anak laki-laki lebih melihat figure
ayah sebagai panutan.

Dan umumnya frame yang masih berlaku di masyrakat kita ini kan Ibu
sebagai pengurus rumah tangga dan Bapa sebagai pencari nafkah. Makanya
istilah Bapa rumah tangga enggak pernah atau belum populer di
masyrakat kita.

Tentu saja frame seperti itu harus di sesuaikan lagi dengan kondisi di
lapangan, karena akan membuat ketimpangan.

Contoh ringan saja ada anak SD kelas III dalam pelajaran IPS ada dlm
bab pertama membahas tentang keluarga, termasuk kewajiban dan hak
anggora keluarga. Dalam buku tersebut di katakan bahwa kewajiban
seorang ayah mencari nafkah sedangkan kewajiban seorang ibu mengurus
keluarga. tentu saja si anak protes karena pada kenyataanya ibunya
adalah seorang pekerja sama seperti ayahnya dan pembantu rumah tangga
itu mengambil peran sebagai pengurus rumah tangga.

keracuan2 seperti ini justru akan menimbulkan ketimbangan, kenapa kita
tidak mengkoreksi frame kita yang salah dan lebih memilih untuk terus
melakukan pembodohan dan kebodohan.

Mungkin sudah saatnya laki-laki dan perempuan untuk bisa lebih legowo
dalam berbagi peran.

Chae  

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ade Suerani" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
> Memang susah kalau diskusi cuma mengandalkan pemikiran (argumentasi) 
> pribadi tanpa data. Argumnetasi yang disimpulkan atas dasar yang 
> tidak jelas.
> Sekarang ini, tidak bisa kita cuma bisa bilang "jangan 
> menjenalisir", untuk mematahkan fakta lama, tapi harus ada data 
> (dasar), ada analisa, biar bisa dipertanggungjawabkan agar yang baca 
> bisa mempertimbangkannya juga.
> 
> Seperti fakta maskulin atau feminis. Memangnya hari ini untuk laki-
> laki dan perempuan usia produktif orang Indonesia sudah berapa 
> persen, sih, yang maskulin dan feminis itu? Koq bisa naluri-naluri 
> itu dianggap "batal" ? Saya tidak minta argumentasi pun analisa 
> untuk pertanyaan ini. Saya berharap litbang YJP, Pekka, atau Kapal, 
> atau KPI (Koalisi Perempuan ... ), bisa melakukan survey (kuisioner) 
> untuk ini. Dan saya salut sekali kalau anda-anda punya data untuk 
> ini. Sampling ke masyarakat desa, masyarakat kota, lalu masyarakat 
> metropilitan. Ini baru data yang representatif.
> 
> Wassalam,
> Ade
> yang sudah ketularan dengan diskusi yang selalu menantang data dan 
> dasar.
> 
> ----- Original Message -----
> From: "Mia" <[EMAIL PROTECTED]>
> 
> 
> > Pak Abdul Latif, dari dulu ente blon bisa ngejawab pertanyaan saya,
> > apa yang menyebabkan angka kelahiran bayi Jepang itu nol koma....
> > (lupa), bandingkan dengan indonesia yang 4.5 Diskusinya rada serius
> > dikit dong.
> >
> > Ada apa? Perempuan Jepang ngambeg yah? Lajang perempuan lebih dari
> > 40%. Persoalan terbesar Jepang dalam waktu 10 tahun mendatang 
> adalah
> > anggaran mahal untuk para lansia. Beratssss..
> >
> > Mengenai Amerika, baca lagi postingan saduran saya "Mitos 
> Perkawinan
> > di kontemporer Amerika".  Statistik bilang di lapisan konservatif
> > green belt Amerika perceraian itu malah tertinggi. Tolong komentar
> > anda.
> >
> > Jangan nggandengi Allah mlulu deh..:-( Kalo dari dulu kita selalu
> > manut dengan kodrat design fisik, kita masih tinggal di pohon bo'.
> > Lagian, siapa bilang perempuan jaman dulu di masa prasejarah nggak
> > cari makan dan cari kehidupan di luar? Anda yang bilang? Dan itu
> > fungsi dan kodrat? Bagaimana anda menganalisa ini?
> >
> > Tolong jangan teori dogmatis melulu, apalagi ngajakin Allah 
> terus...
> > membumilah dikit. Diskusi ente dari dulu nggak maju-maju dalam hal
> > ini.
> >
> > Salam
> > Mia
> >
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, abdul latif
> > <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > Bismilahirrahmanirrahiim
> > > Kalau ita tanya kepada Allah(dlm alQuran) laki laki dan perempuan
> > itu sama haknya
> > > Siapa yang berbuat baik kedua dua jenis mendapat tempat yang sama
> > yaitu syurga.
> > > Hanya saja Allah menciptakan lakilaki dan perempuan dgn maksud/
> > fungsi berbeda.
> > > Perempuan untuk melahirkan sebagai ibu dan laki laki untuk
> > melindungi dan mencari rezeki untuk keluarag keluarga
> > > Memang Allah tidak melarang perempuan bekerja untuk menolong
> > suami, dan juga Allah tidak melarang laki laki bekerja di dapur 
> atau
> > dirumah. Semua boleh2 saja.
> > >
> > > Hanya saja dgn DESIGN fisik yang diberikan oleh Allah, hendaklah
> > dapat digunakan sesuai dengan fungsi yang diberikan oleh Allah agar
> > hidup yang sekali ini bisa bahagia dan harmonis.
> > >
> > > Kalau saya lihat dua contoh masarakat di dunia yaitu Japan dan
> > Amerika dimana saya pernah tinggal disana.
> > > Wanita2 japan pada umumnya kalau sudah kawin dia lebih suka
> > bekerja di rumah dan berhenti bekerja dikantor. Kerja di rumah 
> lebih
> > berat, lebih terhormat, karena untuk mendidik anak2 sebagai 
> generasi
> > penerus demikianlah kta mereka pada umumnya.Ini sangat penting
> > sekali.
> > >
> > > Laki laki bekerja keras untuk memenuhi keperluan keluarga.
> > Kelihatan bagi saya masarakat Japan lebih dapat hidup harmonis dan
> > produktif. Perceraian kalau dibandingkan dgn negara maju Eropah dan
> > amerika jauh lebih kecil.
> > >
> > > Sedangkan masarakat amerika, dimana istri dan suami kebanyakan
> > sama sama bekerja di kantor.Jadi dalam rumah tangga tidak ada yang
> > dominan. Sama sama memasak,sama sama pergi belanja dan mencuci
> > pakaian dan sama sama mengasuh anak2. Akibat dari istri2 tidak
> > merasa tergantung kepada suami dan begitu pula sebaliknya, 
> akibatnya
> > perceraian rumah tangga banyak sekali.
> > > Sedangkan istri2 japan pada umumnya tergantung kepada suami 
> karena
> > bekerja dirumah oleh karena itu suami lebih dominan dan memimpin
> > rumah tangga.Hidupnya lebih harmonis dan lebih rukun dari pada
> > masarakat amerika. Jadi perlu ada yang memimpin atau dominan. Dalam
> > sebuah kapal mesti ada satu kapten. Kalau dua orang kapten maka
> > sering terjadi cekcok.
> > >
> > > Dari kedua contoh diatas jelaslahbagi kita bahwa siapa2 yang
> > mengikuti peraturan2 Allah dan dapat menggunakan sesuatu sesuai
> > dengan fungsi yang di design(direncanakan) oleh Allah, maka 
> hidupnya
> > lebih baik.
> > >
> > > Sedangkan siapa2 yang tidak menggunakan sesuatu sesuai dengan
> > fungsinya akibatnya adalah akan cepat rusak. Seperti mobil saja,
> > kalau kita tidak mengunakan mobil sesuai dengan buku manual maka
> > mobil itu akancepat rusak bukan?
> > >
> > > Marilah kita ikuti dan kita gunaka sesuat sesuai dengan fungi 
> yang
> > dimaksud oleh Allah swt.
> > > Semoga hidup yangsekali ini akan lebih barakah.
> > > wassalam




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke