Sebenernya banyak tabernakel yg tidak kentara.
Kalo tidak pas masa ibadat, rumah2 itu adalah 
tempat kursus, kursus kumon, MLM.
Hari sabtu atau minggu di jadikan tempat ibadah. 

Nggak usah kasih tau nama mallnya [ nanti di serbu] :-))
Setiap sabtu dan minggu pagi, sebelum mall buka.
Ada mall yg di jadikan tempat ibadah nasrani.
Mall ini berada di lingkungan perumahan.

Jadi sbenernya alasan pengrusakan itu [ menurut saya] bukan masalah
SKB 2 menteri atau apalah judulnya, tapi intinya masalah 'dugaan' pemurtadan.

Salam
l.meilany
  ----- Original Message ----- 
  From: Ary Setijadi Prihatmanto 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, September 14, 2005 3:19 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Izin Mendirikan Rumah Ibadat


  Bung DP,

  Saya kok mengira persoalannya nggak seperti yang Anda bilang.
  SKB dua mentri itu sebetulnya punya niatan yang bagus agar tercipta
  ketertiban umum dan menghindari gesekan sosial. Kebutuhan ijin peruntukan
  bangunan untuk beribadah lalu meminta ijin tetangga itu kan persoalan yang
  biasa saja sebetulnya, dimana saja. Termasuk di Inggris juga.

  Persoalannya ikatan sosial dalam masyarakat kita memang rapuh.Di sisi
  minoritas ternyata tidak mampu (atau tidak mau??) membaur sehingga terjadi
  kotak-kotak sosial dalam masyarakat. Dari sisi mayoritas juga ada mentalitas
  "korban" yang selalu bercuriga thd sesuatu yang dianggap berasal dari kotak
  berbeda.Jika kehidupan bertetangga di daerah itu baik, saya kira persoalan
  ijin yang nggak turun-turun atau masyarakat yang nggak mengijinkan insha
  Allah tidak akan ada.

  Dulu sewaktu saya kecil, tempat tinggal saya itu kira-kira bisa
  dikelompokkan menjadi dua daerah. Daerah pertama yang sebagian besar
  penduduknya pegawai, pengusaha menengah ke atas yang sebagian besar
  non-muslim, dan kalau muslim biasanya Muhammadiyah. Daerah kedua yang
  sebagian besar penduduknya bekerja di sektor informal biasanya anggota NU
  atau Persis. Karena memang ikatan di dalamnya cukup kuat, antara satu
  keluarga kenal dengan keluarga yang lain, nggak ada itu gesekan misalnya
  karena ada kebaktian di keluarga "fulan" setiap beberapa minggu. Ya
  biasa-biasa saja. Jalan penuh parkir tamu ya biasa saja, kadang-kadang
  sebagai tetangga kita direpotkan atau malah merepotkan. Tentu saja sebagai
  tetangga yang baik "fulan" sudah minta ijin kepada para tetangga, dan para
  tetangga masak nggak mengijinkan kegiatan seperti itu.

  Salam
  Ary


  ----- Original Message -----
  From: "Dana Pamilih" <[EMAIL PROTECTED]>
  To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
  Sent: Tuesday, September 13, 2005 11:45 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Izin Mendirikan Rumah Ibadat


  > Tidak alasan apapun utk dapat membenarkan tindakan kriminal.  Jadi
  > kalau kita miskin bodoh dan terbelakang maka kita berhak mencuri,
  > memperkosa dan membunuh? Tidak kan?  Karena tidak ada kerancuan
  > definisi tindakan kriminal di sini.  Dalam agama dan masyarakat
  > manapun mencuri, memperkosa dan membunuh adalah salah.
  >
  > Kerancuan dalam urusan rumah ibadah ini terjadi karena tidak ada
  > kesepakatan mana yg salah dan mana yg benar.   Menurut interpretasi
  > tertentu mencegah penyebaran agama lain ialah tindakan yg benar. Nahi
  > mungkar. Jadi masyarakat tsb tidak merasa salah malah merasa
  > menegakkan kebenaran.
  >
  > Padahal dalam UUD kita tindakan membatasi ruang gerak beribadah tsb
  > adalah melanggar hukum, melanggar HAM.  Terjadi dualisme hukum di sini
  > karena tidak ditegaskan hukum mana yg lebih tinggi kedudukannya.  NKRI
  > bukan negara agama jadi UUD kita lebih tinggi kedudukannya
  > dibandingkan dg interpretasi hukum agama tertentu menurut individu
  > atau kelompok kecil tertentu.  NKRI negara sekularis oleh karena itu
  > penegak hukum harus tegas menegakkan UUD kita, beserta seluruh
  > turunannya.  Hubungan antar manusia di Indonesia diatur oleh UUD kita,
  > bukan oleh agama2 tertentu.  Sebagai warganegara Indonesia, kita harus
  > patuh kepada UUD dulu baru patuh sama hukum agama masing2.
  >
  > Pernyataan ini pasti mengejutkan tetapi demikianlah konsekuensi dari
  > penetapan NKRI, nation-state, sebagai bentuk negara kita di tahun 1945
  > itu.  Sampai ada referendum yg mengubah bentuk NKRI menjadi negara
  > agama, maka hukum yg berlaku ialah UUD kita yg mengikat tatacara
  > perilaku dan hubungan antar warganegara di Indonesia.  Bagi yg enggak
  > suka sama UUD kita ya silahkan pindah ke negara lain dimana hukumnya
  > lebih disukai.
  >
  > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Jehan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > > Bung DP dan Bung Latif,
  > > Menurut saya masalah rumah ibadah ini bukan masalah yang sederhana.
  > > Bukan hanya masalah ijin bangunan. bukan masalah kebebasan beragama
  > > saja, dan bukan masalah dakwah agama semata. hal paling kompleks dan
  > > mendasar dari masalah ini adalah kondisi sosial ekonomi (politik)
  > > dari masyarakat Indonesia.
  > >
  > > ketidakrelaan muslim berdirinya tempat ibadah di kawasan mayoritas
  > > muslim, anarkisme di sebagian kalangan muslim, kristenisasi yang
  > > mengandalkan materi, dan mudahnya muslim berpindah agama karena
  > > materi, semuanya, akar masalahnya SAMA, karena Indonesia masih
  > > miskin, bodoh dan terbelakang.
  > >
  > > semua yang anda katakan sebagai seharusnya, idealnya, dsb itu,
  > > adalah gambaran yang hanya bisa ada dalam kondisi seperti saya
  > > bilang contoh indikatornya, saat Indonesia masuk top ten in the
  > > world dalam hal HDI. bukan sebatas top five dalam banyak2an penduduk.
  > >
  > > coba lihat negara2 miskin yang majemuk seperti di India, antara
  > > Muslim dan Hindu, di Thailand selatan, dsb. akar masalahnya, mereka
  > > nggak ada kerjaan lain karena kebanyakan orang bengong karena
  > > nganggur!
  > >
  > > jadi, selama kesejahteraan belum meningkat, semua yang anda katakan
  > > itu OMONG KOSONG! semakin keras anda2 menuntut toleransi sementara
  > > fakta di lapangan mengatakan tidak demikian, maka semakin keras pula
  > > perlawanan yang akan dituai. ibarat mau membenam bola ke dalam air.
  > > makin dalam ditekan makin keras pantulannya.
  > >
  > > maka dari itu, yang diperlukan adalah aturan main yang responsif thd
  > > situasi sosial ekonomi yg ada. aturan SKB itu tujuannya untuk itu.
  > > kelak, nanti, ntar, kalo Indo sudah mulai maju sosial ekonomi dan
  > > pendidikan terutama, barulah, saya yakin apa yang anda2 sebutkan
  > > itu, datang dengan sendirinya...
  > >
  > > wass,
  > > Jehan
  > >
  > >
  > >
  > >
  > >
  > >
  > >
  > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, abdul latif
  > > <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > > > Bismilahirrhamnirrahiim
  > > > Saya setuju sekali pendapat kawan kita DP, Saya amati di negara2
  > > yang masarakatnya hidup damai, maju dan sejahtera seperti negara2
  > > dimana pernah tinggal setipa golongan harus menghormati agama
  > > masing2 dan merdeka mendirikan tempat2 sucinya. Jadi bukan
  > > tergantung kepada masarakat sekelilingnya. Kalau tergantung kepada
  > > masarakat sekelilingnya sudah pasti tidak dibolehkan mendirikan
  > > tempat suci agama lain karena takut bersaing.
  > > > Saya melihat dan memperhatikan pemerintah haruslah menjelaskan
  > > kepada rakyat bahwa setiap agama dibolehkan mendirikan tempat2
  > > sucinya asal tidak melanggar peraturan2 kota.
  > > >
  > > > Wassalam
  > > >
  > > >
  > > > Dana Pamilih <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > > > Yang perlu diperhatikan apakah suatu rumah ibadah itu menimbulkan
  > > > kesemwarutan lalu lintas atau menciptakan kebisingan.  Bukan izin
  > > > dari masyarakat setempat yg menentukan.  Masyarakat setempat
  > > > berkewajiban ikut melindungi siapapun yg ingin beribadah.  Ini
  > > > kewajiban menurut UUD kita.
  > > >
  > > > Kalau ada keresahan mengenai 'kristenisasi' yg harus diperkuat
  > > ialah
  > > > iman dari mereka yg menjadi obyek 'kristenisasi' bukan mereka yg
  > > > melakukan upaya 'kristenisasi' itu.
  > > >
  > > > Upaya menyebarkan agama ataupun dakwah adalah hak setiap
  > > warganegara
  > > > dan ini harus dilindungi UUD.  Keresahan yg timbul bukan urusan
  > > > mereka yg memiliki hak utk berdakwah. Keresahan harus ditangani
  > > > dengan kepala dingin selama penyebab keresahan itu tidak melanggar
  > > > UUD.  Keresahan semacam ini adalah keresahan tidak rasional yg
  > > harus
  > > > dikendalikan.
  > > >
  > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhkito Afiff
  > > > <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > > > > http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0509/10/opini/2036916.htm
  > > > >
  > > > > Opini
  > > > > Sabtu, 10 September 2005
  > > > >
  > > > > Izin Mendirikan Rumah Ibadat
  > > > > Oleh: Franz Magnis-Suseno
  > > > >
  > > > >
  > > > > Ketika saya dan beberapa rekan pendeta Protestan bersilaturahmi
  > > ke
  > > > rumah
  > > > > Habib Rizieq, Ketua Front Pembela Islam, kami bukan hanya
  > > diterima
  > > > > dengan amat ramah, tetapi sempat berdialog dalam suasana amat
  > > baik.
  > > > >
  > > > > Dari berbagai hal yang dibicarakan, ada satu yang ditegaskan
  > > Habib
  > > > > Rizieq yang pantas dan perlu diperhatikan, yaitu kalau pun Surat
  > > > > Keputusan Bersama (SKB) tentang pendirian rumah ibadat dicabut,
  > > > namun
  > > > > selama umat Islam setempat masih curiga terhadap umat Kristiani,
  > > > gereja
  > > > > tetap tidak akan mungkin dibangun. Sebaliknya, jika SKB tidak
  > > > dicabut,
  > > > > tetapi di antara umat Islam dan Kristiani terjalin hubungan
  > > > kepercayaan,
  > > > > gereja dengan mudah dapat dibangun.
  > > > >
  > > > > Revisi SKB
  > > > >
  > > > > Habib Rizieq benar. Tetapi, agar terbangun hubungan saling
  > > > percaya,
  > > > > tetap perlu ada kerangka hukum yang wajar, adil, dan bijaksana.
  > > > Karena
  > > > > itu, niat pemerintah untuk meninjau kembali SKB itu pantas
  > > dipuji.
  > > > >
  > > > > Bahwa SKB 1969 tidak memadai sulit disangkal. Di lapangan, SKB
  > > itu
  > > > telah
  > > > > dipakai secara diskriminatif dan tidak adil. Jika umat
  > > membutuhkan
  > > > rumah
  > > > > ibadat, sering diperlukan 10 hingga 20 tahun untuk bisa
  > > membangun
  > > > > gereja, dan tak jarang izin sama sekali tak diberikan.
  > > > >
  > > > > Namun, maaf, di sini pemerintah harus memilih, mau berketuhanan
  > > > atau
  > > > > komunis? Melarang umat beribadat, lazimnya dianggap sebagai
  > > > kekhasan
  > > > > negara-negara komunis. Beribadat adalah hak asasi manusia?
  > > Adilkah
  > > > jika
  > > > > ada umat tetap tidak diberi izin membangun rumah ibadat, lalu
  > > > diancam
  > > > > jika mereka terpaksa beribadat di tempat darurat? Beradabkah itu?
  > > > >
  > > > > Bahwa pendirian rumah ibadat perlu izin, itu berlaku di banyak
  > > > negara.
  > > > > Tetapi izin itu hanya demi tatanan dan keteraturan pembangunan.
  > > > Hak
  > > > > setiap umat untuk beribadat harus dijamin.
  > > > >
  > > > > Maka, dalam SK baru perlu ditetapkan, selama izin untuk
  > > mendirikan
  > > > > gereja, pura, dan sebagainya belum dikeluarkan, umat
  > > bersangkutan
  > > > berhak
  > > > > memakai fasilitas darurat sebagai rumah ibadat sementara. Izin
  > > itu
  > > > > diberikan untuk satu tahun dan wajib diperpanjang sampai izin
  > > > resmi
  > > > > untuk membangun rumah ibadat keluar. Ini bukan permintaan
  > > mengada-
  > > > ada,
  > > > > tetapi wajar dan mendasar bagi negara berketuhanan.
  > > > >
  > > > > Persetujuan masyarakat
  > > > >
  > > > > Apakah izin membangun rumah ibadat bagi minoritas tergantung
  > > > persetujuan
  > > > > masyarakat lain?
  > > > >
  > > > > Kita perlu memerhatikan dua hal. Pertama, UUD RI bukan hanya
  > > > menegaskan
  > > > > hak asasi manusia sebagai kebebasan "setiap orang (untuk)
  > > memeluk
  > > > agama
  > > > > dan beribadat menurut agamanya" (Pasal 28E Ayat 1 dan Pasal 29
  > > > Ayat 2),
  > > > > tetapi dalam Pasal 28 Ayat 3 juga menyatakan "hak (setiap orang)
  > > > atas
  > > > > kebebasan ... berkumpul." Jadi, UUD RI jelas menyatakan, tiap
  > > > orang
  > > > > berhak berkumpul dan beribadat menurut agamanya. Hak itu tak
  > > > tergantung
  > > > > persetujuan orang lain. SKB harus mencerminkan fakta ini.
  > > > >
  > > > > Kedua, perlu diakui, kondisi menuntut agar tetap dicari dukungan
  > > > > masyarakat sekeliling. Kehendak baik para tetangga diperlukan
  > > agar
  > > > > ibadat umat itu dapat berjalan lancar dan positif.
  > > > >
  > > > > Namun, di sini perlu dicatat beberapa hal. Hak setiap umat untuk
  > > > > beribadat tetap harus ditekankan dan disosialisasikan di
  > > > masyarakat.
  > > > > Dari semua pejabat, dituntut agar mereka membantu umat dalam
  > > > meyakinkan
  > > > > masyarakat setempat agar bersikap terbuka. Lalu, dan itu
  > > penting,
  > > > tidak
  > > > > boleh lagi terjadi, beberapa orang dapat memblokir pembangunan
  > > > rumah
  > > > > ibadat. Kalau sebagian besar masyarakat menyatakan tidak
  > > > keberatan,
  > > > > rumah ibadat itu jelas harus diberi izin dan dilindungi.
  > > > >
  > > > > Salah paham
  > > > >
  > > > > Selain itu, ada hal yang sering menimbulkan salah paham. Bisa
  > > > jadi, di
  > > > > sekitar gereja itu hanya ada satu dua keluarga dari umat itu.
  > > > Masyarakat
  > > > > sekitar yang beragama mayoritas, lalu curiga, jangan-jangan
  > > gereja
  > > > > dimaksudkan untuk kristenisasi. Padahal, dalam radius empat
  > > > kilometer,
  > > > > bisa saja tinggal 10.000 umat dan gereja paling dekat dari umat
  > > > itu
  > > > > tujuh kilometer jauhnya.
  > > > >
  > > > > Perlu disosialisasikan kepada masyarakat, minoritas selalu hanya
  > > > sedikit
  > > > > di antara mayoritas. Tuntutan yang sering terdengar, "jangan
  > > > membangun
  > > > > gereja di tengah umat lain!" Ini tidak masuk akal, minoritas
  > > > tetaplah
  > > > > minoritas yang hidup di tengah umat mayoritas. Contoh, sebuah
  > > > gereja
  > > > > Protestan kecil dengan 5.000 anggota di seluruh DKI. Mereka
  > > > mungkin
  > > > > memerlukan lima gereja kecil di seluruh DKI. Tetapi di sekitar
  > > > lima
  > > > > gereja itu, mungkin hanya ada satu-dua keluarga anggota gereja
  > > > itu.
  > > > > Apakah karena itu hak asasi "tiap orang" (Pasal 28 Ayat 1 UUD
  > > 45)
  > > > boleh
  > > > > diabaikan? Surat keputusan harus memastikan, mereka dapat
  > > > membangun lima
  > > > > gereja itu asal memenuhi syarat-syarat, planologi misalnya.
  > > > >
  > > > > Untuk Jawa Barat, Instruksi Gubernur No 28/1990 menetapkan,
  > > rumah
  > > > ibadat
  > > > > boleh dibangun asal di daerah itu ada 40 keluarga. Apa yang
  > > > dimaksud
  > > > > dengan daerah itu? Daerah yang dimaksud tentu bukan daerah
  > > tingkat
  > > > II
  > > > > atau III. Mungkin gereja di seluruh Bandung, hanya memiliki
  > > 3.000
  > > > warga.
  > > > > Itu berarti, tak ada kelurahan atau kecamatan dengan 40
  > > keluarga,
  > > > > seperti disyaratkan dalam membangun gereja. Maka, SK harus
  > > > menjamin,
  > > > > umat kecil pun boleh membangun gereja, entah satu untuk seluruh
  > > > warga,
  > > > > atau lima gereja kecil untuk sedikit umat.
  > > > >
  > > > > Kristenisasi?
  > > > >
  > > > > Dalam silaturahmi itu, Habib Rizieq mengeluhkan beberapa insiden
  > > > > kristenisasi melalui tipuan dan cara tak wajar. Kasus-kasus itu
  > > > memang
  > > > > amat memalukan dan pantas menjadi keprihatinan umat Islam.
  > > Tetapi
  > > > Habib
  > > > > mengetahui, kasus-kasus seperti itu tidak di mana-mana dan yang
  > > > > tersangkut adalah kelompok-kelompok kecil yang independen,
  > > > sehingga PGI
  > > > > (apalagi Gereja Katolik) tidak punya kekuatan untuk menertibkan
  > > > mereka.
  > > > >
  > > > > Juga dikemukakan, ada ketakutan gereja dipakai untuk
  > > kristenisasi.
  > > > Tanpa
  > > > > menyangkal, pasti ada kasus-kasus kristenisasi, yang harus
  > > dilihat
  > > > > secara proporsional. Statistik resmi Indonesia menunjukkan,
  > > > persentase
  > > > > orang Kristen sejak puluhan tahun tetap kecil, di bawah 10
  > > persen.
  > > > Itu
  > > > > berarti kalau ada kristenisasi, secara sosiografis tentu tidak
  > > > > signifikan dan persentase umat Islam tetap tidak berkurang.
  > > > >
  > > > > Amat diharapkan, pemerintah betul-betul adil dan terbuka dalam
  > > > > membetulkan SKB 1969 itu.
  > > > >
  > > > > Franz Magnis-Suseno Rohaniwan; Guru Besar Filsafat Sekolah
  > > Tinggi
  > > > > Filsafat Driyarkara, Jakarta
  > > >
  > > >
  > > >
  > > >
  > > > Milis Wanita Muslimah
  > > > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun
  > > masyarakat.
  > > > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
  > > > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-
  > > muslimah/messages
  > > > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
  > > > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
  > > > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
  > > > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
  > > >
  > > > This mailing list has a special spell casted to reject any
  > > attachment ....
  > > >
  > > >
  > > >
  > > > SPONSORED LINKS
  > > > Women Different religions beliefs Islam Muslimah
  > > >
  > > > ---------------------------------
  > > > YAHOO! GROUPS LINKS
  > > >
  > > >
  > > >     Visit your group "wanita-muslimah" on the web.
  > > >
  > > >     To unsubscribe from this group, send an email to:
  > > >  [EMAIL PROTECTED]
  > > >
  > > >     Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of
  > > Service.
  > > >
  > > >
  > > > ---------------------------------
  > > >
  > > >
  > > >
  > > > __________________________________________________
  > > > Do You Yahoo!?
  > > > Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
  > > > http://mail.yahoo.com
  > > >
  > > > [Non-text portions of this message have been removed]
  >
  >
  >
  >
  >
  >
  > Milis Wanita Muslimah
  > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
  > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
  > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
  > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
  > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
  > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
  > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
  >
  > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....
  > Yahoo! Groups Links
  >
  >
  >
  >
  >
  >




  Milis Wanita Muslimah
  Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
  Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
  ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
  Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
  Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

  This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
  Yahoo! Groups Links



   



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke