http://www.sinarharapan.co.id/berita/0509/17/opi01.html


Tempat Ibadah Pro Kemanusiaan
Oleh
Tom S Saptaatmaja

Tulisan Stevanus Subagijo "Berkah" Penutupan Gereja? (SH, 9/9) rasanya 
memberikan penghiburan di tengah iklim kebebasan beragama yang terancam 
akhir-akhir ini. Secara tulus dan jujur, saya acungkan jempol untuk tulisan 
itu. Lewat tulisan itu penulis jadi melihat makna ini: "Tuhan bisa mengubah 
apapun yang tidak menyenangkan menjadi kebaikan bagi umatNya yang percaya 
dalam roh dan kebenaran".

Jadi bagi segenap umat beragama yang kini lagi bingung, karena tempat 
ibadahnya dirobohkan atau disegel, tulisan Stevanus bisa dijadikan inspirasi 
untuk kembali ke makna hidup beragama dan beriman yang sejati, yakni 
penyembahan sejati kepada Allah di dalam roh dan kebenaran.

Penulis jadi ingat obsesi Daud yang hendak mendirikan Bait Allah, yang baru 
bisa direalisasi oleh Salomo atau Sulaiman, anaknya, seperti dikisahkan 
dalam Perjanjian Lama. Seingat penulis, sebelum Bait Allah di Yerusalem itu 
didirikan, Tuhan bertanya dalam bahasa manusia: "Apakah Yang Maha Besar dan 
Maha Kuasa bisa ditampung dalam Rumah Tuhan?".

Ribut-ribut soal tempat ibadah sebenarnya yang paling bernafsu itu memang 
manusia. Tuhan sama sekali tidak membutuhkan tempat ibadah apapun. Semua 
tempat ibadah semua agama hanya merupakan bagian terkecil dari alam semesta 
ciptaan tanganNya. Manusialah yang berambisi membutuhkan. Maka tempat ibadah 
akhirnya juga tidak bebas dari segala nafsu manusia.
Denny JA pernah menulis, semakin banyak tempat ibadah didirikan di negeri 
ini, korupsi justru semakin menggila. Mudah-mudahan, tidak ada uang dari 
hasil korupsi yang dimanfaatkan untuk membangun tempat ibadah.


Hati-hati Menerima Derma
Cendekiawan muslim Komaruddin Hidayat, saat berbincang dengan penulis via 
telepon beberapa waktu lalu mengatakan, umat beragama di negeri ini ternyata 
doyan memanfaatkan mekanisme pembersihan dosa atau pemutihan diri. Jika 
orang korupsi sekian miliar, si koruptor akan merasa bebas dari dosanya jika 
sebagian uang hasil korupsinya dimanfaatkan untuk kegiatan keagamaan entah 
pergi ke Tanah Suci (ke tempat ibadah di Arab bagi yang muslim dan Israel 
bagi yang kristiani).

Untuk itu, seperti dikatakan pakar Kitab-Kitab Kenabian, Romo Berthold Anton 
Pareira, dekan di STFT Widya Sasana Malang dekade 80-an, setiap pastor, 
pendeta atau pejabat agama perlu hati-hati dalam menerima sumbangan, 
jangan-jangan uang itu untuk mencuci dosa pemberinya. Rupanya selain ada 
money laundering juga ada pencucian dosa lewat derma uang hasil KKN.

Bagi umat beragama yang bermasalah dalam mendirikan tempat ibadah jangan 
irihati. Umat beragama yang sejati harus kembali ingat pada iman Abraham 
atau Ibrahim, Bapak Monotheisme, ternyata tidak pernah masuk sinagoga 
(tempat ibadah Yahudi), gereja atau masjid. Anehnya, ia justru diyakini 
sebagai Bapak dan Teladan Kaum Beriman dari ketiga agama samawi itu.

Mungkin Ibrahim atau Abraham kini geleng-geleng kepala melihat fakta 
ternyata "anak cucunya" sering "eker-ekeran" atau konflik justru gara-gara 
tempat ibadah. Ini bisa disimak dari sengketa masjid Al Aqsa di Yerusalem 
(antara Yahudi versus muslim) hingga penghancuran masjid di Ayodya atau 
penghancuran tempat ibadah di tanah air.
Sengketa tempat ibadah di tanah air tidak lepas dari motif menjadikan agama 
ibarat pasar malam, seperti pernah dilontarkan oleh Anthony de Mello SJ 
dalam bukunya "Burung Berkicau".

Menurut pastor Jesuit itu, agama-agama saat ini entah Yahudi, Kristen atau 
Islam sudah terjebak dalam kompetisi mendongkrak jumlah pengikutnya dengan 
cara-cara seperti orang jualan jamu di pasar malam. Orang gemar berteriak: 
"Agamaku 
yang nomor satu. Agama orang lain sesat dan keliru". Konyolnya, jualan jamu 
itu sering disertai dengan kebencian pada umat beragama lain.

Harus Pro Kemanusian
Suara-suara bising penuh marah dan kebencian pada umat beragama lain itu 
sering disuarakan dari mimbar di tempat ibadah.

Akibatnya tempat ibadah sering dijadikan sebagai pasar untuk menyebarkan 
kebencian. Sering kebencian atas umat lain disertai dengan legitimasi 
seolah-olah hal itu merupakan kehendak Tuhan sendiri.

Penulis rindu tempat ibadah kita menjadi seperti masjid-masjid di Kairo, di 
bulan Ramadhan orang lapar boleh makan minum. Penulis rindu tempat ibadah 
kita seperti vihara umat Tri Darma di Lawang Malang yang setiap bulan 
Ramadhan menyediakan buka puasa bagi siapapun untuk makan sepuasnya sebulan 
penuh.

Kita mungkin juga bisa belajar dari satu Kelenteng di Tuban, di mana semua 
umat beragama bisa bertukar pikiran untuk membangun saling pengertian.

Penulis ingin ada rohaniwan berani seperti Kurdo Irianto Pr ketika 
mempersilahkan KH Aqiel Siradj mengkhotbahkan semangat persaudaran dari 
mimbar Gereja Katolik Algonz Surabaya. Seharusnya tempat ibadah bukan 
semakin memisahkan manusia dalam sekat-sekat kebencian tetapi menjadi 
penyebar semangat kemanusiaan.
Tempat ibadah harus pro kemanusian sehingga Tuhan berkenan tinggal di 
dalamnya. Ebiet G Ade pernah bernyanyi :"Tuhan ada di sini, di dalam jiwa 
ini, bercermin dan banyaklah bercermin".

Penulis adalah teolog, alumnus Seminari St Vincent de Paul
 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke