Penjelasan yang indah, subhanalLah ....  Memperjelas apa yang selama ini
saya raba raba saja.
Keep the good work, bro n sis ....


salam,
Ari Condro

----- Original Message -----
From: Aman FatHa
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com


Saya aja yang jawab ya, minta izin.

Mas Sutiyoso,

Persoalan zikir kepada Allah itu bisa membuat seseorang gila memang tidak
ada secara teori, tapi ada dalam kenyataan.

Salah seorang adik kelas saya, setelah mengamalkan zikir selama seminggu
secara rutin, tiba-tiba dia menjadi kacau. Otaknya melayang-layang seperti
orang yang tidak menginjak bumi lagi. Susah bagi saya menjelaskan
kondisinya, karena disebut gila juga tidak tepat. Itu bukan gila. Namun
kesadaran duniawinya atau kesadaran kemanusiaannya lenyap. Saya menduga saja
awalnya, ini disebabkan mentalnya tidak siap dan belum kuat. Secara teori
saya membayangkan bahwa orang yang rutin melakukan zikir dengan segala
keikhlasan dan penghayatannya akan membawa seseorang ke kondisi yang tenang
secara batin. Namun tidak terbatas itu saja, dalam rumusan sufi ada yang
disebut dengan "terbuka hijab". Dinding penghalang yang bersifat duniawi
atau manusiawi itu terbuka dan kepadanya diperlihatkan kebesaran Tuhan yang
sangat besar dan luas.

Pada kasus adik kelas saya itu, saya menduga hijab itu dibukakan untuknya.
Ketika itu dia tidak akan merasakan lagi nikmatnya makanan ketika makan. Dia
tidak lagi melihat apa yang ada di depannya seperti yang biasa kita lihat.
Pandangannya sudah menembus rahasia di balik sesuatu dan itu bukan
kehendaknya sendiri. Ketika kesiapan mental masih lemah, pada saat itulah
kondisi seperti gila itu muncul. Dia masih belum bisa memahami lebih jauh
apa yang sedang terpampang di depannya. Dia masih belum bisa menafsirkan
rahasia yang terbuka untuknya itu. Dalam setiap detik hembusan nafas dan
setiap pandangannya, yang ia lihat hanya Allah semata. Dari mulutnya pun
akan keluar secara refleks dan terus menerus, Allah.. Allah.. Allah..

Akhirnya kawan-kawan saya membawanya ke rumah Habib Abdullah al-Habsyi,
ustazd di Pondok kami. Beliau menyarankan kepadanya untuk berhenti berzikir.
Bagi orang yang konseptual mainded, ini adalah saran yang lucu dan aneh.
Bukankah setiap muslim dianjurkan untuk berzikir? Namun itulah kenyataannya.
Bayangkan saja, menyampaikan saran ini saja sangat susah. Dia hanya
mendengarkan Allah. Dia seperti tidak sadar kalau secara nyata sebenarnya
dia sedang mendengarkan saran Ustadz kami itu. Karena saran itu agak aneh
sehingga susah untuk dilaksanakan, akhirnya diminta kepadanya untuk
memperbanyak shalawat. Pesannya, shalawat harus lebih banyak dari zikir yang
ia ucapkan.

Pesan memperbanyak shalawat ini juga yang sering disampaikan oleh
ustazd-ustadz kami. Kalau saya ingin menafsirkan rahasia pesan itu,
sebenarnya adalah ingatlah pada Nabi yang Manusia itu dan Dia sebagai
manusia adalah orang yang paling dekat kepada Allah; Imamul Muttaqin.
Tujuannya, mendudukkan kembali posisi sebagai manusia sebagaimana Nabi
adalah manusia. Atau dengan kata lain, menumbuhkan kesadaran manusiawi
secara sempurna ketika (sebelum) menggapai Dzat yang abstrak yang tidak bisa
ditembus karena ketidak-sempurnaan manusia itu sendiri. Istilah sufi, wal
'ajzu 'anil idraki idraakun. Itulah fungsi utama shalawat dalam pemahaman
saya. Alhamdulillah, anak itu perlahan-lahan bisa menginjakkan kembali
kakinya di bumi, tidak seperti al-Hallaj -:)

Itulah maksudnya perkataan ulama, zikir itu panas dan harus diimbangi dengan
shalawat untuk mendinginkannya.
Tentu saja, ini tidak akan (atau jarang) terjadi pada orang yang berzikir
hanya mulut belaka. Ini hanya (sering) terjadi pada zikir yang penuh dengan
penghayatan dengan segenap jiwa dan perasaan, seperti kata Abu Abbas
al-Mursi, jika saya lupa kepada Allah sekejap mata, maka saya hukumkan diri
saya murtad.

Pada sudut ini orang seringkali keliru dalam menilai, bahkan khususnya oleh
kalangan sufi sendiri, bahwa seperti al-Hallaj itulah maqam (kedudukan) yang
paling tinggi. Sebenarnya soal kedudukan (Maqam) seperti itu kita serahkan
saja kepada Allah. Namun kalau saya beranikan diri mengukurnya sesuai dengan
logika saya, kondisi seperti al-Hallaj itu malah tenggelam dan kesadaran
manusiawinya hilang. Dan orang yang dalam kondisi seperti itu sangat
beresiko apabila masih terjun di tengah-tengah masyarakat.

Kalau kita ukur dengan konsep Wihdatul Wujud, masih ada satu tingkatan lagi
di atas al-Hallaj. Yaitu, syuhudul katsrah fil wahdah dan Syuhudul Wahdah
fil Katsrah. Dua kondisi ini setara dan sama-sama berada dalam tingkatan
yang paling tinggi. Pertama, Musyahadah yang banyak dalam Yang Satu. Kedua,
Musyahadah Yang Satu dalam yang banyak. Manusia yang padanya tergabung dua
konsep ini sekaligus hanya ada pada Nabi Muhammad Saw. Orang yang berada
dalam kondisi pertama akan lebih sering menyendiri, sedangkan orang yang
berada dalam kondisi kedua akan lebih sering terjun dalam masyarakat. Namun
yang lebih penting--dan ini yang ingin saya tekankan-- yaitu bahwa kedua
konsep ini sama-sama menonjolkan kesadaran manusiawinya. Artinya,
kesadarannya sebagai manusia, lebih umum lagi, kesadarannya sebagai makhluk.
Istilah al-Qur`an, Katakan (hai Muhammad) kepada mereka: saya ini hanya
manusia seperti kalian, diwahyukan kepada saya al-Qur`an ini...

Penjelasan ini berdasarkan asumsi riwayat bahwa al-Hallaj memang benar
mengatakan perkataan yang mustahil itu sehingga akhirnya dia dihukum bunuh.
Sedangkan al-Hallaj dalam penelitian lain sebagai korban politik karena pro
orang-orang tertindas, maka bukan tidak mungkin kalau sebenarnya al-Hallaj
sudah mencapai Musyahadah al-Wahdah fi al-Katsrah; Menyaksikan Yang Satu
dalam yang banyak. Ketika dia melihat "yang banyak" itu teraniaya, miskin,
tidak mendapatkan keadilan, maka dia berontak karena dia menyaksikan Yang
Satu, Yang Maha Adil, Yang Maha Kaya. Dan manifestasi itu tidak sesuai
dengan kondisi mereka. Kenyataan itu yang membuatnya menginjakkan kaki di
bumi dengan dirinya sebagai manusia untuk membela. Wujudnya tentu dalam
praktik manusiawi; menuntut kepada penguasa, mendobrak tradisi kekuasaan,
dsb. Dengan itu, dia telah sempurnakan tugasnya sebagai manusia sebagaimana
tuntutan Musyahadah al-Wahdah fi al-Katsrah-nya. Dan itu yang membuatnya
terhukum.

Dengan penjelasan ini, tudingan kotor kepada sufi yang kadang-kadang dengan
mengkonfrontasikannya dengan kehidupan Nabi dan Para Sahabat adalah keliru.
Dalam argumen-argumen yang diajukan misalnya, kita bisa baca bahwa mereka
mengatakan, konsep-konsep yang diadopsi oleh para sufi itu tidak ada dalam
kehidupan atau ajaran Nabi Saw maupun Para Sahabat sesudahnya. Saya pikir,
itulah kesalahpahaman. Hal itu, karena mereka menganggap bahwa kaum sufi
menyatakan kedudukan tertinggi itu adalah seperti al-Hallaj (sesuai asumsi
riwayat pertama), atau kondisi yang "mabuk" dan hilang kesadaran diri,
tenggelam dalam (manifestasi kebesaran) Allah. Memang bagi kalangan sufi,
itu termasuk kedudukan yang tinggi. Namun masih ada tahapan di atasnya;
seperti yang sudah saya uraikan singkat di atas, mencapai kesadaran
manusiawi. Kesadaran manusiawi dalam menggapai Allah, itulah kehidupan para
Nabi dan para Sahabat Muhammad setelahnya.

Demikian, maaf sedikit kepanjangan dengan memberikan jawaban yang tidak
hanya sebatas pertanyaan yang diajukan.
Wassalam

Aman







------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke