Salam, Bung, sebelumnya mohon maaf kalau dalam tulisan saya itu ada kata-kata yang terlalu keras atau kasar. Sekarang saya berusaha menjawab semampu saya. - Soal perkataan korban yang saya maksud adalah istri saya sebenarnya tidak mendapatkan apa yang dia cari yakni menjadi manusia paripurna (insan kamil), manusia baru yang kembali suci. Tentu saja saya tidak lapor polisi karena istri saya bukan korban tindakan kriminal. - Soal dukun modern, ini adalah kiasan untuk menyebutkan dua kondisi yang berbeda secara material (orang, alat, waktu, situasi) namun substansinya sama. - Pelatihan ESQ tidak melanggar hukum. Jadi sah-sah saja. Dan soal korban itu tadi semata-mata subyektif pandangan saya lho. Banyak kok (bahkan mayoritas) peserta merasa bersyukur bisa ikut training. - Soal legalitas para trainer saya sepakat, memang mereka legal, paling tidak sudah sesuai dengan standar-standar profesional dari manajemen ESQ. - Apakah dokter, dokter jiwa, atau psikiatri yang menggunakan metode ESQ bisa disebut dukun modern, saya kira tergantung ESQ macam apa yang digunakan. Jawabnya adalah bisa ya dan bisa tidak. Dan saya meragukan kalau antara problem "emotional" dan "spiritual" bisa diobati secara stimultan. Apa yang disebut manusia bisa dibilang terdiri dari tiga komponen yaitu fisik, hati/jiwa dan ruh. Problem fisik bisa diatasi oleh dokter (ketika belum ada dokter oleh dukun), problem hati dimintakan terapi psikiater. Nah yang problema ruh itu kepada siapa? Nah disinilah pangkal ketidaksepakatan saya dengan istri saya. Istri saya menganggap itu sebuah perjalanan spiritual, namun saya tidak sepakat Perjalanan spiritual sungguh maha berat. Mengapa? Pada kenyataannya, kepentingan fisik dan jiwa itulah yang seringkali memenangkan "pertarungan" dengan ruh pada diri manusia. Bung, itulah penjelasan singkat saya, jadi masalahnya sama sekali bukan masalah hukum lho? Dan maaf saya tidak bermaksud menggurui atau sok pintar. Sekali lagi maaf...
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Ass wr wb, > > Pak Bmuncar, ada yang menjadi tanda tanya dibenak saya, Pak Bmuncar mengatakan bahwa istri bapak adalah korban ESQ, dukun modern, biasanya orang yang kena atau jadi korban penipuan lapor kepada polisi, apakah bapak sudah lapor ke Polisi? > > Lalu mohon penjelasan tentang sebutan dukun modern, apakah definisi dukun modern dan dukun tidak modern? > Dukun biasanya pakai mantra, biasanya mendatangkan roh halus/jin etc , apakah ESQ yang diikuti istri bapak itu menggunakan pola yang dipakai para dukun? > > Kejanggalan yang lain adalah, kalau ESQ itu dilakukan di Hotel tentunya pihak panitya sudah minta ijin kepada pihak berwenang, kalau ESQ ini makan korban yang banyak tentunya polisi akan turun tangan dan menindak pelaku tindakan melawan hk tsb. > > Kejanggalan yang lain lagi adalah, sejauh yang saya tahu pelatih ESQ itu biasanya mengantongi sertifikat untuk melatih, berarti apa yang mereka lakukan adalah legal. > > Bisa saja terjadi seorang yang mempunyai ijasah dokter juga praktek ESQ, dalam anamnesis ( wawancara dokter pasien ) disamping sang dokter memperhatikan kondisi fisik ( soma ) juga memperhatikan kondisi jiwa ( psikis ), juga mengamati bahasa tubuh dan menilai perasaan pasien. > > Apakah dokter yang praktek ESQ ini pantas disebut dukun modern? Apakah Ahli Ilmu kedokteran jiwa ( psychiatry ) yang menggunakan tehnik ESQ juga disebut dukun modern? apakah psikiater yang mengobati orang yang tidak waras dengan tehnik ESQ juga disebut dukun modern? > > mohon penjelasan dari anda , terimakasih. > > > salam > > > bmuncar <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Mbak Chae dan Mbak Aisyah, terima kasih tanggapannya. > > Salam > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED] > ..> wrote: > > Terima kasih Mba Aisyah:) sudah menjelaskan dengan baik..mudah- > mudahan > > Pak Sutiyoso bisa lebih mengerti maksud dari postingan saya jadi > > enggak lagi jaka sembung bawa kedongdong:)) > > > > Chae > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "A Yasmina" > > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Mas Bmuncar, > > > Seperti mba Chae, saya memuji cara mas Bmuncar dalam berkomunikasi > > dengan > > > istri yang kebetulan beda tempat tinggal. > > > > > > Saya percaya mas B ini (kepanjangan nulis bmuncarnya ...:-) selalu > > berusaha > > > mendalami ilmu agamanya dan tentu saja punya ilmunya, tapi mungkin > > karena > > > mas B ini berlainan tempat tinggal sehingga tidak bisa > berkomunikasi > > secara > > > intensif dengan istri walaupun sekarang ada sms, email, dll. > > Sehingga sang > > > istri memilih satu cara untuk memenuhi kebutuhan batinnya dengan > > mengikuti > > > training ESQ. > > > > > > Tapi apakah mas B ini sudah betul2 yakin bahwa istrinya ikut ESQ > ini > > dalam > > > rangka memenuhi dahaga spiritualnya? Siapa tahu hal ini karena > > ajakan teman > > > kelompoknya, entah kelompok di keluarga atau teman di luar > keluarga, > > ibu2 > > > pengajian, ibu2 arisan, dll - dulu waktu ABG saya pernah disodori > > almarhum > > > ayah satu tulisan tentang remaja Islam - disitu dijelaskan tentang > peer > > > group. > > > > > > Tahu sendiri kan ABG itu tergantung peer group-nya, dia harus sama > > dengan > > > kebiasaan anggota groupnya, jika teman2 kelompoknya misalnya > senang satu > > > group musik lalu ketika group musik itu manggung, maka jika teman2 > peer > > > groupnya itu nonton - siapapun yang ingin diakui sebagai anggota > > kelompok > > > itu akan berusaha untuk bisa nonton juga, mungkin dengan merayu > > orang tuanya > > > walaupun tahu keuangan orang tuanya kurang baik. > > > > > > Siapa tahu istrinya mas B ini ikut karena peer groupnya ikut ESQ > ini, > > > kebetulan mungkin blio sedang pegang uang ....:-) > > > > > > Saya punya kebiasaan nonton tv dengan almarhum ayah dan dengan ibu > saya. > > > Jadi tahu Ary Ginanjar juga pertamanya dari layar tv - yang pernah > saya > > > lihat serialnya (seminggu sekali) di TPI, ANTV, dan di RCTI. > > Materinya saya > > > rasa lumayan juga - tentu saja tiap orang ada kelebihan dan > > kekurangannya. > > > Tidak ngeluarin uang untuk bayar dan tidak perlu keluar rumah. > > > > > > Saya beli bukunya, eh tepatnya ada yang membelikan ...:-) Kabarnya > ada 2 > > > buku, yang saya punya buku pertamanya. Saya lirik di Gramedia, > > bukunya yang > > > kedua ada di kelompok yang di discount gede2an, apakah itu tanda > > tidak laku? > > > Entahlah, tapi saya belum berniat untuk membeli buku tersebut > karena > > masih > > > banyak buku2 lainnya yang belum terbaca di rumah. > > > > > > Jadi bagi saya, ESQ ini mau saya pelajari jika punya waktu selain > > buku2 EQ, > > > SQ lainnya (kan bukan hanya karangan Ary Ginanjar saja). Ikut > > trainingnya > > > jika ada yang mau bayarin, boleh juga ...:-) Tapi saat ini lebih > > baik di tv, > > > baca buku, baca postingan di WM dan ngobrol dengan keluarga atau > teman. > > > Banyak cara untuk memahami hidup ini. Kita bisa belajar juga dari > > berbagai > > > hal, dari semua ciptaan Allah yang kita lihat kita dengar kita > pikirkan, > > > dll. > > > > > > BTW, yang penting bagi mas B ini, jika kita bandingkan dengan > orang naik > > > haji - kan yang mabrur itu adalah orang yang setelah haji menjadi > > orang yang > > > lebih baik - dari segi tindakan, pola pikir, cara bicara, dll. > Nah > > ... ini > > > juga bisa diterapkan ke kasus istri mas B, apakah setelah ikut ESQ > - > > blio > > > menjadi 'mabrur'? Apakah pola pikirnya lebih OK? apakah cara > > bicaranya lebih > > > OK? apakah tindakannya lebih OK? dan lain-lainnya juga lebih OK? > > > > > > Saya suka kalimat mas B yang ini --Begitu banyak manusia yang > mengalami > > > kekosongan spiritual, karena terlalu mementingkan pada ritual- > ritual > > formal > > > ibadah seperti salat, zakat, haji dan lain-lain. Tanpa terasa, > > ibadah ritual > > > itu menjadi "Tuhan" yang baru. Itulah sebabnya, begitu mudah > diantara > > > manusia menuduh manusia lainnya adalah kafir, tidak mendapat > hidayah, > > > tertutup hatinya, dan terbelenggu jiwanya hanya karena dalam wujud > > formal > > > tidak memperlihatkan ciri-ciri orang yang taat beragama. Penampilan > fisik > > > memang mudah mempesona. Kita terpukau oleh orang-orang yang selalu > > memakai > > > sorban, kemana-mana membawa tasbih, tiap hari memakai baju muslim > dan > > > asesoris-asesoris fisik lainnya. Kita terpesona oleh orang-orang > > yang begitu > > > fasih melafalkan Al Quran, mengutip ayat- ayat dan hadist. Namun > > kita mesti > > > lihat dulu, apakah itu sekedar simbol fisik ketaatan terhadap > Tuhan atau > > > manifestasi dari kedalaman pemahaman spiritual.----> memang > seperti > > itulah > > > yang terjadi, manusia terjebak ke ritualnya padahal ritual2 tsb > untuk > > > melatih manusia berakhlak lebih baik, tapi seperti almarhum Cak > Nur > > > mengatakan tentang formalisme agama - begitu banyak orang yang > > > terkagum-kagum dengan segala hal yang fisiknya saja. Tapi kata > orang, > > > memang pemakaian simbol2 itu yang paling mudah dilakukan - orang > > berkutat di > > > fisik saja karena memperbaiki sisi dalam manusia itu relatif lebih > > sulit. > > > Mungkin terkait budaya shortcut - budaya instan kata mba Tia ... > > kemana mba > > > ini ya? sudah kangen komentarnya di WM ...:-) > > > > > > salam > > > Aisha > > > ---------- > > > From: "bmuncar" <[EMAIL PROTECTED]> > > > Subject: [wanita-muslimah] Re: ESQ, Dukun Modern > > > > > > Istri saya termasuk korban ESQ, dukun modern itu. Biayanya mahal, > Rp > > > 1,6 juta untuk kelas profesional, training berlangsung di hotel > > > bintang 5 di Yogya, selama 3 hari. Paket eksekutif lebih mahal > lagi, > > > bisa mencapai Rp 3 juta. Untuk paket anak-anak "murah", Rp 900 > ribu. > > > Istri ikut tanpa izin saya yang memang bekerja di luar pulau. Saya > > > gelisah karena dia merasa jalan itu adalah jalan spiritual. Saya > > > menolak pendapat ini. Saya menulis surat untuk istri saya. Isinya: > > > > > > Balikpapan, September 2005 > > > > > > ADA banyak jalan untuk Tuhan yakni sebanyak jiwa manusia. Jalan > > > spiritual adalah sebuah jalan yang terjal dan berliku. Karenanya, > > > sungguh ajaib ada orang yang merasa melihat atau dilihat Tuhan > hanya > > > melalui sebuah praktek selama dua, tiga, atau empat hari. Dan > parahnya > > > lagi, semua itu dilakukan dengan membayar. > > > Tuhan begitu pemurah. Dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sang > > > Khalik menciptakan alam seisinya secara sempurna. Dia menciptakan > > > udara, angin, dan kehangatan sinar matahari. Dan semua itu bisa > > > dinikmati tanpa harus membayar secara nominal kepada Tuhan. > Cobalah > > > kita bayangkan, bagaimana kalau Tuhan menarik dana untuk setiap > > > desahan nafas yang kita hirup? Itulah salah satu wujud kasih > sayang > > > Tuhan kepada manusia. Jadi bagaimana mungkin manusia harus > membayar > > > untuk dekat dengan-Nya sedangkan Dia memberikan segalanya secara > > > gratis? > > > Perjalanan spiritual tidak bisa dihitung dengan uang. Tetapi > pemikiran > > > manusia sering terbalik- balik. Mereka mengira, semakin mahal uang > > > yang mereka bayarkan, semakin bermutu pula jalan mereka untuk > dekat > > > dengan Tuhan. Dengan pemikiran ini artinya semakin tidak ikut maka > > > semakin rugi pula. > > > Ini adalah khas pemikiran yang terpengaruh pada materialisme. > Ibarat > > > parfum, semakin mahal parfum itu maka semakin bermutu pula > parfumnya. > > > Di dunia parfum itu benar. Namun dalam jagad spiritual justru > keliru. > > > Kalau cara mendekati Tuhan memakai konsep materialisme ciptaan > > > manusia, sungguh Nabi Muhammad akan menjadi manusia terkaya di > dunia > > > pada saat itu. Beliau akan dengan mudah menarik dana dari > pengikutnya > > > yang jumlahnya jutaan. Sebutlah misalnya Nabi Muhammad bersabda: > > > Kumpulkan uangmu sekian dinar perbulan, maka kalian akan masuk > sorga! > > > Sudah pasti jutaan umatnya akan berduyun-duyun memberikan > dinarnya. > > > Tetapi itu semua tidak terjadi. Nabi Muhammad wafat dalam > kemiskinan > > > yang papa. > > > Begitu banyak manusia yang mengalami kekosongan spiritual, karena > > > terlalu mementingkan pada ritual-ritual formal ibadah seperti > salat, > > > zakat, haji dan lain-lain. Tanpa terasa, ibadah ritual itu menjadi > > > "Tuhan" yang baru. Itulah sebabnya, begitu mudah diantara manusia > > > menuduh manusia lainnya adalah kafir, tidak mendapat hidayah, > tertutup > > > hatinya, dan terbelenggu jiwanya hanya karena dalam wujud formal > tidak > > > memperlihatkan ciri-ciri orang yang taat beragama. > > > Penampilan fisik memang mudah mempesona. Kita terpukau oleh orang- > > > orang yang selalu memakai sorban, kemana-mana membawa tasbih, tiap > > > hari memakai baju muslim dan asesoris-asesoris fisik lainnya. Kita > > > terpesona oleh orang-orang yang begitu fasih melafalkan Al Quran, > > > mengutip ayat- ayat dan hadist. Boleh saja. Namun kita mesti lihat > > > dulu, apakah itu sekedar simbol fisik ketaatan terhadap Tuhan atau > > > manifestasi dari kedalaman pemahaman spiritual. > > > Bukan berarti pencari jalan spiritual mengabaikan ritus ibadah > formal. > > > Lebih dari itu, pencari spiritual menjalankan ritus ibadah > dibarengi > > > dengan kedalaman jiwa. Sufi besar Al Ghazali berkata: syariat > tanpa > > > hakikat tidak ada gunanya, sedangkan hakikat tanpa syariat tidak > > > diterima! > > > Pencari jalan spiritual mengingat Tuhan tak hanya ketika Salat, > namun > > > mengingat Tuhan dalam setiap desahan nafas. Pencari jalan > spiritual > > > ingin bukan hanya badan yang bisa Salat namun hati yang bisa > Salat. > > > Dan semua itu, sayangnya, tidak bisa dilihat dengan mata > telanjang. > > > Pencari spiritual karena percaya Tuhan Maha Mengetahui tidak > > > menginginkan puja-puji dari manusia lain berkaitan dengan ibadah > yang > > > dilakukan. Dia tidak perlu berkata kepada orang lain: "Ini lho, > > > lihatlah salat saya, tirulah puasa saya, lihatlah bagaimana saya > > > bertaqwa kepada Tuhan." Pencari jalan spiritual tidak perlu pamer. > > > Mengapa? Kalau dia masih menginginkan orang lain tahu bahwa dia > adalah > > > ahli ibadah, maka keyakinannya bahwa Tuhan Maha Mengetahui perlu > > > diragukan. Kedua, sifat itu membawa kepada kesombongan diri yang > > > akhirnya malah bisa menjauhkan dia dengan Tuhan. > > > Pertanyaan saya adalah, bagaimana manusia bisa melihat dan dilihat > > > Tuhan dalam praktek selama dua hari yang diselingi tawa dan > sendau- > > > gurau itu? > > > Hasil yang dicapai adalah artifisial (palsu). Mereka sebenarnya > hanya > > > seolah-olah dilihat Tuhan, seolah-olah melihat Tuhan. Jadi yang > > > ditemui pun adalah Tuhan seolah-olah, bukan Tuhan sejati, Sang > Khaliq > > > yang hakiki, pemegang rahasia semesta alam ini. > > > Dan akhirnya derajat sebagai insan kamil pun hanya seolah-olah > yaitu > > > "seolah-olah insan kamil". Persis dalam logika parfum diatas, > sebentar > > > lagi bau harum semerbak itu akan hilang secara perlahan-lahan. > > > Catatan: surat ini saya muat di http://www/islamotentik/ blogspot. > com > > > > > > Dari aku > > > > > > SUAMIMU > > > > > > Send instant messages to your online friends > > http://asia.messenger.yahoo.com > > > > > > > > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ messages > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com > > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... > > > > SPONSORED LINKS > Women Islam Muslimah Women in islam > > --------------------------------- > YAHOO! GROUPS LINKS > > > Visit your group "wanita-muslimah" on the web. > > To unsubscribe from this group, send an email to: > [EMAIL PROTECTED] > > Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. > > > --------------------------------- > > > > > --------------------------------- > Yahoo! for Good > Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. > > [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/