Chae..., Chae... Oh Chae. :-)) (A) IDEAL Dari awal semua kan tahu kalau sekarang ini kondisinya bukan ideal. Saya kira kita semua setuju bahwa kita harus menciptakan tatanan sosial yang lebih dekat keidealan. Lalu, siapa yang dimaksud dengan "kita"? Kalau "kita" itu yang diskusi di milis ini saya kira orang-orang ideal semua. Sebab, bagi yang tidak ideal mereka justru tidak mau diskusi, dan langsung tabrak lari :-(
(B)KEWAJIBAN Chae ternyata "nggladrah"... :-) Seharusnya Chae tahu bahwa setiap orang harus menegakkan kewajibannya dulu... Ini poinnya. Rusaknya kehidupan bila seseorang tidak mau menjalankan kewajibannya dulu, lalu meraih yang lain-lain. Dus, demi keadilan dan kemakmuran sebuah bangsa maka penegak hukum harus menegakkan hukum tanpa pandang bulu terlebih dahulu. Begitu lho... Lha, tentu saja semua --bukan sebagian alias bukan fardu kifayah-- harus berpartisipasi dalam menegakkan hukum. Gitu lho... Jadi, kalau saya bayar pajak, saya ikut jaga keamanan, dan lain-lain tugas sosial juga harus turut serta tegakkan hukum. Persoalannya, apakah masyarakat bisa turut serta menegakkan hukum bila penegak hukumnya rusak atau lemah? (C) MENGOREKSI Chae tentunya masih ingat bahwa saya menanggapi Chae agar membiarkan orang yang melakukan kritik, dan ia tidak perlu dituntut ikut memberikan solusi. So what? Silakan Chae buka-buka thread awal diskusi ini agar tidak muter-muter nanti saya puyeng.. :-))) Inti mencegah kezaliman itu sudah disampirkan di pundak penegak hukum. Hadis Rasul itu ada karena pemerintahan dengan sistem modern seperti sekarang ini belum ada. Kalau kita mau menjalankan Hadis tersebut, maka kita harus memrotes kerja DPR yang tidak sebagai wakil rakyat itu. Kita harus protes terhadap partai-partai yang kita pilih. Ayo protes...protes... tes...tes.... :-) (D) KONDISI Yang kita diskusikan bukan koq petani bisa jadi presiden dll. Kalau hanya sekadar berubah ya jangan salahkan bila para maling yang jadi petinggi atau orang bodo yang mimpin... Kita diskusikan bahwa dengan adanya perubahan kondisi, maka setiap orang dituntut untuk memiliki pendidikan yang setinggi-tingginya dan meningkatkan keahliannya. Hanya dengan modal SDM demikian kita akhirnya bisa bersaing! Wassalam, chodjim -----Original Message----- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Chae Sent: Wednesday, October 19, 2005 11:33 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Akibat kenaikan harga BBM!! --> Makan Dua Hari sekali --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Chae, > > Siapa yang meng-kotak-kotak dan siapa yang dikotak-kotak? Kita semua harus melihat itu sebagai "kasunyatan", sebagaimana adanya dulu. Yang jelas, di negeri ini sedang terjadi carut-marut dalam pelbagai segi kehidupan. Ini dulu yang harus kita lihat. Chae: Memang itu kenyataan Pak, tapi bukan kondisi yang ideal dan sudah seharusnya kita berusaha menciptakan tatanan sosial yang lebih mendekati idealnya. > Lalu, kita harus melihat perangkat kehidupan di negeri ini. Adakah penegak hukum? Adakah pelindung keamanan? Adakah penggerak roda pemerintahan? Dan lain-lain, dan lain-lain.... Chae: Pak, setiap orang punya tugasnya masing2 tapi apakah kewajibanya hanya pada tugasnya saja? misalnya apakah penegak hukum hanya bertanggung jawab untuk masalah hukum saja? atau apakah masalah hukum hanya kewajiban penegak hukum? justru ini yang harus di cairkan ketidak pedulian kita yang memenjarakan kita dalam kotak2 tersendiri. > Lalu, siapa yang bertanggung jawab untuk membebaskan rakyat fakir, miskin, dan orang-orang telantar dari segala penderitaan yang menimpa hidup mereka? Lalu, apa fungsi kita secara legal memilih hidup di negeri ini? Contohnya, saya sendiri. Saya ikut pemilu, artinya saya telah memilih pemerintahan negeri ini. Sebagai pribadi, mungkin saya kecewa berat karena yang saya pilih itu ternyata tidak bisa menjalankan amanat yang diterimanya. Saya bekerja diperusahaan asing yang nota bene tidak bisa mengelak untuk mengurangi pajak dan harus bayar penuh! Apa guna pajak? Jika akhirnya pajak itu menguap, siapa yang salah? Chae: Masalah sosial dalam kehidupan manusia sudah seharusnya menjadi tanggung jawab bersama, hanya saja sejauh mana kita mampu berpartisipasi. Misalnya Bapa yang kecewa berat dengan pilihanya bisa bertanggung jawab sejauh yang Bapa mampu dengan mengkoreksi pemerintahan misalnya. Bukankah ini yang menjadi inti dari perintah menghapuskan kedzaliman dalam hadis Rasul yang kira-kira seperti ini.. " jika terjadi kedzaliman maka cegahlah dengan kekuatan mu, jika tidak mampu dengan lisan mu, jika tidak mampu maka dengan do'a dan itulah selemah-lemahnya Iman. > Kemudian, misalnya saya sebagai warga negara yang sudah taat aturan. Saya menyisihkan sebagian harta maupun waktu untuk kepedulian sosial. Sampai di sini sebenarnya itu murni panggilan hati. Tapi, karena saya seorang muslim, maka aturan untuk bersedekah itu saya acu dari QS 2:177 dan 9:60. Untuk peduli sosial saya acu Surah al-Ma'un dan lain-lain ayat yang memerintahkan untuk peduli kepada semua pihak yang lemah. Dus, di sini saya berkiprah bukan pada QS 6:135. > > Nah, aslinya ayat 6:135 itu adalah serangkaian ayat --beberapa ayat sebelumnya hingga sesudahnya-- yang berkaitan dengan "amal" atau perbuatan yang bersendikan keimanan atau kekafiran. Jadi, aslinya itu sebagai tantangan untuk menunjukkan siapa yang unggul, yang beramal berdasarkan keimanan atau kekafiran. Ini kalau kita kaji secara asal-usul tafsirnya. Makanya > penutup ayat menyebut orang zalim, sebenarnya yang dituju ialah mereka yang musyrik, yang tidak mau mengamalkan apa yang sudah diserukan oleh Nabi Muhammad. Inilah asal-usulnya pemahaman tafsir itu. Chae: iya Pak, saya lagi coba belajar:) > Masalah sampel. > Kita tidak bisa lagi di zaman sekarang ini mendasarkan pengalaman Nabi yang gembala sebagai business man. Jauh...jauh sekali! Bahwa ada individu yang memang sebagai gembala, lalu di kemudian hari berdagang... itu sih alih profesi... itu pun kalau ada di zaman sekarang.. :-)) > > Gembala itu di zaman sekarang pun pendidikannya rendah, lho. Kalau ini makna literal sebagai gembala. Sedangkan alih profesi jelas membutuhkan pendidikan dan keahlian.. Chae: kondisi dan zaman memang berbeda tapi kendala2 itu pasti ada, misalnya sekarang ini fasilitas komunikasi begitu pesat, orang bisa belajar secara online, fasilitas transportasi yang jauh lebih maju daripada dulu..makanya enggak heran juga kalau pedagang emperan bisa jadi pengusaha... petani bisa jadi president, preman bisa jadi Da'i, Penjahat bisa jadi ketua DPR dll:) > So, mari kita lihat realita, dan bukan andai-andai.. Chae: Dari berandai-andailah akhirnya manusia bisa kebulan Pak:) > Wassalam, > > chodjim > Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/