Wa 'alaykum assalaam wr. wb., Mbak Lina.

Budaya Indonesia tentunya bersumber dari budaya suku masing-masing. Dari budaya 
yang ada yang pernah diangkat ke tataran nasional adalah budaya "GR" (gotong 
royong). GR ini bisa terjadi bila kita memahami "tepa slira", bisa memahami 
keadaan orang lain. Jadi, dalam hal ini tepa slira mencakup rasa toleransi dan 
apresiasi terhadap pandangan atau cara hidup orang lain.

GR juga harus ditopang oleh sikap hidup "mulat sarira angrasa wani", senantiasa 
melakukan introspeksi terhadap diri sendiri, dan adanya keberanian untuk 
memberikan keteladanan dalam hidup ini.

Maka, jangan heran bila pada mulanya GR itu dikembangkan menjadi 5 sila 
daripada sila-sila Pancasila yang sudah diangkat sebagai dasar negara kesatuan 
RI, dan sampai hari ini tidak pernah dicabut atau dihapus dari UUD 1945.

Kelima sila itu sudah pasti ada di dalam budaya suku-suku yang ada di 
Indonesia. Kalau saya, yang berbudaya Jawa, kelimanya bisa diterjemahkan lagi 
dalam berbagai sikap hidup seperti:

(1) Aja dumeh, yang artinya jangan merebdahkan orang lain.

(2) Aja gumunan, artinya jangan mudah heran terhadap sesuatu yang baru.

(3) Aja melik, artinya jangan punya perasaan ingin memiliki apa yang sudah 
dimiliki orang lain.

(4) Aja iri, artinya jangan membenci orang yang dianugerahi Tuhan rezeki yang 
lebih daripada yang kita punya.

(5) Aja sirik, artinya jangan sakit hati dan menyakiti orang lain yang 
mendapatkan anugerah Tuhan.

(6) Aja sombong, artinya jangan merasa dan berperilaku lebih tinggi dari orang 
lain.

(7) Aja loba, artinya jangan terus-menerus menambah pemilikan, akhirnya punya 
orang pun disikat.

(8) Aja dendam, jangan melakukan balas dendam.

dan masih banyak lagi pelarangan. Lalu, ada perintah positif seperti:

1. Sing sugih pangapura, artinya pandai memaafkan.
2. Ing ngarsa sung tuladha, artinya kita kalau lagi dijadikan atasan harus bisa 
memberikan keteladanan bagi anak buah.
3. Ing madya mangun karsa, artinya dalam kehidupan bersama kita harus bisa 
turut serta alias berpartisipasi dalam kehidupan sosial.
4. Tut wuri handayani, artinya ketika kita sebagai orang dewasa, maka kita 
harus rela memberikan tempat yang muda, dan dari belakang kita mendorong mereka 
maju.
5. Menang tanpa ngasorake, artinya kita harus bisa menunjukkan keunggulan atau 
kejayaan tanpa mempermalukan pihak lain.
6. Sekti tanpa aji, artinya dalam hidup ini kita harus bisa unggul tanpa harus 
menunjukkan kekuatan yang membuat orang lain ketakutan.
7. Nglurug tanpa bala, artinya dalam menyelesaikan persoalan di antara sesama 
kita tidak perlu membawa bala bantuan yang pada akhirnya memicu keributan.
8. Melu andarbeni, artinya semua hak milik masyarakat harus dijaga baik-baik 
seolah-olah itu kepunyaan kita sendiri.
Dan, masih banyak lagi yang jika diuraikan bisa memerlukan "satu kitab suci" 
tersendiri... :)

Wassalam,
chodjim



-----Original Message-----
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Lina Dahlan
Sent: Wednesday, November 30, 2005 11:42 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Salazar


Assalamu'alaikum pak Chodjim,
Mohon pencerahan seperti apa sih budaya Indonesia itu?

Saya berharap dengan membaca uraian Bapak, semangat saya utk hidup 
bernegara hidup kembali...:-)). Soalnya sekarang ini saya gak peduli 
budaya/bangsa ini mau lenyap atau gak. Ganti dengan budaya baru, oke-
oke saja...kan semua budaya awalnya pasti baik, tapi gak mau ganti 
agama meski agama jg baik awalnya.

Wassalam,



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mas Donnie,
> 
> Budaya itu harus terus-menerus diperbaharui bila sudah mengarah ke 
hal-hal yang merugikan warga. Kita tahu, menurut ilmu antropologi 
budaya sebenarnya merupakan produk brilian bagi keselamatan manusia 
yang hidup dalam suatu masyarakat. Dari titik awalnya, semua budaya 
pasti baik, seperti agama. Namun, dalam perkembangannya, terjadilah 
sentuhan antar budaya. Jika terjadi demikian, akan terjadi 
kemungkinan sebagai berikut:
> 
> a. Budaya pendatang hilang karena kalah dengan budaya setempat.
> 
> b. Budaya pendatang sama kuatnya dengan budaya setempat sehingga 
terjadi "akulturasi". Hal ini banyak terjadi di Indonesia seperti 
budaya "selamatan untuk orang yang sudah meninggal". Selamatan 
adalah budaya asli Jawa, tapi di Indonesia diadopsi oleh agama 
Hindu, Buddha, Islam, Kristen dan Katholik. Selamatannya tetap, tapi 
isinya [spt doa, tata ritual dsb] yang diganti.
> 
> c. Budaya pendatang kuat, tapi oleh budaya setempat disaring, 
diambil yang bermanfaat saja bagi budaya setempat sehingga 
timbul "asimilasi". Di sini unsur-unsur asalnya sudah lebur dan 
timbul kreasi baru, seperti sekaten di Solo. Sebenarnya "sekaten" 
berasal dari "syahadat ain" yang dilakukan ketika raja hendak 
mengislamkan warganya. Agar tidak timbul resistensi masyarakat, maka 
raja pada bulan Maulud (ini pun kreasi baru untuk bulan rabi' al-
awwal) melakukan pesta dengan gending Jawa agar masyarakat datang 
menontonnya. Lalu, di situ daya tarik Islam ditawarkan. 
> 
> d. Budaya lokal hilang ditelan oleh budaya pendatang. Kalau ini 
terjadi, tinggal tunggu saja kiamatnya masyarakat tersebut!
> 
> Maka, jika Islam hendak mendirikan kekhalifahan di Indonesia, ya 
tinggal tunggu saja lenyapnya bangsa ini, bangsa Indonesia ini. 
Mengapa? Karena, budaya merupakan ibu kandung atau jatidiri suatu 
masyarakat. Jika budayanya runtuh, maka masyarakat pun akan runtuh. 
Kekuatan asing akan datang melumat masyarakat yang sudah kehilangan 
jatidirinya. 
> 
> Maka, kita harus selalu waspada!
> 
> Wassalam,
> chodjim
> 
> 
> -----Original Message-----
> From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Donnie
> Sent: Tuesday, November 29, 2005 9:56 AM
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Subject: Re: [wanita-muslimah] Salazar
> 
> 
> 
> 
> Mas Heman,
> 
> Kemewahan disamping sebagai pilihan, saya pikir juga
> sebagai produk budaya.
> Kalau kita mencontoh swedia, Secara budaya memang
> mereka lebih egaliter, inequality sangat kecil, jurang
> antar kelas juga minimal.  Entah ini karena negara
> mereka sosialis, atau budaya ini yang menyebabkan
> mereka memilih sistem pemerintahan yang sosialis.
> Di Indonesia sebaliknya budaya kelas kita sangat
> kental dan masih diwariskan hingga sekarang.  Priyayi,
> ataupun Kyai merupakan kelas yang lebih tinggi dengan
> berbagai previlegenya, terlepas dari sisi apa kita
> memandangnya.   Sehingga masalah besaran secara
> nominal (ekonomi) menjadi sesuatu yang relatif. 
> Menurut mereka mungkin hal itu sudah menjadi sebuah
> kesederhanaan, melihat konstruksi sosial
> disekelilingnya yang memang lebih dari yang dia pilih
> saat ini.
> Sori, bukan membela HNW, saya tetep setuju kalau semua
> pejabat pakai Kijang.  Toh lebih menunjukan
> "Nasionalisme" (meskipun tetep merek jepang).
> 
> donnie
> 
> --- He-Man <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > 
> > Makanya saya ambil contoh Salazar seorang diktator
> > yang cukup lama
> > berkuasa di Portugal dengan kekuasaan mutlak
> > ditangannya tapi toh dia
> > tidak malu tinggal di rumah sempit dengan cuma 3
> > kamar, makan di pinggir
> > jalan dll padahal kalau ia mau dia bisa mendapatkan
> > semuanya.
> > 
> > Seperti saya katakan kemewahan itu bukan kebutuhan
> > tapi hanya sebuah
> > pilihan.Jadi tinggal di komplek pejabat yang mewah
> > lalu naik sedan
> > mewah dan berbagai macam kemewahan lainnya itu
> > bukanlah sebuah
> > kebutuhan bagi HNW tapi cuma sebuah pilihan dan dia
> > telah memilihnya,
> > dia telah memilih kehidupan mewah yang jauh dari
> > kehidupan mayoritas
> > rakyat Indonesia.
> > 
> > ----- Original Message -----
> > From: "Ambar cahyani" <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> > Sent: Monday, November 28, 2005 7:55 AM
> > Subject: Balasan: [wanita-muslimah] Salazar
> > 
> > 
> > > Pak He-Man,
> > >
> > >   Mungkin di negeri ini  perlu dibuat suatu
> > definisi : pejabat miskin dan
> > pejabat kaya. Malah untuk lebih memperjelas
> > kelasnya, bisa dibuat : pejabat
> > sangat miskin, pejabat miskin, pejabat sedang,
> > pejabat kaya, pejabat kaya
> > raya, dan pejabat luar biasa kaya raya.
> > >
> > >   Menilik budaya rasan-rasan kita, rasanya agak
> > manusiawi jika pada
> > akhirnya HNW mengambil 'sekedar' Camry untuk
> > operasionalnya sehari-hari. Dan
> > mungkin rumahnya meskipun tidak 135 tapi 'cukup' lah
> > untuk menerima tamu
> > pejabat lain yang mungkin ada di segmen kaya raya
> > dan luar biasa kaya raya.
> > >   Karena, kalau tidak diambil toh jadi bahan
> > rasan-rasan.
> > >
> > >   Setidaknya kita pernah punya Harun al Rasyid.
> > Mungkin pak Harun saja
> > baru masuk kelas pejabat sedang, karena meskipun
> > naik bis setiap hari tapi
> > masih punya mobil kijang tua.
> > >   Jadi, kita belum punya contoh pejabat sangat
> > miskin, karena belum ada
> > pejabat yang tinggal di rumah tipe 21 dan makan
> > untuk sebulan dari gaji
> > sehari....
> > >   Jadi, kira-kira apa yang bisa menarik minat para
> > pejabat untuk masuk ke
> > kelas pejabat miskin dan pejabat sangat miskin??
> > >
> > >   salam,
> > >
> > 
> > 
> > 
> 
> 
> 
>               
> __________________________________ 
> Yahoo! Music Unlimited 
> Access over 1 million songs. Try it free. 
> http://music.yahoo.com/unlimited/
> 
> 
> ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------
~--> 
> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your 
home page
> http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
> -------------------------------------------------------------------
-~-> 
> 
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun 
masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-
muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> 
> This mailing list has a special spell casted to reject any 
attachment .... 
> Yahoo! Groups Links
>






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links



 





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Fair play? Video games influencing politics. Click and talk back!
http://us.click.yahoo.com/u8TY5A/tzNLAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke