Maksud saya mengekpolarasi, tentunya memberikan penjelasan yang lebih 
panjang terhadap masalah itu. Karena saya menduga dari bahasa Sampean di 
awal thread bahasa ini muncul, Sampean cukup mengerti. Nah sekarang dugaan 
saya ada benarnya, ternyata memang Sampean pernah belajar Sosiolinguistik. 
Hanya bermaksud agar bagi-bagi informasi dan pandangan secara lebih luas 
saja, hehehe.

Saya sendiri kalau dikatakan cukup paham soal linguistik, boleh jadi. Namun 
tidak sangat paham. Justru bidang saya memang linguistik di Universitas 
Azhar, tapi ya linguistik Arab, -:) yang kalau dalam mata kuliah dulu tahun 
1995 disebut Ilmu Lughah dan bagian yang lebih spesifik ke suatu bahasa 
tertentu (di sini adalah Arab) menjadi bidang tersendiri yang disebut dengan 
Fiqh Lughah.

Dalam konteks Arab sendiri, bangsa Arab sangat bersyukur dengan adanya 
al-Qur`an. Meskipun dalam perkembangan Arab, muncul banyak pengaruh dalam 
bahasa, tetapi keaslian bahasa tetap terjaga. Bahkan sekarang digalakkan 
penggunaan bahasa asli ini dalam forum-forum resmi dan tidak resmi.

Kebanyakan kawan-kawan di sini yang berada di fakultas Syariah dan 
Ushuluddin kadang-kadang kesulitan. Padahal rata-rata mereka sudah 
bertahun-tahun belajar bahasa Arab di Indonesia (pesantren khususnya). 
Kenapa? karena kebanyakan dosen kadang-kadang memberi kuliah bukan dengan 
bahasa asli, tetapi dengan bahasa pasaran. Syukur saja di fakultas saya 
dulu, kebanyakan dosen menyampaikan dengan bahasa asli sehingga kita bisa 
paham.

Pemakaian bahasa yang amburadul di komunitas Arab juga sangat banyak, 
apalagi tulisan nama toko-toko atau salon-salon. Ini sudah merupakan 
fenomena yang berbeda dengan bahasa Arab pasaran yang digunakan sebagai 
komunikasi sehari-hari oleh kebanyakan orang Arab. Saya tertawa sendiri jika 
mengingat pertama kali datang ke sini, ada tulisan berbahasa Arab (Syaarib) 
yang artinya kumis di papan-papan iklan di atas gedung. Setelah saya 
perhatikan lebih lanjut, ternyata menampilkan alat-alat elektronik, yang 
ternyata maksud tulisan itu sebenarnya adalah Sharp.

Nah maksud yang ingin saya sampaikan perihal arbitrernya bahasa sebagai 
salah satu sifat yang bisa menjelaskan kenapa bahasa itu timbul dan mati, 
adalah bagaimana pemakai bahasa bisa mempertahankan bahasanya agar tidak 
mati. Jadi ini tidak hanya terhenti pada persoalan konseptual, tapi juga 
mengarah kepada praktik bahasa dan kesadaran penuh dalam berbahasa; betapa 
pentingnya suatu bahasa.

Demikian,
Terima kasih

Aman

----- Original Message ----- 
From: "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Friday, December 02, 2005 4:42 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: SI yang mana?


> maksudnya saya mengeksplorasi itu bagaimana Mas Aman?
> sosiolinguistik sudah lama saya tidak sentuh ... terakhir ketika mau ujian
> lisan sebelum buat skripsi th 90 an awal.
>
> Mas Aman sendiri tampak cukup paham ya soal lingustik?
>
> Thanks buat sharingnya. Saya jadi bernostalgia tentang berbagai mata 
> kuliah
> linguistik di zaman kuliah ... :-)
>
> Yang saya tidak salah ingat, arbitrernya bahasa itu juga salah satu sifat
> yang bisa menjelaskan kenapa bahasa itu timbul dan mati, baik bahasa 
> secara
> umum untuk setiap etnis atau nation-state, atau sub-bahasa seperti dialek
> atau bahkan idolek. gak banyak kan yang masih pake 'bokap' 'nyokap' yang
> konon dipopulerkan oleh kusni kasdut buat bahasa kode ... ;-)
>
> salam
>
> On 12/2/05, Aman FatHa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>
>>  Bahasa memang arbitrer, tapi bahasa juga adalah cerminan pemakainya,
>> cermin
>> pola pikir dan sistem pergaulan komunitas pemakai dalam kehidupan. Karena
>> itu sangat asik seandainya Mas Satriyo mengekpolarasi kesepakatan pemakai
>> itu seperti apa? Dalam contoh-contoh tentang "arabisasi' memang hanya
>> lingkup sederhana, meski dalam kajian bahasa hal itu membutuhkan
>> pembahasan
>> yang sangat panjang.
>>
>> kesepakatan-kesepakatan pemakai bahasa--menurut saya--lebih tepat jika
>> kita
>> ambil contoh dalam beberapa variasi bahasa yang muncul dalam fenomena
>> kemasyarakatan yang lebih spesifik, misalnya variasi bahasa kaum buruh,
>> bahasa para pemilik salon, variasi bahasa lokal yang muncul akibat
>> modernisasi teknologi seperti kebutuhan dalam pesan singkat (sms), bahasa
>> chatting, dll. Mungkin saja fenomena bahasa akhawat termasuk juga dalam
>> fenomena ini. Namun satu sisi yang cukup penting untuk kita cermati, 
>> bahwa
>>
>> varian bahasa yang muncul pada mereka pada dasarnya adalah sesuatu yang
>> bersifat subyektif, identitas kelompok, dan dorongan berbeda. Apalagi 
>> jika
>>
>> kita lihat pemakaiannya bukan pada hal-hal yang dibutuhkan dalam 
>> pemakaian
>>
>> bahasa, dan tidak hanya sebatas kelompok, tapi juga meluas dalam 
>> pemakaian
>>
>> umum. Siapa yang menjamin terjadinya kesepakatan di sini? Fenomena yang
>> kita
>> lihat pada komunitas ABG yang sok ngenglish sehingga campur aduk tidak
>> karuan dalam bahasa juga termasuk pada bagian ini.
>>
>> Hal-hal seperti ini--bagi saya--penting untuk ditekankan agar Wakil
>> Presiden
>> tidak perlu marah-marah mendengar puisi karena ia bisa memahaminya sesuai
>> lingkupnya, bukan dengan cara ia memahaminya seperti mendengarkan laporan
>> menteri di istana. Bisa jadi juga, penggunaan kaum akademisi terhadap
>> bahasa
>> yang bersifat serampangan--apalagi yang hanya biar disebut ilmiah--
>> merupakan salah satu faktor yang menyebabkan para petani kita hanya bisa
>> melongo.
>>
>> Jadi kesepakatan pengguna merupakan unsur penting dalam bahasa, tapi 
>> bukan
>>
>> kesepakatan yang akhirnya mengakibatkan kesenjangan antar pengguna bahasa
>> itu sendiri. Pembahasan masalah ini saya lihat merupakan bidang-bidang
>> yang
>> menjadi objek kajian-kajian ilmu bahasa sosial (sosiolinguistik).
>>
>> Terima kasih
>>
>> Aman




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give the gift of hope to an orphaned child this holiday season.
Become a sponsor>>
http://us.click.yahoo.com/ZEPhsD/1RCMAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke