DP: Dalam persyaratan, biasanya ada syarat perlu dan syarat cukup, 
bahasa Inggrisnya necessary condition & sufficient condition.

Artinya ada syarat minimal yg perlu dipenuhi yg jika tidak dipenuhi 
maka tidak mungkin memenuhi syarat.  Dipenuhinya syarat minimal itu 
belum otomatis cukup karena syarat kecukupannya juga harus dipenuhi.

Misalnya utk masuk universitas itu perlu lulus SMU, tetapi lulus SMU 
saja belum tentu memenuhi syarat utk masuk UI atau ITB misalnya.

Pertanyaannya mana yg syarat perlu dan mana yg syarat cukup?  Apakah 
berahlak yg menjadi syarat perlu atau berstatus muslim yg merupakan 
syarat perlu?

Muslim dulu baru berahlak atau berahlak dulu baru Muslim?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Abdi M.U" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Benarkah Orang Baik Belum Tentu Masuk Surga ?
>    
>   Apakah Bunda Theresa yang sepanjang usia nya dibaktikan untuk 
umat miskin India harus masuk neraka ?  Apakah Paus Paulus II yang 
pernah menjamu calon pembunuhnya dengan baik hingga si calon 
pembunuhpun membatalkan rencana pembunuhan tersebut juga tak pantas 
masuk surga ?   Apakah Mahatma Gandi yang secara lembut, sabar dan 
selalu menggunakan jalan damai untuk membela kemerdekaan rakyat India 
juga harus masuk neraka ? Bagaimana pula dengan sebagian dari 
milyaran umat manusia non Islam yang baik hati, apakah mereka harus 
masuk neraka dibanding sebagian dari milyaran umat manusia lainnya 
yang beragama Islam tapi buruk perilakunya ?
>    
>   Apakah Akhlak Menentukan Seseorang Masuk Surga atau Tidak  ?
>    
>   Seorang ustadz yang saya tanya mengenai hal itu menjawab 
singkat, "kalau memang akhlak yang dijadikan patokan oleh Tuhan untuk 
menentukan pantas tidaknya seseorang masuk surga atau neraka, maka 
agama tidak diperlukan lagi di muka bumi ini"
>   Kalau memang akhlak sangat menentukan masuk surga atau tidak, 
maka untuk apa lagi agama, karena tanpa agama saja orang bisa berbuat 
baik.  Di negeri atheis seperti di Rusia, China, atau di Eropa dan 
Amerika, ditemukan banyak orang yang tak beragama tapi memiliki 
akhlak yang luar biasa baiknya.  Tidak usah jauh-jauh, pasti kita 
sering ketemu teman atau tetangga yang baiknya luar biasa, ia mengaku 
punya agama tapi tak pernah sholat atau ke gereja, tapi nyatanya 
akhlaknya lebih baik dari orang yang rajin beribadah.
>    
>   Sifat baik adalah fitrah yang diberikan Allah sejak kita didalam 
kandungan.  Fitrah (sifat-sifat baik) adalah kecenderungan manusia 
untuk berbuat kebaikan, seperti halnya binatang buas diberi Allah 
kecenderungan untuk bersifat buas walaupun ia berusaha dijinakkan di 
lingkungan manusia.  Hawa nafsu dan pilihan manusia sendiri yang 
membuat seorang manusia menjadi jahat dan berperilaku buruk. 
>    
>   Dalam sebuah hadits qudsi Allah SWT berfirman : "Sesungguhnya Aku 
menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif (lurus) semuanya.  Dan 
sesungguhnya mereka didatangi oleh setan yang menyebabkan mereka 
tersesat dari agama mereka"  (HR Muslim).
>   Allah menganugerahi manusia kesempatan untuk memilih yang baik 
atau yang buruk sesuai firman Allah : "Dan Kami telah menunjukkan 
kepadanya dua jalan.  (QS, Al-Balad 90 : 10).   "Sesungguhnya Kami 
telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula 
yang kafir."  (QS, Al-Insaan 76 : 3).
>   Kemudian setan berusaha mengaburkan jalan yang benar sehingga 
jalan yang baik oleh manusia dikira sesat, dan jalan yang sesat 
dikira benar.  Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat Al Baqarah 
2 : 216) : "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik 
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat 
buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
>    
>   Namun tujuan tulisan ini sama sekali bukan untuk menyatakan bahwa 
akhlak yang baik tidak penting, atau menjadi muslim yang berperilaku 
buruk lebih baik daripada non-Islam yang baik hati. Tujuannya agar 
kita menyadari bahwa ada yang lebih penting kita capai dalam agama 
ini disamping kewajiban untuk berakhlak baik.
>    
>   Akhlak Seorang Muslim Yang Baik Sekalipun Tidak Cukup Untuk 
Membuatnya Masuk Surga.
>    
>   Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan 
seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet.  Setelah selesai thawaf 
Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu : "Kenapa pundakmu 
itu ?"  Jawab anak muda itu : "Ya Rasulullah,  saya dari Yaman,  saya 
mempunyai seorang ibu yang sudah udzur.  Saya sangat mencintai dia 
dan saya tidak pernah melepaskan dia.  Saya melepaskan ibu saya hanya 
ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu 
sisanya saya selalu menggendongnya".  Lalu anak muda itu bertanya: " 
Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah 
berbakti kepada orang tua?"  Nabi SAW sangat terharu mendengarnya, 
sambil memeluk anak muda itu ia berkata : "Sungguh Allah ridho 
kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku 
ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan oleh pengorbanan 
dan kebaikanmu".  Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa 
amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas
>  cinta dan kebaikan orang tua kita terhadap anaknya.  Kita merasa 
sudah cukup, tapi dalam perhitungan Allah nilai jasa kedua orang tua 
pada anaknya jauh lebih besar nilainya dari yang dibayangkan 
manusia.  Pasti ada sesuatu perbuatan lain yang harus kita lakukan 
untuk memperbanyak balas budi kita pada kedua orang tua kita. 
Diantaranya dengan cara menjadi anak yang sholeh dan selalu mendoakan 
kedua orangtua kita. 
>    
>   Ada perspektif yang sama antara hadits tersebut barusan dengan 
hadits berikut ini.  Rasulullah SAW pernah berkata,  "Amal soleh yang 
kalian lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke surga".   Lalu para 
sahabat bertanya:  "Bagaimana dengan Engkau ya Rasulullah ?".   Jawab 
Rasulullah SAW :  "Amal soleh sayapun juga tidak cukup".   Lalu para 
sahabat kembali bertanya :  "Kalau begitu dengan apa kita masuk 
surga?" .   Nabi SAW kembali menjawab :  "Kita dapat masuk surga 
hanya karena rahmat dan kebaikan Allah semata".    Jadi sholat kita, 
puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya bukan untuk surga 
tetapi untuk mendapatkan rahmat Allah.  Dengan rahmat Allah itulah 
kita mendapatkan surga Allah.  Amal soleh yang kita lakukan sepanjang 
hidup kita (walau setiap hari puasa dan sholat malam) tidaklah cukup 
untuk mendapatkan tiket masuk surga.  Amal soleh sesempurna apapun 
yang kita lakukan seumur hidup kita tidaklah sebanding dengan nikmat 
surga yang dijanjikan Allah. Surga itu hanyalah
>  sebagian kecil dari rahmat Allah, kita masuk surga bukan karena 
amal soleh kita,  tetapi karena rahmat Allah.
>    
>   Apa makna dari kedua hadits tersebut diatas ?   Yaitu bahwa 
perbuatan baik (akhlak) dan ibadah kita ternyata tidak mampu untuk 
mendapatkan tiket ke surga.  Hanya karena rahmat-Nya lah kita bisa ke 
surga.  Akhlak dan amal ibadah juga tidak cukup menjamin kita 
terbebas dari api neraka, hanya ampunan-Nya lah yang bisa membuat 
kita terbebas dari api neraka.  Karena itu kita diminta banyak 
memohon rahmat dan ampunan Allah.  
>    
>   Pertanyaan berikutnya (dikaitkan dengan judul tulisan ini) adalah 
apa syaratnya agar doa kita untuk memohon rahmat dan memohon ampunan 
Allah bisa diterima ?
>   Tidak semua orang diberi rahmat surga, dan tidak semua orang 
diberi ampunan dari ancaman neraka. Allah menentukan syarat utamanya 
adalah beriman kepada-Nya dan rasul-Nya (melalui syahadat).
>    
>   Apakah Benar Anggapan Bahwa Sifat Allah yang Maha Pengasih dan 
Penyayang Akan Membuat Allah Tidak Mungkin (Tega) Menghukum Orang 
Yang Baik Hati ? 
>    
>   Di akhirat kelak orang yang tidak beriman kepada Allah akan 
membawa amal kebaikannya ke hadapan Allah, tapi kemudian Allah tidak 
menerimanya, seperti tersebut dalam Al Qur'an surat Al Furqan ayat 
23,  "Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami 
jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan".
>    
>   Ibarat seorang pembantu yang bekerja keras pada majikannya, 
setiap hari ia bangun pagi membersihkan rumah, mencuci pakaian, 
menyapu halaman, menjaga keselamatan anak majikan selama majikan 
bekerja diluar.  Namun sang pembantu yang rajin ini ternyata cara 
berbicaranya tak sopan dan suka berbohong, walaupun baginya itu sudah 
sopan dan bohongnya bohong kecil menurutnya.  Sang pembantu tidak mau 
berusaha memperbaiki cara ia berkomunikasi dengan sang majikan.  Ia 
tidak juga berusaha mencari tahu apa yang diinginkan sang majikan. 
Padahal jelas sang majikan sudah menulis tatatertib dan uraian kerja 
pembantu rumah tangga, diantaranya disebutkan sang majikan bahwa 
kesopanan dan kepercayaan adalah syarat terpenting bekerja di rumah 
majikan tersebut.  Bahkan terkadang ia sombong dan keras hati dengan 
menganggap bahwa sebagai orang yang berintelektual tinggi seharusnya 
majikannya bisa menerima kekurangan sang pembantu.  Maka apapun 
kebaikan dan jasa si pembantu menjadi tidak ada artinya bagi
>  sang majikan, karena yang paling utama bagi majikannya adalah 
kesopanan dan kejujuran.  
>    
>   Analogi sederhana ini, menyiratkan bahwa agar doa, ampunan, amal 
dan ibadah kita bisa diterima Allah hendaknya kita mengenal Allah 
secara baik, melalui perenungan dan makrifatullah.  Kitapun sebagai 
hamba Allah perlu mencari tahu apa sebenarnya syarat utama yang 
diinginkan Allah agar segala amal ibadah dan akhlak baik kita 
diterima Allah. Tidak susah mengenal Allah karena karya-Nya ada 
disekeliling kita, bahkan Ia telah memperkenalkan diri-Nya melalui 
kitab-kitab suci dan ajaran nabi-Nya.  Sekarang tinggal kita saja 
mempelajarinya dan mencari kebenaran. Insya Allah manusia (entah itu 
Islam, Kristen atau Islam yang masih ragu-ragu) yang serius dan 
dengan tawadhu ingin mencari kebenaran maka Allah memberi petunjuk 
(hidayah) melalui Qur'an dan hadits. 
>    
>   Memahami Allah dengan menggunakan kemampuan akal manusia adalah 
sia-sia, karena hakikat Allah adalah diluar batas akal manusia.  Hati 
manusia akan membantu kita memahami Allah, karena didalam hati 
bersemayam fitrah manusia yang salah satunya memiliki sifat-sifat 
cinta kepada Allah.  Hatipun perlu dibersihkan terlebih dahulu dari 
kotoran (sifat sombong, dengki, kikir, dsbnya) agar fitrah manusia 
kembali bercahaya menerangi pikirannya.
>    
>   Tanpa Mengenal Sifat Allah Dengan Baik Maka Sia-sialah Akhlak 
Baik, Amal dan Ibadah Kita
>    
>   Melalui pengenalan yang baik terhadap Allah melalui cara-cara 
yang diatur dalam Qur'an dan hadits, akan kita temukan bahwa Allah 
mensyaratkan aqidah Islam yang benar sebelum segala amal ibadahnya 
diterima.  Aqidah Islam diwujudkan dalam bentuk syahadat hati dan 
lisan.
>    
>   Aqidah adalah apa yang diyakini seseorang, bebas dari keraguan. 
Aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan 
sedikitpun bagi orang yang meyakininya. Aqidah merupakan perbuatan 
hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya kepada sesuatu.  
Aqidah Islam merupakan syarat pokok menjadi seorang mukmin, dan 
merupakan syarat sahnya semua amal kita.  Untuk memperoleh aqidah 
yang lurus kita perlu mempelajari dan memahami sifat-sifat Allah dan 
apa-apa yang disukai dan dibenci Allah.  Tanpa aqidah yang lurus maka 
amal ibadah kita tidak diterima-Nya. Salah satu hal yang paling 
dibenci Allah SWT adalah syirik, yaitu mensejajarkan diri-Nya dengan 
makhluk atau benda ciptaan-Nya. Allah berfirman, "Jika kamu 
mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah 
kamu termasuk orang yang merugi" (QS, Az-Zumar: 65).    
>    
>   Aqidah adalah tauqifiyah, artinya tidak bisa ditetapkan kecuali 
dengan dalil, dan tidak ada medan ijtihad atau berpendapat 
didalamnya. Sumbernya hanya al-Qur'an dan as-Sunnah, sebab tidak ada 
yang lebih mengetahui tentang sifat-sifat Allah selain Allah 
sendiri.   Aqidah Islamiyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat 
pasti kepada Allah SWT dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid 
dan ta'at kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-Malaikat-Nya, Rasul-
Rasul-Nya, Kitab-Kitab-Nya, hari akhir, taqdir baik dan buruk dan 
mengimani seluruh apa-apa yang sudah shahih tentang Prinsip-Prinsip 
Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa 
yang menjadi ijma' (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh 
berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara 
amaliyah yang telah ditetapkan menurut al-Qur-an dan as-Sunnah yang 
shahih serta ijma' Salafush Shalih.
>    
>   Begitu pentingnya aqidah dalam Islam, sehingga pelurusan aqidah 
adalah dakwah yang pertama-tama dilakukan para rasul Allah, setelah 
itu baru mereka mengajarkan perintah agama (syariat) yang lain.  
Didalam Al Qur'an, surat Al-A'raf ayat 59, 65, 73 dan 85, tertulis 
beberapa kali ajakan para nabi, "Wahai kaumku, sembahlah Allah, 
sekali-kali tidak ada Tuhan selain-Nya".   Dengan demikian ilmu 
Tauhid sebagai ilmu yang menjelaskan aqidah yang lurus, merupakan 
ilmu pokok yang harus dipahami sebaik mungkin oleh setiap umat Islam 
yang ingin memperdalam ilmu agamanya.  Tanpa aqidah yang benar 
seseorang akan terbenam dalam keraguan dan berbagai prasangka, yang 
lama kelamaan akan menutup pandangannya dan menjauhkannya dari jalan 
hidup kebahagiaan.  Tanpa aqidah yang lurus seseorang akan mudah 
dipengaruhi dan dibuat ragu oleh berbagai informasi yang menyesatkan 
keimanan kita.
>    
>   Wallahu a'lam bish shawab.
>    
>   Wassalam,
>   Abdi
>    
> 
> 
>                       
> ---------------------------------
> Yahoo! Shopping
>  Find Great Deals on Holiday Gifts at Yahoo! Shopping 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke