Ana Muammar Qaddhafi, cucu Abah HMNA, keluar pesantren bersosialisasi lagi. 
Sempat pula duduk di depan PC-nya Abah. Dan masih dengan ketentuan dilarang 
Abah bersoal jawab. Ini ana kirimkan mujadalah Abah dengan yang bernama Ade 
Armando dalam milis Islam_Liberal.

Muammar Qaddhafi

MQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQQQMQMQMQM


 1.
 ade armando:
 Saya cuma mengatakan marilah kita menghargai umat agama lain untuk hidup 
 bahagia dengan keyakinan mereka. Marilah kita bersahabat, saling 
 mengharagi, saling menyayangi.
------------------------------------------------
 HMNA:
 Lho, anda keluar konteks, bukan yang saling menghargai itu yang saya 
 tanggapi. Jangan anda berlindung di balik lalang sehelai, jangan 
 berkura-kura dalam perahu. Yang saya tanggapi lihat no.2.
Namun saya tanggapi juga yang no.1 ini:
Mengucapkan selamat Natal itu sebenarnya punya makna yang mendalam dari 
 sekedar basa-basi antar agama. Karena tiap upacara dan perayaan tiap agama 
 memiliki nilai sakral dan berkaitan dengan kepercayaan dan aqidah 
 masing-masing. Karena itu masalah mengucapkan selamat kepada penganut 
 agama lain tidak sesedarhana yang dibayangkan.

 Sama tidak sederhananya bila seorang mengucapkan dua kalimat syahadat. 
 Syahadatain itu punya makna yang sangat mendalam dan konsekuensi hukum 
 yang tidak sederhana. Termasuk hingga masalah warisan, hubungan suami 
 istri, status anak dan seterusnya. Padahal cuma dua penggal kalimat yang 
 siapa pun mudah mengucapkannya.

 Pengucapan tahni'ah (ucapan selamat) Natal kepada Nashrani juga memiliki 
 implikasi hukum yang tidak sederhana. Benar bahwa muslimin menghormati dan 
 menghargai kepercayaan agama lain bahkan melindungi mereka.  Namun perlu 
diberi garis tengah yang jelas. Manakah batasan hormat dan  ridha di sini. 
Hormat adalah suatu hal dan ridha adalah yang lain.

 Kita hormati Nasrani karena memang itu kewajiban. Hak-hak mereka kita 
 penuhi karena itu kewajiban. Tapi memberi ucapan selamat, ini mempunyai 
 makna ridha, artinya kita rela dan mengakui apa yang mereka yakini. Ini 
 sudah jelas masuk masalah aqidah. Dan inilah yang menjadi batas tegas di 
 sini. Jangan sampai ada perasaan takut di hati para tokoh agama kita bila 
 belum mengucapkan selamat Natal, maka kita kurang toleran, kurang ramah 
 dan kurang menghargai agama lain.

 Ini penyakit kejiwaan yang hinggap dalam lubuk sanubari kebanyakan kita, 
 tidak terkecuali Ade Armando. Sehingga terkadang menjelma menjadi sikap 
 yang nyeleneh. Bila kita tidak mengucapkan selamat Natal bukan berarti 
 kita tidak ingin adanya persaudaraan dan perdamaian antar penganut agama.

 Bahkan sebenarnya tidak perlu lagi umat Islam ini diajari tentang 
 toleransi dan kerukunan. Adanya orang Nasrani di Republik ini dan bisa 
 beribadah dengan tenang selama ratusan tahun adalah bukti kongkrit bahwa 
 umat Islam menghormati mereka. Toh mereka bisa hidup tenang tanpa 
 kesulitan. Bandingkan dengan negeri di mana umat Islam minoritas, 
 bagaimana mereka diteror, dipaksa, dipersulit, dibuat tidak betah, 
 diganggu dan dianiyaya. Dan fakta-fakta itu bukan isapan jempol. Hal itu 
 terjadi di mana pun di mana ada umat Islam yang minoritas.

 Jadi tidak mengucapkan selamat natal itu justru toleransi dan saling 
 menghormati aqidah masing-masing. Dan sebaliknya, saling memberi ucapan 
 selamat justru menginjak-injak akidah masing-masing karena secara sadar 
 kita melecehkan akidah yang kita anut
 **************************************************************************
 2.
 ade armando:
 Saya beragama Islam dan saya ingin mengajak teman-teman yang beragama 
 Islam untuk pada 25 Desember nanti memberikan dan mengucapkan Selamat 
 Natal pada rekan-rekan Kristen/Katolik.
 -------------------------------------------------------------------------
 HMNA:
 Anda mengaku beragama Islam, jadi saya bilang, ini saya copy paste 
 sanggahan saya sebelumnya:
 "Ade Armando, sudah faham makna Laa Ila-ha IllaLla-h? Apa makna Ila-h dalam 
 syahadat awwal itu? Ila-h itu adalah sesembahan hasil ciptaan manusia dalam 
 benaknya. Termasuklah itu berhala dan dewa-dewa. Lalu siapa itu yang lahir 
 pada 25 Desember? Itulah Dewa Matahari, Sun-God, yang khusus disembah pada 
 Hari-Matahari, Sun-day, Zondag, Sontag. Memeberi Selamat Natal, adalah 
 memberi selamat kepada hari lahirnya Dewa-Matahari, maka itu secara aqidah 
 sudah keluar dari jalur  Laa Ila-ha IllaLla-h."

 Saya ulangi dalam huruf kapital kalimat terakhir:
 MEMBERI UCAPAN SELAMAT NATAL, ADALAH MEMBERI UCAPAN  SELAMAT KEPADA HARI 
LAHIRNYA DEWA-MATAHARI, mAKA ITU SECARA AQIDAH SUDAH  KELUAR DARI JALUR LAA 
ILA-HA ILLALLA-H.

 Kalau anda sudah melepaskan identitas anda sebagai ORANG ISLAM, karena 
 secara aqidah sudah keluar dari jalur  Laa Ila-ha IllaLla-h, artinya sudah 
 MURTAD memuliakan Dewa-Matahari, itu urusan pribadi anda sendiri, orang 
 Sunda bilang SABODOH TEUING, orang Bugis bilang, wat kan mij dat schelen, 
 itu mah saya tidak perduli. Tetapi yang saya perduli anda mengajak ummat 
 Islam untuk menghormati Dewa-Matahari, mengajak ummat Islam untuk 
 mencederai Rukun Islam yang pertama LAA ILA-HA ILLALLA-H.

 ******************************************************************************

  ----- Original Message ----- 
  From: Ari Condro 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Thursday, December 22, 2005 4:08 PM
  Subject: [wanita-muslimah] re: Mari ucapkan Selamat Natal!


  dari milis insist

  salam,
  Ari Condro

  ----- Original Message -----
  From: "Muchlis Hanafi" <[EMAIL PROTECTED]>
  To: <[EMAIL PROTECTED]>

  Kendati ini masalah klasik,  saya ingin urun rembuk sedikit.

  1. Hadis yang disebut sdr. Muammar "la tabda`uul yahuud  walannashaaraa
  bissalaam" masih terlalu umum untuk dijadikan landasan 'melarang  ucapan
  selamat natal'.

  Pertama, polemik ulama klasik seputar maksud hadis  tersebut lebih terpusat
  pada "salaam" dalam keseharian yang bersifat ta`abbudy,  yaitu ungkapan ;
  "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh", apalagi karena  Yahudi dan
  Nasrani saat itu sering memplesetkannya menjadi "Assaamu (tanpa  'la')
  Alaikum", yang berarti kematian atau kehancuran. (lihat mislanya: Syarh
  Shahih Muslim 14/144, Zaadul Ma`ad 2/424, Tuhfatul Ahwadziy 7/399).

  Kedua,  terdapat hadis lain dalam sunan Tirmidzi dari Abdullah bin Salam
  (salah seorang  penggede Nasrani saat itu) yang menyatakan, ketika pertama
  kali datang ke  Madinah Rasulullah dikerumuni banyak orang, termasuk ahlul
  kitab setempat. Kata  yang pertama kali keluar dari mulut beliau, "
  Ayyuhannaas, afsyu al-salaam ..."  (Wahai manusia, tebarkan kata 'salaam'
  ...) (hadis no 2485, 4/652).
  Hadis,  sebagaimana Alquran, harus dipahami secara menyeluruh, tidak
  parsial, sebab  antara satu dengan lainnya saling menafsirkan. Karena itu,
  selain "tafsir  tematis" (mawdhu`iy) diperlukan juga "hadis tematis".

  2. Menyangkut sikap terhadap hari raya non muslim  (Yahudi, Nasrani dan
  paganis lainnya), di antara ulama yang sangat gigih  melarangnya Ibnu
  Taimiyah, terutama dalam   bukunya "Iqtidha al-Shirath al-Mustaqiim" (lihat
  misalnya hal 267). Saya  bisa memakluminya, mengingat pada masa Ibnu
  Taimiyah perang salib secara fisik  tengah berkecamuk. Seperti halnya saya
  bisa memahami fatwa MUI di awal tahun 80  an, karena saat itu, bahkan sampai
  sekarang, kristenisasi sanagt gencar dan  diayomi oleh oknum penguasa. Fatwa
  MUI sangat relevan untuk membentengi akidah  umat, terutama yang
  'mustadh`afiin'.

  3. Jika ucapan Selamat Natal 'hanya' sebagai bentuk  basa-basi (mujaamalah),
  penghormatan karena mereka telah berlaku baik kepada  kita, dan sebagai
  bagian dari bentuk interaksi sosial dengan lingkungan, tanpa  disertai
  keyakinan atau pengakuan akan kebenaran ajaran mereka, hemat saya itu  lebih
  relevan dengan ajaran "tidak ada larangan untuk berlaku baik (an
  tabarruuhum) terhadap ahlul kitab" seperti tercantum dalam QS. Al-Mumtahanah
  8.  Ayat 8 dan 9 surat tersebut merupakan aturan tegas dalam pola hubungan
  dengan  non Muslim. Apalagi jika ternyata mereka juga memberi ucapan selamat
  di saat  kita berhari raya. "Jika kalian diberi penghormatan maka balaslah
  dengan penghormatan  yang lebih baik" (QS. Annisaa 86)

  4. Di antara ulama klasik yang membolehkan memulai ucapan  salam (selamat)
  kepada non Muslim Ibnu Abbas, Alqamah, Abu Umamah, Al-Nakha`iy  dan Ibnu
  Muhayriz (Syarh Shahih Muslim 14/144, Zaadul Ma`ad 2/424). Diantara ulama
  kontemporer syeikh Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya "Fi Fiqhil Aqalliyyat
  al-Muslimah" (hal- 145-150).

  5. Bagi ikhwan yang mengikuti pendapat melarang ucapan  selamat natal saya
  katakan, "Anda telah melaksanakan perintah agama dengan  baik, karena telah
  menjaga kemurnian akidah". Dan bagi yang membolehkannya saya  katakan, "Anda
  telah melaksanakan perintah agama dengan baik, karena Anda telah  mengormati
  orang lain, sampai pun dia itu non Muslim".

  6. Terakhir, Imam  Al-Awza`iy, seorang ulama besar masa awal Islam, berkata
  : "Jika Anda  mengucapkan selamat (kepada mereka) sesungguhnya itu telah
  dilakukan para kaum  shalih (shaalihiin), dan jika Anda tidak melakukannya
  sesungguhnya itu pun juga  tidak dilakukan para kaum shalih (shaalihiin)".
  (Syarh Shahih Muslim 14/144,  Zaadul Ma`ad 2/424)

  Muchlis M. Hanafi


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke