Mba (mas) Wida,
Apapun kan harus ada ilmunya, tadi lihat di tv ada pa Ary Ginanjar yang
mengatakan kenapa di negara yang mayoritas muslim ini korupsinya gila2an, ke
6 di dunia dan nomor satu di Asia padahal mereka shalat, puasa, dll! katanya
karena mereka melakukan ritual dan merasa sudah soleh tapi tidak tahu
ilmunya shalat, puasa, dll.

Tentang poligami juga begitu, harus tahu ilmunya, padahal tahu sendirilah
bobroknya sistem pendidikan di Indonesia selain kemiskinan yang begitu
pekat.  Jadi kalau selalu digembar-gemborkan oleh orang2 yang dianggap ulama
dan juga dicontohkan para kiai itu bahwa poligami sunah nabi dan ada dalam
Al Quran di tengah masyarakat yang tidak/kurang berpendidikan juga miskin,
apa jadinya? Yang nganggur banyak, yang jadi PNS-pun kan semuanya juga tahu
gajinya kecil, untuk satu rumah tangga saja mungkin tidak cukup, apalagi
kalau poligami - ujung2nya jika ada kesempatan ya korupsilah.  Deraan
kemiskinan juga bisa membuat orang tua ingin cepat2 melepaskan anak gadisnya
supaya cepet nikah untuk melepas beban ekonomi atau malah mendapat sesuatu
dari pernikahan anaknya, kadang tidak peduli sekedar nikah siri atau nikah
kontrak.

Kasus ayahnya Ika juga memperlihatkan bahwa tanggung jawabnya rendah,
monogami aja jadi masalah, apalagi poligami.  Di negara miskin terbelakang
dengan pendidikan kacau balau, orang yang seperti ayahnya Ika ini banyak.
Masih juga ribut poligami bertanggung jawab, sudah jelas ilmu agama atau
ilmu lainnya di masyarakat itu rendah.

Dan yang terpenting, nikah itu kan salah satunya ingin punya keturunan yang
lebih baik, bisa nggak poligami menghasilkan generasi yang lebih baik jika
kondisi ekonomi. sosial politik dll-nya jelek?

salam
Aisha
----------
From: <[EMAIL PROTECTED]>
..............
Kalau yang saya baca dari kasus Ika justru adalah bapak + suami yang
sangat tidak bertanggung jawab. Kawin cerai sampai 9 kali sama sekali
tidak bisa disamakan dengan seorang yang melakukan poligami secara
bertanggung jawab. Membiarkan si paman tinggal di rumahnya padahal dia
memiliki anak gadis. Membiayai keluarga dari rumah bordil (?). Senang
mabuk-mabukan. Sama sekali bukan profil yang sama dari seorang pelaku
poligami yang bertanggung jawab. Betul bukan?

Melakukan poligami tentu dengan niat hendak menjaga keutuhan rumah
tangganya yang pertama, bukan untuk menelantarkannya atau bahkan
menghancurkannya. Itu bukan poligami namanya. Itu adalah seorang suami
yang cuma doyan "kawin". If U know what I mean.

Ada hikmah yang baik bagi poligami jika dilakukan dengan tepat dan hanya
mengharap ridlo Allah SWT. Sekali seorang suami memutuskan untuk
berpoligami - atas ijin istri pertamanya - maka dia telah menggantungkan
syurganya lebih lama dan mendekatkan dirinya ke neraka lebih dekat. Jika
dia tidak berhati-hati dan bersungguh-sungguh.
...............

Send instant messages to your online friends http://asia.messenger.yahoo.com 


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke