Pak MHoel Mulyadi, Saya berjilbab, tapi saat tidak menyetujui RUU (belum disahkan ya, belum jadi UU) APP itu bukan karena saya suka pornografi dan suka membuka baju saya di tempat umum. Buka baju itu kan tempatnya di kamar mandi atau di kamar tidur saat mandi atau berganti baju.
Saya rasa yang demo itu juga kalau mereka ibu2 yang punya anak, tentunya tidak suka anak2nya senang baca tabloid2 atau gambar2 atau vcd porno yang dijual dipinggir jalan dengan harga murah. Yang demo yang belum jadi ibu2 juga tentunya tidak menyukai yang seperti itu. Bayangkan ibu Shinta Nuriyah istrinya Gus Dur yang harus di kursi roda karena kecelakaan mobil tapi tetap kuliah (sekarang mungkin S3-nya sudah selesai ya?), beliau seorang ibu yang punya anak2 perempuan, punya cucu dan punya kepedulian terhadap masalah perempuan di negara ini - apakah ketika bu Shinta tidak menyetujui RUU APP ini juga beliau harus membuka bajunya? Beliau juga tidak setuju pornografi yang justru melecehkan perempuan. Ketidak setujuan itu jika satu RUU menganggap bahwa pangkal masalah kebobrokan, moral rusak satu bangsa dijatuhkan ke perempuan lalu solusinya dengan melakukan berbagai hal ke perempuan. Sekarang misalnya banyak terjadi perkosaan - apakah itu salah perempuan jika ternyata perkosaan itu banyak dilakukan oleh orang2 terdekat korban seperti paman, guru, guru ngaji, tetangga, teman, ayah tiri atau ayah kandung, dll. Apakah mereka jadi pemerkosa karena melihat tabloid, tayangan di tv, majalah, vcd, dll? Berapa persen dari penonton/ pembaca itu yang jadi pemerkosa? Jika penyebabnya tayangan atau gambar atau bacaan porno - tertibkan itu. Sekarang misalnya ada kegiatan polisi yang membersihkan tabloid dan vcd porno di pinggir2 jalan, kenapa yang dibersihkan di hilirnya? logikanya kalau mau memberantas - dari hulunya donk, tangkap penerbit atau yang memproduksinya. Alasan polisi - sering penerbitnya gak jelas atau beralamat palsu - lha .... bukannya ada intel? itu tugas polisi kan? mereka punya kewenangan untuk melacak jalur distribusi produk2 pornografi itu? Sudah ada UU-nya kan? Masalahnya terlihat bahwa aparat keamanan yang tidak berdaya menghadapi bisnis pornografi ini ya? Entah karena kemampuan melacaknya begitu lemah atau karena disuap, kita tidak tahu persis. Jika aparat keamanan bekerja dengan benar, tidak akan marak tabloid, cerita porno, gambar porno, vcd porno, dll. Tayangan di tv, kenapa gak dibikin peraturan lebih khusus tentang memproduksi tayangan yang dianggap porno? Saya juga pernah melihat tayangan dangdut di tv dengan dancer yang nyaris bajunya itu sekedar bikini dengan gerakan2 heboh - saya penasaran karena teman2 mengatakan acara yang ada Dewi Persik itu dancernya heboh banget. Terus teman2 juga ngasih tahu acara malam di Lativi yang pemotretan model2 yang bajunya minim, kenapa yang seperti ini tidak diperjuangkan FPI, dll? Acara2 seperti ini kan bisa dijerat dengan UU yang ada, atau di UU Pers, UU Penyiaran? Kuncinya adalah apakah aparat kepolisian mau nggak bergerak untuk menertibkan? Bukan perempuannya yang 'diserang' tapi produsen acara atau produk2 porno itu. Dan kembali lagi di Indonesia ini kan agamanya bukan hanya satu - agama Islam selain banyaknya suku2, termasuk suku2 yang budayanya beda2 seperti kasus Bali dan Papua, malah di pulau Jawa saja kan ada tari2an yang memakai baju kemben. Ada orang2 yang mengatakan bahwa ribut2 pornografi ini justru karena para pemimpin telah gagal mensejahterakan rakyatnya dan moralitas yang semakin buruk. Mensejahterakan rakyat - membuat lapangan kerja bagi rakyat miskin yang tidak mampu lagi makan layak, sulit menyekolahkan anak, sulit berobat jika sakit, dll itu pekerjaan sulit dan lama, lebih gampang bikin RUU APP. Padahal banyak masalah pornografi itu karena kemiskinan, kebodohan, dll. Kenapa DPR tidak membuat UU yang bisa membasmi korupsi misalnya dengan pembuktian terbalik (bukan aparat yang menyelidiki bukti2 kekayaan koruptor tapi koruptornya yang harus menjelaskan dan memberi bukti darimana sumber kekayaannya), atau UU supaya pendidikan bener, UU supaya layanan kesehatan bener, dll. salam Aisha ---------- From: "Mhoel" <[EMAIL PROTECTED]> Seharusnya yang ikut menentang UU APP disuruh buka celana dan baju saja saat demo dan berorasi, sebagai simbol apa yng mereka inginkan sebenarnya. Biar masyarakat awam gampang menilai dan membedakan apa sih sebenarnya yang diributkan itu. Soalnya kalo ngomong byk distorsinya. Tapi malah mereka demo dengan pakaian sopan2 sesuai UU APP nya... Send instant messages to your online friends http://asia.messenger.yahoo.com ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/