Mas MQ, Respon saya terkait juga dng respon balik anda thd email respon anda mengenai 'laki2 harus ihapuskan dari muka bumi ini'.
Pertama, mbok ya jangan tertular virus J2005GN (Janoko 2005 Gak Nyambung :-P), gitu lho :-)). Pendapat mas MQ sendiri gimana, dng konsep 'melajang' sbg pilihan? :-) Okelah anda membawa2 artikel abahnya ke milis ini, tapi kontribusi apa yg bisa anda berikan dari artikel yg sudah ditulis abah terutama dlm kaitannya dng topik diskusi? Feel free saja utk mengeluarkan pikirannya. Cuma pesan tambahan dari saya, beranilah berpikir progressive, jangan ditahan2, kikikiiiik :-) Kritik saya yg kedua untuk anda, coba sesekali baca inti respon postingnya apa biar tidak terserang virus J2005GN dan membuat diskusi ini menjadi produktif. Tulisannya abah saya baca, lho. Tapi kok sayang, anda sepertinya tidak menangkap inti dari respon teman2 disini. Eniwei, kalaupun artikel ini yg harus dibahas, ada point yg menarik dari tulisan abah: "Jelaslah bahwa kedudukan diskriminatif perempuan sebagai sub- ordinat laki-laki (wanita dijajah pria sejak dulu menurut nyanyian Sabda Alam), bukanlah bertumpu pada alasan theologis, melainkan hanya bersifat sosio-historis-kultural." Pada dasarnya, kan tidak ada yg bergerak dlm ruang yg vakum. Demikian juga agama. Termasuk bagaimana faktor yg disebut2 abah sbg faktor 'sosio-historis-kultural' berpengaruh atau berjalin kelindan atau berinteraksi dng penerapan ketentuan agama. Bagaimana agama 'diinterpretasikan'. Tapi saya punya kritik bagaimana kemudian argumentasi abah ini dikembangkan. Artikel abah menyebutkan soal PERBEDAAN (fisik) dan bagaimana itu berpengaruh pada PEMBEDAAN (peran) dan mengambil contoh kiprah perempuan di politik (biar nyambung, mungkin lebih relevan bila dibahas di posting lain, respon anda juga). Cuma yg jadi pertanyaan itu bagian yg ini nih, mengenai "ekstrem kanan dan kiri" dari "genderisme", sebagian diantaranya: "Yang di atas itu menyangkut ayunan bandul Genderisme ke posisi ekstrem kanan yang melabrak Syari'ah. Lalu yang mana itu posisi ayunan bandul Genderisme pada ekstrem kiri? Nah inilah dia paradigmanya: HOUSEWIVES ARE UNPAID SLAVES (Para isteri adalah budak-budak yang tidak digaji). Di atasnya bertumpulah rumus Genderisme ekstrem kiri: The abolition of institutional marriage, home and family, instead men and women living in large communes where the welfare and rearing of the children would be public responsibility (Penghapusan lembaga perkawinan, rumah-tangga, menukarnya dengan hidup bersama dalam komunitas kumpul kebo di mana kesejahteraan dan pemeliharaan anak-anak adalah tanggung-jawab publik). Na'udzu biLlah min dzalik. WaLlahu a'lamu bisshawab. Apa hubungannya dng melajang? Apa lantas perempuan yg memilih utk melajang harus dikonotasikan dng perempuan yg menganut 'free sex'? Atau memang, argumentasi ini didasari dari persepsi seksualitas dari si penulis itu sendiri? Maksudnya, manusia itu pasti gak tahan dng seks sehingga pasti harus dilampiaskan dng berhubungan seksual. Ini yg kemudian mempengaruhi pandangan perempuan yg memilih utk melajang = 'free sex'? wassalam, herni --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Ini ana kirim artikel Abah ttg gender. Muammar Qaddhafi, yang pakai e-mailnya Abah pd mlm/hr Jum'at MQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQ BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM > > WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU > [Kolom Tetap Harian Fajar] > 709. Genderisme yang Kebablasan > > Pada 10 Desember 2005 lalu, Metro TV menayangkan Lia Aminuddin punya "Tahta Suci Kerajaan Tuhan Eden". Tak pelak, tayangan ini memicu kegelisahan masyarakat, FPI pun bergegas menggelar tabligh akbar di masjid dekat markas Kerajaan Eden. Polisi pun pada 29 Desember lalu menyeret Lia Aminuddin bersama para pengikutnya untuk diperiksa. Sebenarnya media massa pernah meributkan ajaran sesat Lia Aminuddin yang mengaku nabi, terus jadi Maryam dan katanya anaknya jadi Nabi Isa yang ujung-ujungnya ia kesurupan setan yang disangkanya Jibril. TPI-pun tidak ketinggalan menayangkan ajaran sesat Lia Aminuddin ini dalam acara Jejak Kasus pada 2 Januari 2006. > > Fenomena aktivitas Lia ini berupa bandul Genderisme yang berayun ke posisi ekstrem kanan. Ya Genderisme dewasa ini sudah kebablasan. Genderisme kebablasan ini dianut baik oleh perempuan maupun laki-laki. Tidak percaya? > > Yang berikut dibeberkan jenis kelamin perempuan yang kesurupan Genderisme yang kebablasan tsb: > > Tim Pengarus-utamaan Gender (TPG), diketuai oleh Siti Musdah Mulia, yang disponsori/didanai oleh The Asia Foundation menganggap pemberlakuan masa iddah hanya kepada perempuan itu melanggar "aqidah" Genderisme sehingga kebablasan bikin fiqh baru antara lain hasil istinbathnya: Masa iddah bagi laki-laki adalah seratus tiga puluh hari [buah fiqh baru TPG: ps.88 ayat 7(a)]. Padahal masalah iddah ini sudah jelas diatur oleh ayat Qath'i: > -- WALMTHLQ YTRBSHN BANFSHN TSLTSt QRWa (S. ALBQRt, 2:228), dibaca: walmuthallaqa-tu yatarabbashna bianfusihinna tsala-tsata quru-in, artinya: > -- Perempuan-perempuan yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'. > > Hanya perempuanlah yang ada masa iddah. Prinsip gender oleh Jaringan yang menamakan diri Islam Liberal (JIL) meletakkan akal pada posisi mengatasi wahyu. Prinsip gender yang secara fanatik diletakkan pada posisi mengatasi wahyu oleh para penganut JIL, membutakan mata hati mereka, lalu membuat bid'ah, tidak melihat bahwa hanya perempuan yang bisa hamil, laki-laki tidak. > > Hari Jum'at, 18 Maret 2005 sekelompok yang mengaku Muslim dan Muslimah Amerika sekitar 90 orang melakukan ibadah Jum'at. Ini jum'atan asal-asalan, karena khatibnya merangkap imam serta muadzzin semuanya perempuan (lahir kosa-kata baru khatibah, imamah dan muadzzinah, padahal imamah selama ini bukan berarti imam perempuan). Khatib dan imam perempuan itu konon bernama Aminah Wadud, seorang doktor berpangkat Associate Professor dalam filosofi dan kajian agama di Virginia Commonwealth University, Richmond, USA. Sedangkan muadzzin perempuan itu bernama Suehyla el-Attar yang berucap kepada Al-Jazirah bahwa itu berdasar atas ingatannya tatkala masih kecil yang didengarnya dari ayahnya sewaktu masih di Mesir. Parahnya lagi muadzzin perempuan ini betul-betul asal-asalan, karena berkepala telanjang alias tidak bertutup kain telekung. Betul-betul liberal, liberte et egalite. Jum'atan asal-asalan ini diselenggarakan oleh yang mengaku Progressive Muslim Union bertempat di aula Synod House pada Katedral St. John the Divine. Dalam talkshow di TV Aminah Wadud ini dibela oleh dedengkot dari JIL. > > Yang berikut ini disajikan jenis kelamin laki-laki yang juga kesurupan hantu Genderisme yang kebablasan tsb: > > Dr Nas(a)ruddin Umar, yang juga benggolan JIL, menulis tentang Wacana Genderisme dan Wahyu untuk Ibu Nabi Musa, ada Nabi yang perempuan. Ini dibuktikan dengan sebuah wahyu yang menyebutkan... "dan kami wahyukan kepada ibu Nabi Musa." Wahyu adalah pesan yang diturunkan oleh Allah SWT kepada seorang Nabi dan bukan orang sembarangan. Hanya karena pada saat wahyu itu turun, dunia (Arab khususnya) sangat tidak bersahabat dengan perempuan; maka nabi perempuan sangat tidak populer, demikian menurut Nas(a)ruddin. > [Sumber: http://www.suaramerdeka.com/harian/0103/23/kha5.htm > Jumat, 23 Maret 2001 Karangan Khas] > > Buah pikiran Nas(a)ruddin Umar tentang adanya Nabi perempuan itu menunjukkan bahwa Nas(a)ruddin berpikir parsial, tidak kaffah, karena dia hanya melihat ayat tentang ibu Nabi Musa AS yang mendapatkan wahyu. Tidak semua yang mendapat wahyu itu Nabi. Al-Quran juga menyebutkan bahwa lebahpun mendapatkan wahyu. Apakah lebah itu boleh disebut Nabi? Kalau mau bersilat lidah bahwa yang dimaksudkan pada lebah adalah instink, maka simaklah ayat berikut: > -- FB'ATs ALLH ALNBYN MBSyRYN WMNDzRYN WANZL M'AHM ALKTB BALhQ LYhKM BYN ALNAS FYMA AKhTLFWA FYH (S. ALBQRt, 2:213), dibaca: faba'atsa Lla-hun nabiyyi-na mubasysyiri-na wamundziriyna waanzala ma'ahumul kita-ba bil haqqi liyahkuma baynan na-si fi-makh talafu- fi-hi, artinya: > -- Maka Allah membangkitkan nabi-nabi untuk penggembira dan penggentar dan menurunkan Kitab bersama mereka itu di atas kebenaran untuk (menetapkan keputusan) hukum (siapa yang benar) di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan (2:213). > > Jadi menurut ayat [2:213] barulah perlu dan cukup tentang kriteria seorang Nabi ialah mendapat wahyu dan mendapatkan Kitab sebagai rujukan untuk menetapkan keputusan hukum (yahkum). Nas(a)ruddin membuat definisi "seenak" benaknya mengenai ta'rif (definisi) Nabi. Tidak ada keterangan dalam Nash bahwa Allah SWT menurunkan Kitab kepada ibu Nabi Musa AS. Tampaklah pula ciri-khas pola pikir penganut JIL yaitu konfigurasi akal mengatasi wahyu. > > *** > Yang di atas itu menyangkut ayunan bandul Genderisme ke posisi ekstrem kanan yang melabrak Syari'ah. Lalu yang mana itu posisi ayunan bandul Genderisme pada ekstrem kiri? Nah inilah dia paradigmanya: HOUSEWIVES ARE UNPAID SLAVES (Para isteri adalah budak-budak yang tidak digaji). Di atasnya bertumpulah rumus Genderisme ekstrem kiri: The abolition of institutional marriage, home and family, instead men and women living in large communes where the welfare and rearing of the children would be public responsibility (Penghapusan lembaga perkawinan, rumah-tangga, menukarnya dengan hidup bersama dalam komunitas kumpul kebo di mana kesejahteraan dan pemeliharaan anak-anak adalah tanggung-jawab publik). Na'udzu biLlah min dzalik. WaLlahu a'lamu bisshawab. > > *** Makassar, 8 Januari 2006 > [H.Muh.Nur Abdurrahman] > ======================== > > BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM > > WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU > [Kolom Tetap Harian Fajar] > 329. Bukan Theologis Melainkan Sosio-Historis-Kultural > > Partai-partai politik dalam era reformasi ini pada > bermunculan, di antaranya Partai Perempuan yang diprakarsai oleh > novelis La Rose dan Titi Said. Hemat saya, boleh jadi munculnya > Partai Perempuan ini yang antara lain menimbulkan inspirasi dari > Kohati Korkom UMI. Yaitu pada hari Kamis 2 Juli 1998 Kohati > Korkom UMI menyelenggarakan Dialog Kemuslimahan bertempat di > Kampus UMI. Saya mendapat amanah memberikan sekapur sirih. Amanah > ini saya terima dalam rangka memperingati Mawlud Nabi Muhammad > SAW. Saya padatkan sajian sekapur sirih itu seperti berikut. > > Secara sosio-historis-kultural dalam dunia Islam ada dua > pandangan yang saling bertolak belakang di mata kaum laki-laki > mengenai aktivitas perempuan "di luar rumah" terutama bagi yang > sudah bersuami. Ada yang membolehkan ada yang menolak. Bahkan > tidak kurang jumlahnya dari pihak perempuanpun pasrah menerima > statusnya dan mencoba berupaya mencintai dan menyenangi > kedudukannya sebagai makhluk manusia nomor dua dengan alasan > theologis menurut anggapan mereka. > > Sebenarnya pandangan bahwa kaum perempuan adalah sub-ordinat > dari kaum laki-laki bertolak dari kisah bahwa Sitti Hawa itu > diciptakan Allah dari tulang rusuk Adam yang dicabut tatkala Adam > sedang tidur.(*) Bahkan Sitti Hawa dari tulang rusuk Adam ini > dijadikan sebagai justifikasi theologis ilmu kejantanan > (kaburu'neang) dalam kalangan suku Bugis Makassar, agar kemana > saja pergi harus menyisipkan badik di pinggang. Karena belum > sempurna sifat jantan dalam dirinya apabila tulang rusuk yang > hilang itu tidak disubstitusi dengan badik. > > Sikap pasrah sebagian perempuan sebagai sub-ordinat ini > timbul, oleh karena secara theologis mereka merasa bersalah > kepada laki-laki. Sitti Hawalah yang mempengaruhi membujuk bahkan > merengek Adam supaya makan buah larangan. (Iblis menamakan buah > larangan ini dengan buah khuldi, artinya buah kekekalan, khuldi > dari akar Kha, Lam, Dal artinya kekal). > > Sebenarnya kisah di atas itu bersumber dari Israiliyat, yaitu > produk budaya bangsa Israil, yang tidak berasal dari wahyu yang > diturunkan Allah kepada Nabi Musa AS. Di dalam Al Quran tidak ada > disebutkan bahwa Sitti Hawa dari tulang rusuk Adam. Dalam Hadits > yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim memang ada disebutkan > bahwa perempuan (bukan Sitti Hawa!) dari tulang rusuk (tidak > disebutkan dari rusuknya Adam!). Hadits adalah penjelasan Al > Quran, akan tetapi tidak menambah substansi. Jadi perempuan dari > tulang rusuk, AL Mar.atu min Dhil'In, adalah metaphoris. Apapula > jika dibaca Hadits itu secara lengkap, yang artinya: > perlakukanlah perempuan itu dengan bijak, karena perempuan itu > dari (baca: bersifat) tulang rusuk. Kalau dibiarkan ia bengkok, > kalau dikerasi ia patah. > > Kaum perempuan tidak usah dibayang-bayangi rasa bersalah > karena Sitti Hawa telah membujuk Adam makan buah larangan, sebab > di dalam Al Quran Allah berfirman: > > FaazaLlahuma sysyaytha-nu (S. Al Baqarah, 2:36), > maka syaytan menipu keduanya. > > Ayat (2:36) menjelaskan bahwa tidak ada diskriminasi atas > Adam dan Sitti Hawa, yaitu keduanya (huma-) sama-sama bersalah. > > Jelaslah bahwa kedudukan diskriminatif perempuan sebagai sub- > ordinat laki-laki (wanita dijajah pria sejak dulu menurut > nyanyian Sabda Alam), bukanlah bertumpu pada alasan theologis, > melainkan hanya bersifat sosio-historis-kultural. > > Memang dari segi jasmani ada perbedaan laki-laki dengan > perempuan, sebab pada laki-laki normal hormon jantannya 60%, > sedangkan hormon betinanya hanya 40%, sedangkan sebaliknya pada > perempuan normal hormon betinanya yang 60%, sedangkan hormon > jantannya hanya 40%. Hormon jantan sifatnya keras aktif, hormon > betina sifatnya lembut pasif, secara nafsani yang jantan merasa > melindungi dan betina merasa dilindungi. Itulah sebabnya dalam > konteks kehidupan berumah tangga berlaku qaidah: ar rija-Lu > qawwa-muwNna 'ala nnisa-i, laki-laki (baca: suami) itu pemimpin > atas perempuan (baca: isteri). Suami adalah Kepala Negara, isteri > adalah Menteri Dalam Negeri. Juga di dalam lapangan bulu tangkis > perempuan game pada angka 11, sedangkan laki-laki pada angka 15. > > Akan tetapi secara nafsani dan ruhani tidak ada perbedaan > antara laki-laki dengan perempuan, yang secara eksplisit > dinyatakan oleh Firman Allah: > > Inna lmuslimi-na wa Lmuslima-ti > wa lmu'mini-na wa lmu'mina-ti > wa lqa-niti-na wa lqa-nita-ti > wa shsha-diqi-na wa shsha-diqa-ti > wa shsha-biri-na wa shshabira-ti > wa lkha-syi-i-na wa lkha-syi'a-ti > wa lmutashaddiqi-na wa lmutashaddiqa-ti > wa shsha-imi-na wa shsha-ima-ti > wa lha-fizhi-na furu-jahum > wa lha-fizha-ti > wa dzdza-kiri-naLla-ha katsi-ran > wa dza-kira-ti > a'addaLla-hu maghfiratan > wa ajran 'azhi-man (S. Al Ahza-b, 33:35). > > yang artinya: Sesungguhnya orang-orang Islam laki-laki dan > orang-orang Islam perempuan, orang-orang beriman laki-laki dan > orang-orang beriman perempuan, orang-orang taat laki-laki dan > orang-orang taat perempuan, orang-orang benar laki-laki dan > orang-orang benar perempuan, orang-orang sabar laki-laki dan > orang-orang sabar perempuan, orang-orang khusyu' laki-laki dan > orang-orang khusyu' perempuan, orang-orang dermawan laki-laki dan > orang-orang dermawan perempuan, orang-orang berpuasa laki-laki > dan orang-orang berpuasa perempuan, orang-orang laki-laki yang > memelihara kesuciannya dan orang-orang perempuan yang memelihara > kesuciannya, orang-orang laki-laki yang berzikir banyak-banyak > dan orang-orang perempuan yang berzikir, maka Allah menyediakan > bagi mereka pahala yang besar. > > Alhasil para muslimat dapat saja aktif berpolitik dengan > persyaratan memiliki sifat-sifat terpuji menurut ayat (33:35) dan > bagi yang telah berumah tangga sanggup membagi waktunya dan > mendapat izin dari suaminya. Bahkan dapat pula mendirikan Partai > Muslimat yang berasaskan Islam, mengapa tidak ?! > WaLla-hu a'lamu bishshawab. > > *** Makassar, 5 Juli 1998 > [H.Muh.Nur Abdurrahman] > ------------- > (*) > Telah dibahas dalam Seri 183 yang berjudul: "Perempuan Dijadikan > dari Tulang Rusuk?", ttg. 2 Juli 1955 > > MQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQ > > > > > ----- Original Message ----- > From: Riris Andono Ahmad > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Tuesday, March 21, 2006 16:24 > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Melajang Sebuah Pilihan atau Keterpaksaan > > > Betul mba Herni, > > Emang peran tradisional gender kadang mengenakkan tapi sering juga > bikin eneg.. > > Lha gimana gak eneg kalo belanja hanya berperan sebagai sopir dan > tukang angkut.. atau.. tukang reparasi rumah.. belum lagi kalo masih > diminta juga berpartisipasi dalam urusan peran gender yang secara > tradisional dilakukan perempuan seperti masak, mencuci.. :p > > Belum lagi kalo keluar kota harus kuat melek sendiri, sementara yang > laen bisa tidur nyenyak karena gak harus secara otomatis jadi sopir.. :D > > Terus apa ruginya kalo kita ditembak duluan.. bukankah itu > menunjukkan kalo we have something to be proud of sebagai laki- > laki... hehehehe... sampai membuat seorang perempuan begitu > menginginkan kita :D > > Dan bukankah sesuatu dipikul berdua jelas akan menjadi lebih ringan > daripada dibebankan pada seorang saja.. > > So.. saya mendukung restrukturisasi dan refungsionalisasi peran > gender.. Hidup gender.. :)) > > ========================= > On 18 Mar 06, at 19:33, Herni Sri Nurbayanti wrote: > > > Mas Donnie, > > > > Setuju. Baru sampe asumsinya saja, tulisan ini agak janggal. Asumsi > > pertama, perempuan lebih banyak dr laki2. Asumsi kedua, perempuan itu > > menunggu! Asumsi ketiga, permasalahannya di perempuan (yg mungkin krn > > dianggap tidak mau menerima poligami). Asumsi pertama sudah > > terbantahkan oleh mas donnie. Asumsi ke-2, perempuan tidak selalu > > menunggu. You want something? Go get it (or him :P), girl! :-) Yg > > ketiga, mungkin permasalahannya justru di laki2 yg gagap merespon > > perubahan yg terjadi pada perempuan masa kini :-) Mungkin gejala > > krisis maskulinitas, hehehe... which is very normal. Itu yg terjadi > > ketika kita hanya fokus pada pemberdayaan perempuan tapi tidak > > memberdayakan atau tidak mengikutsertakan laki2nya dalam proses > > perubahan. Yg terjadi adalah, perempuan berkembang pesat tapi tidak > > menyelesaikan masalah dan malah menimbulkan masalah baru karena tidak > > mengubah relasi kekuasaanya. Level playing fieldnya tidak berubah. > > > > > > wassalam, > > herni > > > [Non-text portions of this message have been removed] > ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/