Pak Wida, Kalau menurut saya sih tergantung. Tergantung pada apa definisi kita tentang pornografi. Seperti Ni Londo, mbak Rita dan mbak Ida sudah ungkapkan, materi yang pak Wida sebutkan sebagai porno, sangatlah bervariasi. Saya melihat pak Wida menggolongkan semua materi (terutama ketika kita membicarakan film), yang mengeksplorasi seksualitas sebagai materi porno, (saya mengatakan mengeksplorasi karena seksualitas dijadikan diskursus dalam film/cerita tersebut, dan bukan hanya sebagai tambahan, tempelan maupun penggugah selera audiens. Dalam hal ini novel Saman nya Ayu Utami saya pandang dalam kategori ini, ketika seksualitas dituliskan dalam konteks hubungan sosial antar manusia), sementara yang lainnya, menggolongkan itu adalah erotika yang merupakan bagian dari seksualitas kita, dan mendefinisikan porno sebagai film yang mengeksploitasi seks dan hubungan seks semata-mata untuk komoditi tontonan. Dalam hal ini adalah tontonan dewasa dengan kategori XXX.
Saya lihat disinilah perbedaan pendefinisian antara pak Wida dan mbak- mbak dan beberapa mas di milis ini dan juga dengan om Gunawan Mohammad. Kebosanan yang dimaksudkan oleh om Gun adalah kebosanan ketika melihat tontonan dewasa XXX, karena ceritanya sangat mudah ditebak, gerakannya juga monoton, bloking, olah vokal, ekspresi wajah juga dari judul-ke judul, scene ke scene, berbagai pemain, juga itu- itu saja.. Nah dalam situasi itulah kebosanan akan muncul, dan bisa jadi secara permanen. Sementara erotika memang tidak pernah membosankan pak.. siapapun kita saya yakin akan suka dengan erotisme to some extent.. minimal ketika dengan pasangan/istri kita. Karena tanpa erotisme, jelas hubungan intim bukan menjadi suatu yang menarik lagi. Jadi yang menjadi masalah yang didiskusikan dengan 2 kacamata berbeda antara pak Wida, dengan yang lainnya adalah bagaimana kita mensikapi erotisme kita ketika kita dipaparkan oleh materi terkait seksualitas. Pak Wida dengan asumsi orang yang birahinya sudah diubun-ubun pasti akan gelap mata, sedangkan yang lainnya (lainnya dalam hal ini terbatas pada beberapa nama yang mempunyai pandangan serupa, seperti mbak Ida, mbak Rita, mbak Mei, mas Ary, Heman, dan beberapa lainnya) menyatakan bagaimana kita bisa memanej birahi kita secara rasional. Dan kebetulan memang saya sepaham dengan mereka. Boleh cerita sedikit nih pak.. (meskipun saya tidak bangga menceritakan = jangan dipelintir ya mas-mas tukang pijat di Milis), saya pernah diajak teman untuk melihat striptease di Kingcross Sydney. Dengan membawa keingintahuan dan imaginasi yang "cukup liar" (meskipun tidak sampai bertingkah laku seperti yang mbak Ida ceritakan tentang orang Indo di LN), saya masuk keruangan gelap dengan musik yang hingar bingar. Dan apa yang saya temukan ternyata tidak seliar dan seindah imaginasi yang saya usung dari rumah (eh tempat penginapan) dan mengecewakan. Tidak perlu seperti om Gun yang memerlukan beberapa film untuk menjadi bosan, dalam waktu 5 menit pertama saja saya sudah sangat jenuh dan sangat mengantuk, tanpa adanya impulse2 erotisme yang muncul what soever.. Bahkan ke "horny" an saya sebelum berangkat jadi hilang sama sekali... Kesimpulannya adalah (dan sudah sering saya sebutkan), erotisme, berahi adalah persepsi kita sendiri terhadap kenyataan audio-visual yang ada di depan kita. Kalau kata Morpheus gurunya si Keanu reeves di Matrix (jadi siapa yah disitu namanya?) realitas, meja, kursi (dan juga tubuh yang sensual -me) adalah persepsi otak kita terhadap impuls listrik yang dikirimkan oleh indera kita, dan itulah yang kita anggap sebagai kebenaran.. :D Padahal indera dan otak kita (dan terutama imaginasi kita) bisa sangat menipu.. :p Hanya saja banyak teman kita yang belum ngeh tentang hal itu, sehingga mereka merasa birahi itu adalah sesuatu yang liar dan tidak bisa dikontrol. Padahal karena mereka tidak pernah diajari dan belajar untuk mengontrolnya.. Jadinya, ketika masuk ke sex shop yang cuma memperlihatkan tiruan yang tidak seindah aslinya saja sudah kelimpungan dan meneteskan air liur... gak tau harus menyalurin kemana berahinya (sorry too cynical yah). regards, Donnie ======================= On 24 Mar 06, at 8:18, [EMAIL PROTECTED] wrote: > Bosan terhadap material (film porno) seperti itu memang wajar. > Sebagaimana > seseorang kalau disuruh makan terus menerus pastilah suatu saat dia > akan > kenyang. Tidak akan mau lagi kalau disuruh makan. Bahkan mungkin akan > muntah kalau dipaksa. > > Tetapi ingat, sebagaimana tubuh itu bisa kembali haus dan lapar, > kantung > sperma laki-laki juga bisa penuh kembali, atau periodisasi haidh > perempuan, maka material seperti itu dalam kondisi-kondisi tertentu > akan > kembali menjadi rangsangan yang hebat. > > Seorang laki-laki hidung belang yang rajin berzina, kalau secara tidak > sengaja terakses oleh pornografie, dan kantung spermanya sedang penuh, > maka kepalanya bisa menjadi pusing tujuh keliling, dan akhirnya dia > akan > mencari pelampiasan seperti anjing mencari sampah di tempat kotor > (ya khan > mbak Mei? 8-)). > > Jadi saya tidak setuju dengan om Gun, bahwa pornografie itu kelak akan > menimbulkan kebosanan permanen. Dia berbohong terhadap dirinya > sendiri. > Karena laki-laki, rangsangan seksual terbesarnya adalah Visual! > > Kalau untuk wanita... mungkin saja. Eh, mungkin gak sih? 8-P > > Salam, > > > > > "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > 03/23/2006 10:42 PM > Please respond to > wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > To > wanita-muslimah@yahoogroups.com > cc > > Subject > [wanita-muslimah] Re: Barat dan Free Sex, > > > > > > > Saya kira, semua orang normal lama2 juga akan bersikap sama: menjadi > bosan seperti Ni Londo atau Goenawan Muhammad, kalau dalam rentang > waktu sekian jam suguhannya cuma ah...uh...ah..uh saja siapa sih yang > ngga akan bosan, kecuali sex maniac barangkali. > > Salam, > Ida. > > > > > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun > masyarakat. > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com > > This mailing list has a special spell casted to reject any > attachment .... > > Yahoo! Groups Links > > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor -------------------- > ~--> > Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope > and healing > http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM > -------------------------------------------------------------------- > ~-> > > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun > masyarakat. > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com > > This mailing list has a special spell casted to reject any > attachment .... > Yahoo! Groups Links > > > > > > > Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/