Mbak Mia yb :)

IMHO, ini menyangkut persoalan tidak saling kenal juga.... makanya
saya mendukung gerakan dialog antar agama (walau tidak aktif di
tingkat publik), melalui dialog paling tidak mencoba saling mengerti,
di tingkat paling dasar setidaknya belajar tahu ajaran orang lain.
Masalahnya, buat mampu berdialog memang ada syarat yang tidak semua
orang bisa lakukan: open-minded, empati.... ("menanggalkan" identitas
agama sendiri, istilah saya)
Syukur saya bisa melakukannya (wah, sombong ya kesannya :) makanya
saya bisa mengerti kompleksitas poligami, hijab, misalnya. Pun dengan
tulus saya bisa katakan Muhammad SAW seorang revolusioner,
pembaharu,,, saya mengagumi pemikiran2/ajaran2 beliau yang kalau pakai
pendekatan "kontekstual", dengan bahasa sendiri, saya melihat beliau
itu seperti pengamat sosial yang sangat tajam pengamatannya (semoga
tidak ada yg menganggap saya merendahkan Nabi.... Ini cuma cara saya
membuat tokoh2 mulia itu mejadi dekat, mengerti mereka)

Tentang Kristen Barat dan feminism, sejauh yang saya baca yang pertama
tidak turut berjasa "melahirkan" yang kemudian. Feminism tidak berakar
di gereja. Pasti Mbak Mia sudah tahu, first and second wave feminism
-sang cikal bakal- kan lebih sebagai gerakan politik, merambah ke
berbagai bidang, termasuk di dalamnya menchallenge kemapanan agama2. 

Gereja dan Islam ada di posisi yang sama vis a vis feminism. Cuma,
dalam hal kritik terhadap Islam, sering masuk unsur Colour, "The
Other" di dalamnya, makanya saya bisa mengerti rasa sakit kaum muslim
(unsur ini yang tidak ada dalam hal kritik terhadap Kristianitas).
Jangan kira feminism sudah terbebas dari racism, thanks to Black
feminists yang mengkritisi bias2 kelas, etnisitas ("ras"), religion
etc. dari pendekatan feminist Barat. Ada ethnocentric nature dalam
feminis Barat, "... the assumption of a unity of women's interests on
the basis of White experience" (Anthias dan Yuval-Davis 1999), makanya
hijab dianggap sebuah oppression dan semacamnya ya karena faktor ini,
sebab kacamatanya ukuran White women (sama dengan banyak muslim yang
belajar agama lain keukeuh pake kacamata sendiri -dan sebaliknya-,,,,
hehehe,,, numpang nyindir :) 

Dalam kerangka ethnocentrism White punya semacam "race" priviledge,
jadi alat ukur, standar buat "ras" lain. Mereka yang tidak masuk
standar itu, perlu di"cerah"kan :) --"ras" disini pun sebuah konsep yg
socially constructed, linked to power relation (istilah "ras" tidak
banyak dipakai lagi karena lebih sebagai biological term, sekarang
lebih banyak dipakai istilah etnisitas. Namun dalam hal ini etnisitas
selalu berarti non-White, yang seharusnya tidak demikian--

Kalau saya melihat Mbak Mia itu sebetulnya sedang mengkritisi feminist
Barat dan bukan Gereja Barat (memang keduanya disana-sini
"overlapping", paralel dengan kesulitan meng-unravel identitas
Arab/Islam). 

Persoalan lain, kita pasti sepakat bahwa yang namanya Barat itu tidak
tunggal. Ada yang direpresentasikan Amerika, ada yg Eropa. Sementara
Eropa sendiripun sedang "linglung" dengan identitasnya pasca perang
dingin. Mereka belum selesai (dan tidak akan pernah selesai, apalagi
sekarang diperhadapkan dengan masalah imigran. cmiiw) dengan
konstruksi identitasnya, baik secara batas fisik (Eropa yang mana? ada
formerly Timur, ada Barat) maupun batas "kultural" (cmiiw).

Penyebaran Kristen ke Eropa dan pembentukannya di sana ada dalam
disiplin khusus: Sejarah Gereja, sebuah studi yang panjang yang tidak
saya kuasai. 
Sementara tentang peminggiran perempuan (bahkan pembakaran perempuan2
yg dilabeli witches!!) dalam proses itu sudah tercatat dalam sejarah,
bahkan jadi tema film2. 
Saya kira gereja sudah belajar banyak dari itu, walau sampai sekarang
belum selesai juga. 

Wah sudah kepanjangan nih, maka saya sudahi saja. Semoga ada manfaatnya.

Salam, 
Ida. 



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Terimakasih sharingnya mbak Ida.
> Situasi sekarang emang seperti yang mbak Ida jabarkan. Makanya 
> feminism adalah energi baru yang akan ikut membangun makna baru 
> dalam studi dan kehidupan beragama.
> 
> Setelah Yesus pergi murid-muridnya meneruskan ajarannya. Yang 
> tercatat di gereja kebanyakan murid laki-laki, tapi dari catatan 
> sporadis ternyata martir Kristen di kerajaan Romawi banyak dari 
> perempuan ya? 
> Tikungan sejarahnya begini, setelah Kristen dari Palestin dan Rome 
> masuk ke Eropa Barat loh kok jadi tambah parah soal perempuannya. 
> Nyaris neurotic, yaitu persoalan psikologis terhadap seks dan 
> perempuan.
> 
> Persoalan psikologis harus diselesaikan secara 'internal' juga 
> (legowo kata orang Jawa).  Kalo nggak dia akan proyeksikan ke orang 
> atawa kelompok lain. Penilaian Sato terhadap risalah Muhammad pada 
> waktu itu terhadap feminism mengingatkan saya pada neurotiknya 
> Kristen Barat terhadap seks dan perempuan. Yaitu dalam bentuk 
> proyeksi terhadap kelompok lain, padahal Kristen Barat, termasuk 
> kelompok sekular, sekarang ini adalah champion dalam feminism.
> 
> Ini jadi persoalan serius bagi Muslim yang memandang bahwa risalah 
> Nabi membawa perubahan revolusioner bagi perempuan pada waktu itu, 
> dan legacy ini kudu diteruskan.
> 
> Legacy ini diteruskan dalam konteks jaman sekarang, dimana Barat 
> dianggap sebagai championnya.  Tapi apa nggak sakit hati, kalo 
> (sebagian) Barat itu masih menganggap akar legacy itu nggak ada, 
> malah Risalah nabi diimplikasikan men-downgrade perempuan? Ada apa 
> dengan mutual respect?
> 
> Salam
> Mia
> 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "idakhouw" <idakhouw@> 
> wrote:
> >
> > Hoaaa,,,, jadi hareudang nih ruangan :)
> > 
> > Cuma tergelitik berkomentar krn tema Kristen Barat masuk arena. 
> > 
> > Saya kira sih persoalan "belum selesai" itu tidak cuma di Gereja 
> Barat
> > (dengan belum masuknya perempuan dalam hirarki [Gereja Katolik 
> Roma]
> > ya?), Gereja Timur pun pasti punya persoalan dengan gugatan 
> feminis. 
> > 
> > Saya pikir feminism memang "mengguncang" semua agama yang dibentuk 
> dan
> > kuat dipengaruhi kecenderungan androcentric. 
> > Ini salah satu rumusannya: 
> > "Feminist work also emerges from a sensitivity to and criticism of 
> the
> > androcentric manner in which many religions have been shaped and
> > formulated and also the androcentric manner in which religions
> > generally have been studied."
> > 
> > Bukan on behalf of Pak Sato (yg gampang ketahuan memang jenis
> > "teologi"nya :-), pun saya tidak mempedulikan apa blio Kristen 
> Barat
> > atau bukan. 
> > 
> > Lainnya saya setuju dengan Mbak Mia, sejarah memang seharusnya jadi
> > sebuah refleksi buat kita melangkah lanjut. 
> > 
> > Salaam, 
> > Ida.
> >  
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <aldiy@> wrote:
> > >
> > > Kalo soal ngomongin teologi sih Sato pasti kalah set deh...:-) 
> Mohon 
> > > maap, tapi ummat Kristen masih menyimpan persoalan dengan 
> teologinya, 
> > > apalagi berkenaan dengan feminism. Apa perlu saya jabarkan? 
> Nggak 
> > > usah deh. Tapi yang anda jabarkan dalam postinganmu itu 
> > > memproyeksikan pemahaman teologi anda sendiri yang belum 
> tercerahkan.
> > > 
> > > Melalui abad sekularism dan modernism ummat Kristen Barat telah 
> > > melakukan lompatan luar biasa yang mengantarkan kita semua 
> sekarang 
> > > di sini. Khususnya dengan feminism. You've come a long way, 
> baby - 
> > > katanya. Thanks to the West!
> > > 
> > > Sayangnya, sebagian orang Kristen (Barat) seperti Pak Sato ini 
> belum 
> > > fully come to terms dengan 'dosa-dosa' masa lalunya terhadap 
> feminism.
> > > Rasa bersalah itu malah diproyeksikan kepada sejarah Islam 
> dengan 
> > > pemaknaan seperti gitu. Dosa masa lalu itu diterima saja dengan 
> > > legowo, nggak usah diproyeksikan kemana-mana.
> > > 
> > > Pantesan ada kartun Nabi. Pantesan bilang Arab jahil menghargai 
> > > perempuan (kelahiran Islam malah mereduksinya?) - dengan alasan 
> dewi-
> > > dewi itu. Duilah, apa kerajaan Romawi menghargai para perempuan 
> > > karena menyembah dewi-dewi? Jauh panggang dari api.
> > > 
> > > Salam
> > > Mia






Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke