Assalamualaikum, rekans...
  
  Berikut adalah tulisan seorang sahabat...
  
  Mudah2an .. ...
  menambah cinta kita terhadap tanah air...
  menambah cinta kita terhadap sesama...
  menambah cinta kita terhadap ciptaan-Nya
  dan tentunya...
  Menambah cinta kita tehadap Sang "Pencipta"
  
  Salam Cinta
  -i2n-
  
  =======================
  From: Guarda Del Corazon
  Date: Thu Apr 20, 2006  8:01 am
Subject: Renungan Perjalanan: Prolog (1) - Mengapa travelling ?
  
  
  Gadget pertama saya adalah sebuah kompas magnetik, di beli dari honor jadi figuran film saat usia 12 tahun
  saat itu, mungkin saya tidak sadar, bahwa saya akan menyukai travelling
  tanpa sadar, hobi ini mungkin di rintis sejak SD:mulai naik sepeda keliling kampung, terus naik keliling kelurahan dst
  pada saat SMP, dimulailah acara berkemah disini dan berkemah disana
  mulai dari halaman sekolah, naik pangkat ke jamboree, naik pangkat ke hutan di tepi gunung
  singkat kata, menginap dan berada jauh dari rumah sudah mulai terbiasa
  begitu nginjak SMA, mulai naik gunung
  satu dua kali naik gunung, selanjutnya mimpin puluhan remaja seusia naik gunung,
  plus tentunya "menipu" teman teman, dengan cerita tentang keindahan gunung dan nikmatnya naik gunung
  tentu saja, sejak SMP, hobi jalan kaki terus berkembang, tercatat saya ikut 8 kali gerak jalan Mojokerto - Surabaya
  
  Mulailah muncul pertanyaan klasik dari orang orang:ngapain naik gunung kalau terus turun lagi ?.Ada apa sih dipuncak gunung ?Ngapain sih caepk capek jalan ?
  Sejujurnya, kala itu saya gak punya jawaban yang kuat:mengapa saya mendaki ?
  Hanya, setiap beberapa bulan, ada kerinduan yang sangat pada sang gunung.Pada gunung yang belum saya daki, ada godaan rasa ingin tahu yang sangat.
  Barulah pada saat pendakian ke dua di Semeru, saya mulai merasakan keindahan alam.Merebahkan badan di bayangan pohon di tepi danau ranu gumbolo, tanpa ada orang lain yang terlihat, tanpa ada suara apapun kecuali kecipak angsa liar.Tengah malam kami berjalan menyusur rerumputan melewati gunung Kepolo, di tengah padang rembulan purnama, berlomba dengan subuh agar sampai di Arcapada.Saya sungguh takjub dengan keindahan yang bahkan tidak pernah saya lihat dalam foto maupun lukisan.Kala itu saya berusia 17 tahun.
  
  Mulailah sedikit terjawab pertanyaan:mengapa mendaki.
  pelan mulai ada ketersambungan dengan ruhani:setiap pulang mendaki, rasanya saya nikmati suapan demi suapan nasi dengan nikmat, karena saya telah kehilangan kenikmatan itu berhari hari.Makan di Gubugklakah, nasi lodeh rasanya kayak cordon bleu.....
  berjalanlah berbagai perjalanan dan pendakian, kadang sak enake tanpa rencana, dan mulai bikin orang tua deg degan.Pernah, malam nggambar di studio, ada teman yang bawa minibus colt, janjinya sih, diajak makan nasi goreng di nggubeng, ternyata setelah didalam ber tujuh di bawa ke Yogya tanpa permisi dan tanpa duit yang cukup.Sablengnya, ada yang nerusin sampai di Bandung
  
 
  Mulailah saya merenung:mengapa sih saya lakukan ?.Apa yang saya cari di Yogya ?
  Mulailah ada jawaban yang filosofis:bukan apa tujuannya ke Yogya, perjalanan ke Yogya itulah tujuannya.Dan saya bosan melakukan hal yang sama berulang kali, karena tidak ada hal baru yang bisa saya pelajari.Dan travelling tidak sekedar cari kenikmatan badani, tapi pengalaman yang akan memperkaya ruhani.Pengalaman tersebut, tidak selalu memberi kenikmatan badani, tapi jelas memperkaya ruhani.
  
  Saya kehilangan atmosfer malioboro, saat aroma seni lebih kuat dari sisi komersial
  saya nikmati sungguh tradisi 'siesta' di pertokoan Maliboro, saat usai makan siang, toko toko tutup sesaat, dan usai ashar buka lagi
  sesuatu yang tidak ada di Jakarta.
  
  Nun jauh disana, di Cordoba, saya mengalami saat 'siesta'  juga, saat saat tiba tiba toko toko rame rame tutup...
  sampai beberapa tahun yang lalu, saya masih terpengaruh oleh teman saya, yang dulu suka nongkrong bareng di pasar beringharjo.
  apa yang kami lakukan disana ?.minum dawet di warteg sambil ndengerin the true logat Yogya yang kental para pedagang pasar.
  Beneran, hanya ndengerin dan nguping orang ngomong, menikmati 'kelainan' yang tidak ada dalam keseharian kami.
  di wonosobo, hobi nongkrong di pasar kembali muncul.saat itu, kabut masih masuk ke kota dan kadang masuk jendela kamar saat kita buka jendela kita.saya menikmati kecipak suara kaki kuda dan andong yang menembus kabut malam sambil minum wedang
  pernah sekali di giring ke kantor kodim wonosobo, saat nonton wayang kulit di alun alun sambil tiduran merem melek di jok becak, gara gara pakai celana tentara...
  
  Tiba tiba, saya sadar.Saya telah mengalami 'kelainan'.Wadag saya adalah orang Indonesia, tapi dalam hal travelling, saya menikmati apa yang tidak di nikmati orang banyak, dan saya tidak menikmati apa yang dinikmati oleh orang banyak.Saya heran, ketika remaja, teman teman saya sibuk menjahitkan celana baru saat mau piknik.Saya pikir, kita pergi untuk melihat, tidak untuk dilihat.Kita banyak bergerak, tentunya harus memakai pakaian yang enak dipakai...
  
  Itulah kelainan saya...
  
  (bersambung)


Tiada kata akhir untuk belajar seperti juga tiada kata akhir untuk kehidupan,
dan tugas paling sulit dalam hidup adalah....belajar untuk sabar.

(Annemarie Schimmel)





           
---------------------------------
Get amazing travel prices for air and hotel in one click on Yahoo! FareChase

[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....




SPONSORED LINKS
Women Islam Muslimah


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke