Hari minggu kemarin ini saya balik lagi ke warnet krn ada sample
website yg perlu saya kopi.  Kali ini di warnet yg lain yg dulu2 pernah saya
kunjungin.
Partisinya lebih tinggi jadi saya gak bisa nengok kanan-kiri ngeliat
apa yg dibuka oleh orang di sebelah.  Selain dipartisi tinggi2, pake
gorden lagi, kayaknya pelajar yg biasa ngewarnet di sana bisa lebih bebas
lagi buka situs2 internet.
  
  Setelah saya dapet website yg saya cari, lalu saya save ke hardisk
punya warnet (kali ini saya gak bawa komputer sendiri dari rumah). 
Setelah selesai saya save, saya iseng buka folder2 lain di hardisk
warnet tsb. 
... ada yg mencurigakan.  Ada satu file mpeg yg ukuran besar di salah
satu folder.  Ketika saya double klik .... nauzubillah ... rupanya film
porno.  Hanya setengah detik saya buka, lalu saya tutup. 
Karena khawatir ketahuan juga sama anak2 smp yg biasa ngewarnet di
sana, saya delete aja pake Shift+Del (totally erased).
  
  Dari kasus di atas, gimana tuh kang Ari?  ISP nya difiltered tapi film2
sudah kadung tersebar di warnet2.  Apa perlu juga regulasi dan razia ke
komputer2 yang bisa diakses publik ?  Hampir serupa mungkin razia thd tukang2
majalah/tabloid porno (semacam bibir mer dll,  gak apal, bukan konsumen :D) di
pinggir jalan juga perlu dong dirazia?
  
  Kebetulan skl saya mengalami 2 kejadian yg kurang lebih relevan dengan perbincangan di milis2.  Sebetulnya saya ingin sekali mendengar komentar dari yg anti thd RUU APP.  Anti di sini bukan karena mereka menyoroti substansi, tapi lebih karena sikap pragmatis. Ya, ada jg sih orang bilang "saya anti pornografi tapi saya anti RUU APP".  Menurut saya ini lucu, dan kontradiktif. Kalaulah memang org tsb anti pornografi, tapi jgn lah terjebak dalam pragmatisme.  Terjebak dalam simbolistis sama saja artinya mengerdilkan akal dan logika.  Kalau memang tidak suka thd beberapa pasal dalam RUU tsb, kenapa main pukul rata dan menetapkan diri pada kutub yg anti.  Kan lebih baik mereka itu, seperti kang Ari ini, memberikan masukan pasal mana saja yg harus dibuang atau diperbaiki, sambil mendukung pasal mana saja yg harus digolkan.  Saya benci pada sikap pragmatis yg anti-antian spt itu, sama bencinya dgn sikap saya dulu yg bersikap pragmatis terhadap phenomena islam liberal.  Karena
boleh jadi islam liberal itu banyak salahnya, tapi tidak menutup kemungkinan ada celah kecil sebuah kebenaran, (ya begitulah pendirian saya thd islam liberal, ekstra hati2 sangat boleh kan).
Dan oleh karena itu... kalaupun memang benar orang yg bilang "saya anti pornografi tapi saya anti RUU APP" itu benar2 peduli terhadap moral masyarakat, tentu komentar yg keluar dari mereka itu bisa lebih kurang sama dengan yg dibilang Inke Maris.  "Boleh jadi RUU APP ini mempunyai kekurangan, maka yg kurang sempurna itu harus kita perbaiki"
Yup, saya angkat topi buat Inke Maris yg benar-benar peduli terhadap moral bangsa ini dan masih bisa berfikir jernih dan tidak terjebak pada kutub2an yg anti maupun yang pro.  Suara2 seperti Inke Maris atau kang Ari ini sptnya tenggelam begitu saja oleh perdebatan yg sifatnya emosional belaka :(
  
  Come!! to Bandung http://www.visitbandung.net
  
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ari Condro" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> regulasi supaya para isp ini pasang filtering untuk situs xxx kenapa
malah
> gak dienforce di RUU APP ???  di RUU APP 2003 ada lho, di RUU APP
2006 malah
> gak ada.  aneh bin ajaib.
>
> RUU APP 2006 terlalu mengurusi perilaku orang per orang, per se
>
>
>
>
>
> On 5/8/06,  wrote:
> >
> > Saya juga ikut prihatin mas Hadi. Dan saya tidak ingin jika hal itu
> > terjadi pada anak saya. Bayangkan, anak umuran SMP sudah melihat
alat
> > kelamin lawan jenisnya secara vulgar? Bahkan adegan suami istri??
> >
> > Akhir-akhir ini saya melihat iklan internet di TV oleh Telcom.
Terus
> > terang saya sedih. Untuk bangsa Indonesia, terutama yang tinggal di
> > pelosok desa internet tidak terlalu diperlukan. Internet memang
> > bermanfaat, tetapi dengan keberadaan situs porno itu mudlorot
(kerugian,
> > bahaya) nya jauh lebih besar. Tahu gak, Afghanistan setelah
diserang
> > secara fisik oleh Amerika, bangsa itu kemudian diserang oleh demam
> > internet. Kios-kios internet didirikan dimana-mana. Dan seorang
penduduk
> > Afghan bisa menghabiskan waktu seharian untuk browsing di internet.
> > Seolah-olah internet itu hadir sebagai "agen perusak" moral dan
budaya
> > suatu bangsa.
> >
> > Konon kabarnya bisnis warnet itu menguntungkan. Karena apa? Karena
sebagai
> >
> > akses informasi trcepat? Atau karena kemudahannya untuk melihat
> > gambar-gambar telanjang? Mbak-mbak yang aktif dalam LSM
perlindungan anak
> > dari pornografie, apa yang sudah dilakukan untuk kasus seperti ini?
Coba
> > sekali-kali pergi ke warnet terdekat, kemudian check history
browsingnya,
> > situs apa yang paling banyak dibuka di sana? Ini sangat
menyedihkan!
> > Tidakkah fenomena ini akan membahayakan generasi muda kita di masa
yang
> > akan datang? Atau kita akan melihat anak-anak kita terjun bebas ke
dalam
> > pergaulan seks bebas sebelum nikah?
> >
> > Nau'dzu bilLaahu min dzaalik! AstaghfirulLaah al-'Azhiim...
> >


Come!! to Bandung  -  www.visitbandung.net
           
---------------------------------
Love cheap thrills? Enjoy PC-to-Phone  calls to 30+ countries for just 2ยข/min with Yahoo! Messenger with Voice.

[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....




SPONSORED LINKS
Women Islam Muslimah
Women in islam


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke