Salam sejahtera untuk Mas Ary,
  
  Mas Ary berkata =
  
  mas Janoko ysh.,

Saya kan hanya bertanya bagaimana PENDAPAT mas Janoko ttg "bodoh-bodoh" itu.
Lha kan mas Janoko sudah bisa mengeluarkan ayat2 untuk ngomentari pendapat
KH Husen Muhammad ra.
  --------------
  
  Jano ko curhat =
  Baik Mas Ary, nanti insya Allah akan saya tanggapi, tapi kita buat kesepakatan dulu :) , bahwa diskusi kita ini semata-mata untuk mencari kebenaran yang diridhai oleh Allah dan kita hanya membicarakan "pemikiran" Paman kita tersebut.
  Demikian tanggapan dari saya.
  Trims.
  
  wassalam
  
  
 
Ary Setijadi Prihatmanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  mas Janoko ysh.,

Saya kan hanya bertanya bagaimana PENDAPAT mas Janoko ttg "bodoh-bodoh" itu.
Lha kan mas Janoko sudah bisa mengeluarkan ayat2 untuk ngomentari pendapat
KH Husen Muhammad ra.
Jd keliatannya mas Janoko punya ide tertentu ttg hal itu,
kalo nggak kan pasti nggak komentar...

Ini nggak ada urusannya dengan pendapat mas Aman dan KH Husein Muhammad.

Sudilah kiranya mas Janoko bersedia menjawab pertanyaan di bawah.

Silahkan, saya tunggu lho.

Wassalam
Ary

----- Original Message -----
From: "jano ko" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Tuesday, May 09, 2006 3:57 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: KH Husein Muhammad - Definisi Bodoh


> Mar Ary berkata =
>
>   Salam mas Janoko,
>
>   saya ingin bertanya kepada  mas Janoko:
>
> 1. Menurut mas Janoko ada tidak muslim yang bodoh?
> Ini bodohnya artinya terserah mas Janoko yang mana saja yang mas Janoko
> anggap cuocoook...
>
>   --------------------------
>
>   Mas Ary yang saya cintai,
>
>   Maaf mas, koq malah jadi kebalik, saya itu kan baru bertanya kepada Mas
Aman, apa pendapat beliau tentang istilah "bodoh" yang dikemukakan Paman
Husein Muhammad tersebut, kan istilah "bodoh"  itu pertama kali munculnya
dari Pak Lek Husein ?!
>
>   Saya mau menunggu jawaban dari Kangmas Aman Fatha dulu, begitu mas.
>
>   wassalam
>
>
>
>
> Ary Setijadi Prihatmanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Salam mas Janoko,
>
> saya ingin bertanya kepada  mas Janoko:
>
> 1. Menurut mas Janoko ada tidak muslim yang bodoh?
> Ini bodohnya artinya terserah mas Janoko yang mana saja yang mas Janoko
> anggap cuocoook...
>
> 2. Jika ada, yang bagaimana dan berapa banyak mas Jan, muslim yang bodoh
> itu?
>
> 3. Jika tidak ada muslim yang bodoh,
> a. mohon dijelaskan apa yang disebut muslim yang bodoh menurut mas Janoko
> b. mohon dijelaskan sebab mengapa sebagian besar umat manusia yang mengaku
> dirinya penganut agama Islam sekarang berada dalam kemiskinan dan
> keterbelakangan.
> Contohnya, ada sekitar 200 juta muslim Indonesia, yang miskin (kata
> pemerintah sih hanya 30%, yaitu 60 juta) cukup banyak. Belum lagi jika
kita
> hitung persentase buta aksara, lulus SD, lulus SMP, tingkat baca buku dll.
> c. mohon dijelaskan sebabnya muncul saudara2 kita yang spt. amrozi, yang
> tega membunuh saudaranya sendiri katanya demi ridha Allah...bukankah ini
> termasuk kebodohan?
> d. dll.
>
> Salam
> Ary
>
>
> ----- Original Message -----
> From: "jano ko" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> Sent: Monday, May 08, 2006 8:18 PM
> Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: KH Husein Muhammad - Definisi Bodoh
>
>
> KH husein Muhammad berkata =
>
>   Saya kritis dengan realitas. Sampai hari ini saya prihatin dengan
> > realitas kaum muslim seperti bodoh, tertinggal, banyak kekerasan.
> > Saya tidak bisa menerima agama melahirkan kenyataan seperti itu:
> > bodoh, miskin, kekerasan. Menurut saya ada kekeliruan, tetapi bukan
> > dari orang lain, melainkan dari diri sendiri. Ternyata setelah
> > membaca lebih rinci, pandangan masa lalu di sana dijadikan pedoman
> > bagi hukum di sini sekarang. Banyak yang tidak cocok lagi dalam
> > banyak hal.
>
>   -------------------
>
>   Yth Mas Aman Fatha,
>
>   Ijinkan saya bertanya,  pengertian ' Kaum Muslim seperti bodoh'  itu
> bagaimana ?
>
>   Saya "bingung' karena definisi 'bodoh" banyak ragamnya , seperti yang
> tertulis dibawah ini :
>
>   Stupidity is the quality or condition of being stupid, lacking
> intelligence, or having a low IQ. This quality can be attributed to both
an
> individual himself (John Smith is stupid) or his actions, words or beliefs
> (John Smith's policies are stupid). The term can thus also refer to poor
use
> of judgement, or insensitivity to nuances in a person whose IQ scores are
> satisfactory. The determination of who is stupid is relatively difficult,
> despite attempts to measure intelligence (and thus stupidity) such as IQ
> tests. The adjective is also used by children as a general pejorative,
> though the usage is fading. Example: "I didn't borrow your stupid cap - go
> look for it yourself
>
>
>   Definitions
>
>   Those who suffer from a mental disability that is genetic or biological
in
> origin. It could be argued, however, that this is unfair, since stupidity
> implies that one is at least able to understand that an action is stupid,
> and in the mentally disabled this may not be possible. In other words it
> could be argued that stupidity implies culpability, which may not be
fairly
> imputed to mentally disabled people on account of actions that would
> rightfully be considered stupid if done by people not suffering from any
> mental disability.
>
>   Those lacking knowledge about certain subjects. This can be those who
are
> lacking formal education and knowledge about the world, or those that are
> highly educated but lacking street smarts or common sense. Lack of
knowledge
> is more commonly termed ignorance.
>
>   Conflicting belief systems. When an individual regards the actions of
> others as "stupid", it is often because those actions are contrary to the
> actions that the individual thinks are rational. It has been proposed that
> when faced with the complexity of life, the universe, and everything,
humans
> create belief systems that enable them to function without being
overwhelmed
> by information. In other words humans do not naturally employ logical
> progression in order to arrive at every single judgement - they rely
instead
> on preconceived notions that have been built up over the course of their
> lives. People who have led different lives develop different "truths"
which
> are in turn used as starting points from which to navigate more complex
> reasoning. Although a belief system may be religious, ideological or
> political it must not necessarily be so -- it can be a combination of all
or
> none of these. All individuals have their own belief system. According to
> this definition, an
> individual can only be stupid if they employ faulty logic on their
existing
> beliefs. An individual cannot reliably be diagnosed as "stupid" by an
> observer who is not in possession of the "facts" on which the individuals
> reasoning is predicated. Of course the observer may believe that they are
in
> possession of more (or a higher quality of) "facts."
>
>   ----------------
>
>   Sedangkan kata "bodoh' yang termuat di Al Qur'an terdapat dibeberapa
ayat,
> antara lain di :
>
>   Al Qur'an :
>   2.13] Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana
> orang-orang lain telah beriman",mereka menjawab: "Akan berimankah kami
> sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?"
Ingatlah,sesungguhnya
> merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu.
>
>   [2.130] Dan tidak ada yang benci kepada agamaIbrahim, melainkan orang
yang
> memperbodoh dirinyasendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di duniadan
> sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasukorang-orang yang saleh.
>
>   [7.199] Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orangmengerjakan yang makruf,
> serta berpalinglah daripadaorang-orang yang bodoh
>
>   [12.33] Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebihaku sukai daripada
> memenuhi ajakan mereka kepadaku.Dan jika tidak Engkau hindarkan dari
padaku
> tipu dayamereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhikeinginan mereka)
> dan tentulah aku termasukorang-orang yang bodoh.
>
>   ---------
>
>   Pertanyaan saya adalah, bodoh yang dimaksud oleh pak Lek itu menurut
> penafsiran anda itu bodoh yang mana ?
>
>
>   Ijinkan saya juga berpendapat, bahwa sudah jelas sekali bahwa antara
> laki-laki dan perempuan mempunyai kedudukan yang sama didepan Allah
seperti
> yang termuat didalam ayat Al Qur'an dibawah ini
>
>   [33.35] Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan
> perempuan yang mukmin,laki-laki dan perempuan yang tetap dalam
> ketaatannya,laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki danperempuan
yang
> sabar, laki-laki dan perempuan yangkhusyuk, laki-laki dan perempuan yang
> bersedekah,laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki danperempuan
> yang memelihara kehormatannya, laki-lakidan perempuan yang banyak menyebut
> (nama) Allah,Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan danpahala yang
> besar.
>
>   --------------
>
>   Pertanyaan saya, apakah seseorang perempuan atau laki - laki yang
> mempunyai kwalitas "muslim" , apakah mungkin pada saat yang sama mempunyai
> kwalitas negatif yang disebutkan diatas ?
>
>   Mohon pencerahannya.
>
>   Wassalam
>
>
>
> Aman FatHa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Saya perhatikan Mbak Aisya termasuk yang rajin memberikan kuliah materi
> permilisan kepada mahasiswa abadinya, yah. Udah dari sananya kali...
> kasih aja nilai bagus dan naik kelas karena pertimbangan.
>
> Hahahahaha *ngakak sampai perut goyang.." Maaf ya.. habis udah sampai ke
> ubun-ubun gemesnya. Tiap hari main petak umpet mulu sih, ngga
> bosan-bosannya.
>
> Sekali lagi, maaf. Mestinya sih falyaqul khairan aw liyashmut.
>
> Wassalam
>
> Aman
>
> aishayasmina2002 wrote:
> > Pak Jano,
> > Dalam milis, seorang anggota bisa mengirim email yang berisi
> > tulisannya sendiri dan/atau tulisan orang lain yang belum tentu jadi
> > anggota milis.
> >
> > Contohnya di bawah ini, mba Rita memasukkan tulisan Ninuk & Redana
> > yang mewawancarai KH Husein Muhammad dari Pesantren Dar Al Tauhid di
> > Cirebon yang sudah berdiri sejak tahun 1930.
> >
> > Pak Jano mengomentari dengan panggilan pak lek (paman) ini maksudnya
> > ke KH Husein?  sebab pengirim tulisan ini mba Rita tidak pantas
> > diberi julukan pak lek, pewawancara tulisan ini juga mba Ninuk tidak
> > pantas dipanggil pak lek.  Nah kalau KH Husein ini bukan anggota WM,
> > pak Jano komunikasi dengan KH Husein sambil manggil-manggil pak lek,
> > bukan seperti itu, bukan di milis ini tapi tlp atau datang ke
> > Cirebon saja ...:)
> >
> > Di milis itu jika kita mau ngomentari atau memberi tanggapan
> > terhadap tulisan orang lain yang bukan anggota, maka kita
> > membicarakanya tidak seperti kita berhadapan dengan anggota disini
> > yang menulis tulisannya sendiri, misalnya diawali dengan -> saya
> > tidak sependapat dengan pak KH Husein ini tentang ini itu (karena
> > yang dibahas di tulisan ini beberapa topik).
> >
> > Yang pak Jano bahas itu masalah apa? kok sampai copy paste tulisan
> > tentang program satu institut untuk post graduate, ini disambungkan
> > dengan topik apa dalam tulisan tentang wawancara seseorang di bawah
> > ini? Yang jelas ya pak, supaya yang lain memahami dimana
> > sambungannya dari artikel tersebut dengan pendapat pak Jano, supaya
> > nyambung gitu loh ..:)
> >
> > salam
> > Aisha
> > ----------
> > From: "jano ko" <[EMAIL PROTECTED]>
> >
> > Pak lek,
> >   Aku sedih, pak lek bisa engga ya meniru Dr.Ataullah Siddiqui untuk
> > berpositif thinking ?
> >
> >   'Markfield Institute of Higher Education (MIHE) is committed to
> > promoting excellence in teaching, research and training. It offers
> > post-graduate students the advantage of a friendly and attentive
> > environment with opportunities to address multi-dimensional issues
> > by exercising critical judgment and self-discipline.
> >   MIHE also aims at developing the local community through training,
> > vocational education and pioneering new courses. The Institute has a
> > positive approach to dialogue between faiths and cultures and has
> > been recognised for its interfaith endeavours. At MIHE, students
> > have a unique opportunity within the British higher education system
> > to learn about the challenges faced by the Muslim community in
> > particular and humanity in general. It is an exciting time and MIHE
> > is an exciting place to be in.'
> >
> > Dr.Ataullah Siddiqui
> > Director
> > -----------------
> > ritajkt <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >   Tafsir Kontekstual KH Husein Muhammad
> >
> > Sumber : Kompas Minggu, 07 Mei 2006
> > Pewawancara : Ninuk M Pambudy & Bre Redana
> >
> > Dia kerap diminta menjadi narasumber dalam berbagai pertemuan yang
> > mendialogkan isu keadilan, demokrasi, dan pemberdayaan komunitas.
> > Bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Maret lalu,
> > misalnya, KH Husein Muhammad diundang berbicara dalam konferensi
> > internasional bertema "Trends in Family Law Reforms in Muslim
> > Countries" di Kuala Lumpur, Malaysia. Sebelumnya, dia diundang ke
> > Dhaka, Banglades, dalam konferensi internasional pula.
> >
> > Pandangannya banyak berbeda dari pandangan keagamaan arus utama,
> > terutama ketika membahas fikih mengenai perempuan. Meskipun
> > demikian, pengetahuannya yang luas dan mendalam mengenai kitab
> > klasik Islam membuat cara dia membaca kitab-kitab yang berbeda itu
> > tetap dapat diterima.
> >
> > Kami berbincang dengan KH Husein Muhammad pertengahan April di
> > Jakarta mengenai pesantrennya Dar Al Tauhid di Arjawinangun,
> > Cirebon, perjalanan keilmuannya, hingga menguatnya fundamentalisme
> > agama di berbagai tempat.
> >
> > KH Husein Muhammad mengakui, pandangannya yang dia sebut progresif
> > itu baru belakangan muncul meskipun sebetulnya sejak lama dia
> > bertanya-tanya dan tidak dapat menerima mengapa agama melahirkan
> > kenyataan seperti kemiskinan, kebodohan, kekerasan, dan
> > tertinggalnya umat.
> >
> > Pergaulannya dengan aktivis perempuan, seperti Lies Marcoes, Masdar
> > F Mas'udi, Wardah Hafidz, dan almarhum Mansour Fakih, dia
> > sebut "mengacaukan" bangunan epistemologi keilmuannya yang relatif
> > telah mapan. Apa yang selama ini dia yakini sebagai tetap dalam
> > hubungan jender laki-laki dan perempuan ternyata dapat diubah dan
> > direkayasa.
> >
> > "Tradisi pemikiran keagamaan saya terusik dan tergugat. Kenyataan
> > ini kemudian mendesak saya menelusuri kembali kandungan keilmuan
> > pesantren yang bertebaran di banyak teks klasik yang menjadi
> > referensi otoritatif di lembaga tradisional itu," tulisnya dalam
> > makalahnya untuk pertemuan di Dhaka.
> >
> > Pandangan Anda bukan hanya progresif dalam wacana mengenai
> > perempuan?
> >
> > Betul, tetapi wacana mengenai perempuan menjadi pintu masuk bagi
> > seluruh wacana mengenai demokrasi. Subordinasi itu dasarnya
> > pembedaan terhadap salah satu identitas sosial yang ada, dalam hal
> > ini perempuan. Demokrasi kan ingin menghilangkan pembedaan-pembedaan
> > itu. Perbedaan tetap dihargai, tetapi tidak boleh membeda-bedakan.
> > Dari situ, wacana kemudian masuk ke ruang lain, misalnya hak asasi
> > manusia, etnis, pluralisme.
> >
> > Secara teologis, prinsip tauhid adalah tidak boleh membeda-bedakan,
> > menyubordinasi, membeda-bedakan manusia dengan latar belakang sosial
> > dan budaya apa pun.
> >
> > Bisa dijelaskan lebih jauh?
> >
> > Tauhid sering dimaknai hanya sebagai hubungan vertikal antara
> > manusia dan Tuhan, tetapi sebetulnya ada hubungan horizontal
> > antarmanusia. Epistemologinya, Tuhan seakan-akan tempat
> > menjustifikasi semua masalah atas nama Tuhan.
> >
> > Dasar pemikirannya?
> >
> > Al Quran. Justru monoteisme Islam sangat membebaskan, tidak boleh
> > ada pandangan yang menyatakan dirinya lebih besar dan lebih benar
> > dari yang lain. Yang paling benar hanya Tuhan.
> >
> > Manusia yang memiliki keistimewaan, kelebihan, terhormat, yang dekat
> > dengan Tuhan adalah siapa saja yang memiliki komitmen pada penegakan
> > kemanusiaan, yang melihat manusia sebagai makhluk Tuhan yang harus
> > dihormati sebab Tuhan juga menghormati manusia. Refleksi sosialnya
> > harus begitu. Itu konsekuensi logis prinsip tauhid pada tataran
> > sosial kemanusiaan.
> >
> > Lalu patahannya di mana sehingga kita seolah-olah mengadopsi kultur
> > padang pasir yang sangat berbeda dengan kultur Indonesia, dalam hal
> > perempuan misalnya?
> >
> > Kita harus memahami, Islam hadir dalam masyarakat Arab abad ke-6
> > yang nomaden, badui. Penghargaan terhadap perempuan sangat rendah.
> > Ini bukan khusus Arab. Ini proses kebudayaan yang terasimilasi dari
> > berbagai kebudayaan sebelumnya seperti pengaruh Romawi, Yunani,
> > Sumeria, Babilonia, yang tidak menghargai perempuan.
> >
> > Nabi Muhammad mencoba mentransformasi budaya itu, bahkan secara
> > revolusioner. Mereka yang direndahkan, tidak dapat hak apa-apa,
> > halal dibunuh bahkan (anak perempuan), diangkat begitu rupa bahkan
> > disebut namanya, walaupun haknya baru separuh. Tetapi, dalam rentang
> > waktu sangat pendek, 23 tahun proses kenabian, 13 tahun di Mekkah,
> > dan 10 tahun di Madinah. Ini sangat revolusioner.
> >
> > Selama 13 tahun di Mekkah, Nabi memproklamirkan prinsip kemanusiaan
> > universal, seperti ingatlah kepada Tuhanmu yang satu, kamu saling
> > kenal-mengenal, tetapi yang paling terhormat adalah yang paling
> > takwa, tidak ada kelebihan bangsa ini dari bangsa itu.
> >
> > Ketika di Madinah, Nabi mendirikan masyarakat baru yang dalam
> > praksis, operasional, tetap harus mengakomodasi budaya yang sudah
> > ada. Karenanya, saat itu ada persoalan budaya yang tidak bisa
> > sekaligus disesuaikan dengan prinsip universal tersebut.
> >
> > Di sinilah sebetulnya tugas kita masa kini, yaitu melanjutkan cita-
> > cita Nabi di Mekkah itu. Masyarakat di situ adalah masyarakat yang
> > kecil, menerapkan hukum saat itu yang tepat untuk kondisi lokal di
> > situ.
> >
> > Hanya setelah Nabi meninggal, tampaknya kebudayaan lama sebelum
> > Islam muncul kembali dan otoritas tunggal seperti Nabi tidak ada
> > sehingga orang bebas melakukan penafsiran, muncul tafsir-tafsir
> > sesuai dengan tempat dan waktu.
> >
> > Yang menarik, penafsiran itu tidak selalu sama seperti yang
> > dilakukan Nabi karena proses kebudayaan telah bergerak, berubah.
> > Hanya para penafsir itu memahami tujuannya, nilai moral yang sudah
> > diputuskan Nabi.
> >
> > Dengan tidak adanya otoritas tunggal, muncul tafsir yang berbeda-
> > beda?
> >
> > Saya selalu mengatakan, apa yang diputuskan Nabi di Madinah adalah
> > contoh menerapkan nilai universal dalam konteks sosial tertentu.
> > Yang dihindari terjadi kekerasan, pemaksaan, agar selalu terjadi
> > dialog antara ide universal dan tradisi lokal.
> >
> > Mengenai Perda Tangerang, saya sungguh merasa prihatin karena
> > kehendak menerapkan syariah ternyata juga melanggar syariah. Menuduh
> > orang baik-baik melakukan perzinahan itu harus dihukum. Al Quran
> > menyebut harus ada pembuktian secara jelas, harus ada saksi empat
> > orang. Jadi, kelewatan perda itu.
> >
> > KH Husein Muhammad dilahirkan dalam lingkungan Pesantren Dar Al
> > Tauhid yang didirikan kakeknya pada tahun 1930-an. Dia adalah
> > generasi ketiga dan kini menjadi wakil dari pamannya, KH Ibnu
> > Ubaidillah yang memimpin pesantren itu. Menurut KH Husein, pamannya
> > adalah murid KH Hasyim Ashari, kakek KH Abdurrahman Wahid, yang
> > pendiri Nahdlatul Ulama.
> >
> > Pesantren itu memiliki 500 santri perempuan dan laki-laki dan lebih
> > dari 1.000 siswa lainnya belajar dari taman kanak-kanak hingga
> > pendidikan tinggi selulus SMA yang sepenuhnya menggunakan kitab
> > kuning.
> >
> > "Kekuatan pesantren ada pada tokoh pengasuh pondok dan pada kajian
> > kitab kuning. Istilah ini untuk kitab yang diproduksi ulama besar
> > pada abad pertengahan, mulai abad ke-13, walaupun ada yang lebih
> > awal lagi. Kebanyakan berasal dari Timur Tengah dan dari berbagai
> > mazhab. Dalam praktiknya, kami akan mengajarkan mazhab tertentu. Di
> > Indonesia konteksnya Syafiiyah," tutur KH Husein.
> >
> > Tafsir fikih itu menyubordinasi perempuan?
> >
> > Bila kita berbicara mengenai mazhab, hampir semua menempatkan
> > perempuan pada posisi subordinat karena konstruksi masa lalu
> > masyarakat sangat patriarkhis. Akses perempuan pada bidang sosial
> > dan publik sangat terbatas sehingga kemampuan perempuan tidak banyak
> > digali, bahkan cenderung tidak diungkap.
> >
> > Hal ini tidak banyak dilakukan yang lain?
> >
> > Wacana saya di pesantren memang berbeda dari wacana utama. Pandangan
> > saya menggugat pemahaman konservatif dan mencoba melakukan kritik
> > terhadap wacana keagamaan konservatif yang menyubordinasi perempuan
> > seperti terdapat dalam kitab-kitab kuning.
> >
> > Tidakkah itu menimbulkan ketidaksetujuan kiai lain?
> >
> > Pada masyarakat kiai, pesantren, ketidaksetujuan mereka sangat
> > banyak terhadap pemikiran saya. Hampir semua pendapat saya berbeda
> > dengan mereka. Hanya kondisi kultural saya-saya kiai, punya
> > pesantren, punya hubungan dengan pesantren-pesantren lain-yang
> > menyebabkan tidak dilakukan kekerasan terhadap saya. Kiai-kiai lain
> > juga hati-hati, paling-paling mereka mengatakan saya sedang main-
> > main.
> >
> > Mereka terbuka menyatakan ketidaksetujuannya?
> >
> > Oh ya, terbuka karena saya juga terbuka dalam menyatakan pandangan
> > saya. Tetapi, saya punya argumen yang sama. Sumber metodologinya
> > sama, tetapi cara metodologinya berbeda. Sumber kitabnya sama,
> > tetapi cara membacanya berbeda.
> >
> > Saya juga mendapat resistensi dari yang bukan dari kultur kiai. Nama
> > saya disebut dalam buletin yang disebarkan di masjid-masjid, antara
> > lain disebut orang yang merusak Islam dari dalam.
> >
> > Tahun 1993 KH Husein diperkenalkan pada pemahaman mengenai demokrasi
> > dan jender-peran laki-laki dan perempuan yang dibentuk secara sosial-
> > melalui sebuah pertemuan para kiai yang difasilitasi Masdar F
> > Mas'udi, serta kemudian dialog dengan sejumlah aktivis perempuan.
> >
> > "Sejak belajar di Mesir (1980-1983) sebetulnya saya sudah tertarik
> > pada pandangan modern seperti dari Muhammad Abduh," kata KH Husein.
> > Abduh (1849-1905) menurut Leila Ahmed (Wanita & Gender dalam Islam,
> > Lentera, 2000) berpandangan, perempuan juga harus mendapat
> > pendidikan seperti laki-laki dan dia mendirikan berbagai yayasan
> > muslim dan komite untuk membangun sekolah bagi murid laki-laki dan
> > perempuan.
> >
> > Apa yang membuat tertarik pada pandangan modern?
> >
> > Saya kritis dengan realitas. Sampai hari ini saya prihatin dengan
> > realitas kaum muslim seperti bodoh, tertinggal, banyak kekerasan.
> > Saya tidak bisa menerima agama melahirkan kenyataan seperti itu:
> > bodoh, miskin, kekerasan. Menurut saya ada kekeliruan, tetapi bukan
> > dari orang lain, melainkan dari diri sendiri. Ternyata setelah
> > membaca lebih rinci, pandangan masa lalu di sana dijadikan pedoman
> > bagi hukum di sini sekarang. Banyak yang tidak cocok lagi dalam
> > banyak hal.
> >
> > Contohnya?
> >
> > Dalam kitab-kitab tersebut gerak perempuan ditutup, hanya di wilayah
> > domestik, sehingga ke mana-mana harus dikontrol. Tradisi di kita kan
> > anak perempuan tidak usah sekolah karena akan segera dikawinkan.
> > Akibatnya, aktualisasi perempuan terbatas sekali.
> >
> > Dampaknya banyak sekali pada perempuan dan masyarakat, itu
> > melahirkan ketertindasan, kebodohan. Tentu saya tidak percaya agama
> > menghasilkan yang seperti itu, menyusahkan umat.
> >
> > Ada pengalaman yang membawa Anda pada pandangan itu?
> >
> > Dulunya saya juga konservatif, hanya memercayai teks tanpa membuat
> > interpretasi. Tetapi, kemudian saya mendapat pengetahuan mengenai
> > relasi lelaki-perempuan bahwa ada kodrat dan ada peran jender. Dan
> > saya disadarkan oleh fakta perempuan lemah, akalnya lebih rendah
> > dari laki-laki, tidak semuanya.
> >
> > Kalau begitu, itu bukan kodrat, bisa diubah. Ada faktor sosial yang
> > bisa mengubah. Ada relativitas. Buktinya ketika mereka bersekolah,
> > perempuan juga pintar, lebih pintar dari laki-laki. Ketika mereka
> > bekerja, pintar juga. Dan apa salahnya, kenapa perempuan harus
> > disalahkan?
> >
> > Fundamentalisme yang menguat belakangan ini?
> >
> > Saya melihat fenomena ini dari dua sisi: pemahaman terhadap ajaran
> > dan fenomena masyarakat yang tertindas.
> >
> > Pada yang pertama, mereka kembali pada teks dan teks diperjuangkan
> > mati-matian. Mereka yang tidak tahu menahu masalah politik, ada di
> > sini. Mereka melihat, karena tidak mengikuti perintah Tuhan inilah
> > akibatnya.
> >
> > Pada yang kedua, ada refleksi dari masyarakat yang tertindas di mana-
> > mana, kebodohan, marjinalisasi, ekonomi sulit, kemiskinan, tetapi
> > kemudian memolitisasi teks. Dua-dua keadaan itu bisa terjadi.
> >
> > Karena semua masalah lalu ditarik ke agama?
> >
> > Ya. Dan paling efektif menyatukan solidaritas melalui jargon agama
> > yang secara tekstual mudah dipahami. Sementara kajian saya adalah
> > interpretasi, sedang mereka tidak melakukan interpretasi, konteks
> > turunnya ayat.
> >
> > Ini pertentangan klasik antara skriptualisme dan substansialisme?
> >
> > Ya, dan itu tejadi karena pemahaman masyarakat yang beragam. Dan
> > kelompok yang substansialisme itu elitis sebab harus memahami
> > mendalam, sementara skriptualisme lebih banyak orang karena lebih
> > mudah dipahami
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Milis Wanita Muslimah
> > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> >
> > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
....
> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
>
>
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....
>
>
>
>   SPONSORED LINKS
>         Women   Islam   Muslimah     Women in islam
>
> ---------------------------------
>   YAHOO! GROUPS LINKS
>
>
>     Visit your group "wanita-muslimah" on the web.
>
>     To unsubscribe from this group, send an email to:
> [EMAIL PROTECTED]
>
>     Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
>
>
> ---------------------------------
>
>
>
>
> Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....
>
>
>
> SPONSORED LINKS Women  Islam  Muslimah
>       Women in islam
>
>
> --------------------------------------------------------------------------
--
> ----
> YAHOO! GROUPS LINKS
>
>   a..  Visit your group "wanita-muslimah" on the web.
>
>   b..  To unsubscribe from this group, send an email to:
>    [EMAIL PROTECTED]
>
>   c..  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of
Service.
>
>
> --------------------------------------------------------------------------
--
> ----
>
>
>
>
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....
>
>
>
>   SPONSORED LINKS
>         Women   Islam   Muslimah     Women in islam
>
> ---------------------------------
>   YAHOO! GROUPS LINKS
>
>
>     Visit your group "wanita-muslimah" on the web.
>
>     To unsubscribe from this group, send an email to:
> [EMAIL PROTECTED]
>
>     Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
>
>
> ---------------------------------
>
>
>
>
> Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....
>
>
>
> SPONSORED LINKS Women  Islam  Muslimah
>       Women in islam
>
>
> --------------------------------------------------------------------------
------
> YAHOO! GROUPS LINKS
>
>   a..  Visit your group "wanita-muslimah" on the web.
>
>   b..  To unsubscribe from this group, send an email to:
>    [EMAIL PROTECTED]
>
>   c..  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of
Service.
>
>
> --------------------------------------------------------------------------
------
>
>



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....



  SPONSORED LINKS
        Women   Islam   Muslimah     Women in islam
   
---------------------------------
  YAHOO! GROUPS LINKS

   
    Visit your group "wanita-muslimah" on the web.
   
    To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
   
    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.

   
---------------------------------
 



Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....




SPONSORED LINKS
Women Islam Muslimah
Women in islam


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke