http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2006052001092615

      Sabtu, 20 Mei 2006
    
      BURAS
    
    
    
    
Garis Celana Melintir!

      
      H. Bambang Eka Wijaya :





      "MAMA! Kenapa garis lipatan setrikaan celanaku berganda dan melintir?" tanya suami. "Kalau garis lipatan setrikaan asli dari barunya yang diikuti, kan tak jadi begini!"

      "Itu gara-gara gonta-ganti pembantu!" jawab istri. "Setiap pembantu baru membuat garis lipatan sendiri, begitulah jadinya! Nanti mama akali menghilangkan simpang-siur garisnya!"

      "Memangnya bisa?" kejar suami.

      "Diusahakan, dengan setrikaan yang sangat panas!" tegas istri.

      "Nanti malah celananya yang hangus!" timpal suami khawatir. "Itulah masalahnya dengan simpang-siur penjabaran reformasi yang bias akibat gonta-ganti pelaksana, masing-masing membuat garis setrikaan sendiri! Usaha perbaikan dengan setrika panas tak mudah, tampak pada revisi UU Ketenagakerjaan dan UU Agraria, yang membuat kaum buruh dan tani tersulut dan bereaksi keras!"

      "Karena setrikaan panas itu bukan dipakai meluruskan sebuah grand design bagi penyelesaian menyeluruh persoalan bangsa, tapi hanya rekayasa kepingan-kepingan kecil hingga cuma memperkusut persoalan yang secara umum memang sudah semrawut!" tukas istri. "Jadi, untuk meluruskan kembali simpang-siur bekas setrikaan itu, diperlukan redesain terhadap grand design reformasi agar tidak setiap kali cuma menambah garis lipatan baru yang kian memelintir celana!"

      "Masalahnya, justru sejak reformasi program pembangunan dalam segala bidang hanya dibuat jangka menengah lima tahunan yang dijabarkan dalam program tahunan sesuai dengan tuntutan mendesak saat itu!" tegas suami. "Akibatnya, realitas pembangunan dalam segala bidang pada era reformasi menjadi mirip kain perca! Setiap kali hanya menyambung potongan corak kain yang berbeda!"

      "Itu yang membuat kita makin jauh tertinggal dari bangsa-bangsa lain, termasuk yang dulu mengekor di belakang kita karena mereka membangun dengan visi dan standar jelas berdasar potensi yang mereka miliki!" timpal istri. "Lebih dari itu, selain tanpa visi dan standar, kita juga membangun tanpa prioritas jelas, sehingga banyak hal yang tak perlu malah dipaksakan--seperti ujian nasional, impor beras, dan sebagainya!"

      "Sudahlah hal-hal yang tak perlu dipaksakan, pada jenjang lebih rendah dan di lapangan masih dipelintir lagi dengan penyimpangan, kondisinya jadi tambah karut-marut!" tukas suami. "Untuk mengatasi semua itu memang diperlukan rancang bangun menyeluruh--comprehensive grand design--yang mengintegrasikan semua sektor, agar antarsektor saling menunjang, bukan lagi saling bertentagan seperti antara Deptan dan Bulog dalam ekspor beras atau antara Deptan, Deperin, dan Depdag pada kasus pupuk, dan banyak antagonisme antarsektor lainnya!!"

      "Di negeri maju, grand design tandingan itu, sekaligus dengan kabinet bayangan, selalu dibuat partai-partai politik di luar kekuasaan!" timpal istri. "Tapi di sini, justru parpol berkutat di masalah-masalah simelekete, kepentingan-kepentingan sempit! Akibatnya, garis lipatan celana melintir makin jauh!" ***
    


[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....




SPONSORED LINKS
Women Islam Muslimah
Women in islam


YAHOO! GROUPS LINKS




Reply via email to