Ana setuju 1000 persen dengan pernyataan aunty Flora yang bangga disebut
fundi: "I am a fundamentalist moslem."
Dalam Seri 092 yang Abah toles 13 (baca: tiga belas) tahun yang lalu, pada
kalimat akhir Abah toles:
"Semestinya pers kita merengguk keluar menjadi milik kita istilah
fundamentalis Islam dari tata-komunikasi barat dengan memberikannya konotasi
yang positif. Sebab bukankah fundamentalis berarti Ahlu sSunnah?
Fundamentalis Islam adalah ahlu sunnah, bukan teokrasi dan bukan pula
diktator, terlebih-lebih lagi bukan terroris."
Yang berminat dan rajin membaca, silakan dibaca selengkapnya Seri 092 tsb di
bawah.

Muammar Qaddhafi yg pk e-mailnya Abah pd mlm/hr Jmt

MQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQ


BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
092. Arus Informasi Tentang Isu Demokrasi, Fundamentalisme dan Terrorisme
Antara Prasangka, Teori dan yang Empiris

Masih ingat ancaman Presiden Bosnia Alija Izetbegovic beberapa waktu yang
lalu? Jika dunia internasional meninggalkannya sendirian melawan Serbia dan
Kroasia, ia akan melancarkan terrorisme di Eropa bahkan di mana saja.
Pengungsi Bosnia yang ditaksir sekitar 2,5 juta yang tersebar di Eropa
memang sangat potensial untuk itu. Rupanya ancaman Alija ini ada juga
hasilnya. Sejak itu negara-negara Eoropa yang enggan mendukung Clinton untuk
bertindak keras terhadap Serbia, mulai serius. NATO sudah mau juga bertindak
keras.

Namun bukan itu yang menjadi pokok pembicaraan, melainkan dari segi
informasi. Tata-komunikasi barat ibarat santet yang tukang sirap berita,
menyebabkan para konsumen berita terpukau olehnya, lalu melahap bulat-bulat
istilah terrorisme dalam berita itu. Kita tidak percaya bahwa Alija akan
mempergunakan isilah terrorisme itu.

Arus informasi yang didominasi oleh tata-komunikasi barat yang memiliki
sarana, peralatan dan jaringan organisasi yang unggul, hampir berhasil
membentuk opini sebagian besar konsumen berita. Penggunaan ungkapan hampir
dan sebagian besar dalam kalimat di atas menunjukkan secercah optimisme,
bahwa tidak semua konsumen melahap berita itu bulat-bulat. Ada juga,
walaupun sebagian kecil, yang tidak hanyut oleh arus informasi tersebut,
yaitu yang mengunyah dan mencerna berita itu secara selektif dan cermat.
Saya teringat sebuah film yang berjudul Le Corsaire Noir, Si Bajak Laut
Hitam sebuah film asal Perancis. Sepintas lalu film itu isinya sangat
sederhana, menceritakan hubungan asmara antara Si Bajak Laut dengan seorang
"Lady" teras bangsawan penguasa sebuah puri di daratan Brittania. Namun ada
yang menarik untuk disimak dari dialog di antara keduanya. Sang Lady
menanyai mengapa kekasihnya itu menjadi bajak laut. Si Bajak Laut
menjelaskan bahwa ia seorang raja dari kerajaan yang berwilayahkan kapalnya.
Saling bunuh dan rampas-merampas diperbolehkan oleh tata-dunia di antara dua
kerajaan yang sedang berperang. Sebagai seorang raja yang berdaulat atas
wilayahnya ia berhak menentukan sendiri, kerajaan mana lawannya dan yang
mana sekutunya.

Maka dalam tata-komunikasi kontemporer bajak laut tersebut adalah terroris.
Akan tetapi andaikata Bosnia ditinggalkan sendirian lalu mereka itu
membentuk kelompok-kelompok perlawanan dalam wilayah yang lebih luas,
dapatkah mereka itu disebut terroris?

Tunggu dahulu!
Dalam S.Al Hajj 39 dan 40 Allah berfirman:
-- Udzina lilladziena yuqataluwna biannahum dzhulimuw wa inna Llaha 'ala
nashrihim laqadier. Alladziena ukhrijuw min diyarihim bi qhayri haqqin illa
an yaquwluwna rabbuna Llah, artinya:
-- diizinkan berperang bagi mereka yang dizalimi dan sesungguhnya Allah
berkuasa memenangkan mereka. Yaitu mereka yang diusir dari tanah airnya
dengan tidak semena-mena, hanya karena mereka berkata Maha Pengatur kami
adalah Allah.

Orang-orang Bosnia itu dizalimi, dzulimuw, diusir dari tanah airnya,
ukhrijuw min diyarihim, karena apa? Karena mereka mengatakan rabbuna Llah,
Maha Pengatur kami adalah Allah, kami adalah orang-orang Muslim yang
menyembah Allah. Pantaskah orang-orang Bosnia itu apabila ditinggalkan
sendirian oleh dunia internasional disebut terroris, kaum fundamentalis yang
berkonotif negatif dalam tata-komunikasi barat, jika mereka membentuk
kelompok-kelompok perlawanan di pelosok-pelosok Eropa?

Mereka tidak pantas disebut terroris. Mareka itu adalah kelompok-kelompok
pejuang, regu-regu jihad, bukan teroris! Kita tidak boleh terkicuh oleh
tata-komunikasi barat. Maka alangkah sumbangnya omongan Prof Dr Samuel
Huntington dalam majallah Time, terbitan 28 Juni 1993. Huntington ini atas
dasar prasangka terhadap dunia Islam melalui jalur tata-komunikasi barat
menyalurkan sangkaan yang dibungkus dengan teori ilmiyah perihal Islam
mengancam demokrasi barat. Dalam Time tersebut dapat kita lihat bagaimana
kacamata guru besar ilmu politik dari Harvard University ini melihat Islam.
Bahwa musuh barat dewasa ini adalah Islam, karena kehadiran Islam akan
mengancam keberadaan demokrasi barat, demikian Huntington, yang konon
kabarnya di Indonesia ini salah seorang tokoh narasumber yang buku-bukunya
menjadi rujukan para mahasiswa dan dosen dalam ilmu sosial dan politik. Oleh
karena itu, demikian Huntington, barat harus mewaspadai gerakan-gerakan kaum
fundamentalis Islam.

Kalau saya tidak salah dalam sebuah acara sejenis tangkas cerdas di
televisi, yang juru omongnya (MC) adalah Rano Karno, ada pertanyaan tentang
sebuah negara fundamental Islam, theokrasi, dan dikatator. Remaja kita
peserta tangkas cerdas itu tidak ada yang dapat menjawab. Maka dengan rasa
bangga Rano Karno membacakan, bahwa itu adalah negara Iran.

Itulah prasangka yang dibungkus kemasan teori ilmiyah disalurkan melalui
jalur tata-komunikasi barat. Benarkah Iran itu sebagai suatu negara, ataupun
kelompok-kelompok pejuang Islam adalah kaum fundamentalis, yang berbahaya
bagi demokrasi barat, menurut Huntington?

Kantor Berita Reuter, yang dimuat di Fajar 10 Agustus 1993 yang lalu,
menyiarkan seperti berikut: "Rafsanjani yang dilantik Rabu lalu untuk
menduduki kursi kepresidenan selama empat tahun untuk yang kedua kalinya,
menunjuk tim pemerintahannya yang beranggotakan 23 orang. Dia mengajukan
nama-nama tersebut melalui sepucuk surat yang dibacakan dalam majelis.
Sedemikian jauh tidak segera ada indikasi dari kalangan konservatif (dalam
majelis) apakah mereka akan menerima seluruh menteri yang diusulkan oleh
Rafsanjani tersebut."

Ada pepatah, nilai warisan budaya moyang kita yang masih relevan hingga
kini: Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu gamang jua. Ini berlaku
pula bagi Huntington. Huntington, sang Tupai ini akhirnya gamang juga, oleh
berita yang dikutip di atas itu. Apabila kita sedikit jeli, berita tersebut
mengungkapkan bahwa teori tentang ancaman fundamentalisme Islam yang
membahayakan demokrasi barat, tidak membumi. Teori tersebut ditolak oleh
realitas dari dunia empiris. Selama ini saya menyangka bahwa sistem
pemerintahan negara yang berbentuk republik hanya dua jenis: Kabinet
persidensial dan kabinet parlementer. Itulah demokrasi barat. Lalu bagaimana
dengan sistem pemerintahan Republik Islam Iran? Cobalah baca penggalan
berita: Sedemikian jauh tidak segera ada indikasi dari kalangan konservatif
(dalam majelis) apakah mereka akan menerima seluruh menteri yang diusulkan
oleh Rafsanjani tersebut.

Rafsanjani mengusulkan menteri ke majelis. Apa artinya itu? Proses
pembentukan pemerintahan dilakukan presiden bersama-sama dengan majelis.
Terus terang belum pernah saya dengar sebelumnya proses pembentukan
pemerintahan seperti itu dalam ilmu tatanegara. Demikian pula melalalui
berita itu dapat kia lihat bagaimana Syari'at Islam "wa amruhum syura
baynahum", dan urusan mereka dimusyawarakan di antara mereka, dijabarkan ke
dalam Ilmu Fiqh dalam ruang lingkup ketatanegaraan oleh ummat Islam yang
Syi'ah. Sebelum membaca berita itu saya belum tahu tentang penjabaran
Syari'at ke dalam Fiqh di kalangan Syi'ah itu, karena saya bukan Syi'ah,
namun saya sangat berterima kasih kepada Syi'ah oleh karena ilmu saya
bertambah (terlepas dari perbedaan theologi antara Ahlu sSunnah dengan
Syi'ah).

Semestinya pers kita merengguk keluar menjadi milik kita istilah
fundamentalis Islam dari tata-komunikasi barat dengan memberikannya konotasi
yang positif. Sebab bukankah fundamentalis berarti Ahlu sSunnah?
Fundamentalis Islam adalah ahlu sunnah, bukan teokrasi dan bukan pula
diktator, terlebih-lebih lagi bukan terroris. Huntington perlu belajar dari
fundamentalis Islam tentang proses yang sangat demokratis dalam pembentukan
kabinet.  Bagaimana tuan Huntington dan para pengagumnya yang ada di
kampus-kampus Perguruan Tinggi di Indonesia? WaLlahu a'lamu bishsshawab.

*** Makassar, 22 Agustus 1993
    [H.Muh.Nur Abdurrahman]

MQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQ




----- Original Message -----
From: "Flora Pamungkas" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Thursday, June 08, 2006 11:50 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Pro dan kontra APP dan isu Arabisasi


Seandainya kata larangan PORNOGRAFI itu ditambah, yaitu DITAMBAH  dengan
kata KORUPSI, saya akan sangat mendukung.
Saya lebih suka dikatakan fundies daripada jadi orang munafik, mengaku Islam
tapi suka mengkritisi ajaran Islam sendiri, menganggapnya sebagai pembodohan
dsb.  Saya bangga berpegang pada the fundamentals of Islam yaitu Al Qur'an
dan hadist shahih.  Apa yang ada di Al Qur'an dan hadist itulah yang saya
adopsi full heartedly.  Seluruhnya .. bukan sebagian2.  Yang tidak sesuai dg
ajaran Islam, itu bukan untuk saya, karena saya sudah "kenyang" dengan itu.
Sama halnya, misalnya, seorang dokter, dia harus mengikuti the fundementals
of medical science, jadilah dia seorang fundamentalist doctor/physician.
And I am a fundamentalist moslem.

Salam,
Flora




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Protect your PC from spy ware with award winning anti spy technology. It's free.
http://us.click.yahoo.com/97bhrC/LGxNAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Galang Dana Untuk Korban Gempa Yogya melalui Wanita-Muslimah dan Planet Muslim. 
Silakan kirim ke rekening Bank Central Asia KCP DEPOK No. 421-236-5541 atas 
nama RETNO WULANDARI. 

Mari berlomba-lomba dalam kebajikan, seberapapun yang kita bisa.

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke